Semua orang sibuk sama tugasnya masing-masing. Ada yang bakar-bakar, ada yang cuma diem doang, ada juga yang cuma makan pas mateng aja.
"Eh kok bisa sih?!" Yuuka memekik tidak percaya saat Memi cerita kalo dia sama sekali enggak tau sekampus sama Techi sampe kemudian ketemu pas ospek.
"Takdir kali." Celetuk Memi.
"Kalian juga ketemu pas ospek kan waktu sma?"
"Iya, kan ketua osisnya masih lo kak. Yang nemenin Techi nulis hukuman dari kak Akanen juga kak Yuuka kan?"
Yuuka ngangguk semangat. "Ih udah kaya sinetron ya ketemu lagi pas udah kepisah."
"Hehe iya..."
Mereka berdua lanjut ngobrol sampe kemudian Yuuka ngerasain Akanen meluk dari belakang. "Ngobrolin apaan? Kayanya seru banget?"
"Pengen tau aja hih." Yuuka menggerakkan sebelah bahunya agar Akanen mau melepas pelukan yang dirasanya semakin erat.
"Liat deh, kayanya pas belanja tadi ada sesuatu yang bikin mereka deket lagi." Ucap Akanen, dirinya sekarang ikut duduk di dekat Yuuka.
Memi ikut memandang kearah dimana yang kiranya Akanen sebutkan, terlihat sekali perbedaan memang. Techi dan Neru sekarang sedang ngobrol, sesekali bercanda dengan tugasnya membakar jagung.
Helaan nafasnya yang panjang membuat Yuuka menoleh ke arah Memi. Lalu seakan tersadarkan akan sesuatu. "Udah deh jangan ngobrolin mereka, biarin aja." Sengaja dia juga menyikut Akanen disampingnya mencoba memberi kode
Akanen sejenak tidak mengerti kode yang Yuuka berikan, tapi kemudian sadar setelah melihat pandangan Memi yang terkesan kosong ke depan.
"Mi..."
Kage datang dengan sepiring daging bakar yang sudah matang, lalu menyerahkannya. "Giliran lo anjing diem-diem bae. Abis ini abis lo tuh yang geber-geber."
"Lah tadi siapa yang nyuruh duduk?"
"Bacot anjing nih bau asep, mana rambut gue masihan basah sampe kering gini. Bau daging dah."
Memi ketawa. "Yaudah sih terima aja."
Yuuka memperhatikan dengan seksama, ada hal yang membuatnya tergelitik untuk bertanya tapi kedua orang yang bickering itu malah melenggang pergi.
"Yang.."
"Hm?"
"Mereka deket ya?"
"Siapa?"
"Kage sama Memi?"
Akanen noleh kearah yang Yuuka maksud, keduanya keliatan masih bickering di depan pembakaran sampe-sampe Manaka kesel dan ngejitak keduanya gara-gara banyak bacot. "Dari dulu kok, dibandingin sama Techi sih keduanya kaya lebih deket satu sama lain. Kenapa?"
"Gak sih... gue ngerasa gimana ya..."
"Yang satu patah hati yang satu mencoba ngehibur kan?" Tebak Akanen.
Yuuka ngangguk pelan.
"Sebenernya gue disini pengen jadi netral, tapi gimana ya." Akanen mulai mengeluh. "Sejak awal Techi ikut karena emang Memi duluan ikut."
"Terus Neru?"
"Nah itu. Masalahnya ada di Risa sama Manaka."
"maksudnya?"
"Risa awalnya cuma mau ceng-cengin doang, tapi kesininya malah ya tau lah..."
Yuuka kini memperhatikan Neru sama Techi yang keliatan akrab banget. "Yang, dulu bukannya mereka putus karena ada hubungannya sama Memi yang pergi kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Yang terlewatkan
Fanfiction2 tahun selepas Memi pindah, Techi kembali di pertemukan sama temen lamanya itu. Ada banyak hal yang Techi ceritain dan di bagi ke Memi, termasuk rasa patah hati.