Selanjutnya sampai pulang sekolah tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka masing2 palingan hanya Sherin yang berujar good bye, sedikit lawakan garing dari Mahardika dan Willy yang selalu mengingatkan untuk hati2.
Malam harinya di rumah Sherin hanya menatap langit yang kosong, bingung apa yang harus ia kerjakan dan persoalan rasanya ke Yordie dia masih belum bisa mendeskripsikannya terlalu sulit untuk di bagaimanakanpun, bunyi ponselnya membuyarkan seluruh lamunan Sherin, sebuah pesan singkat dari Yordie
Yordie: rin!
Sherin: apa?
Yordie: maafin gue
Sherin: ngapain minta maaf? lo gak ada salah ke gue! Gue mah orangnya selow yor.Di detik selanjutnya hp Sherin berdering lagi, mengisyaratkan bahwa ada seseorang yang menelfon, Yordie namanya, Sherin menjawab telfon tersebut.
"Kenapa lo gak marah?" Sambar Yordie di ujung sana
"Gak suka marah! Bukan perbuatan nabi!" Gurau Sherin, karna dia tau, dia paham Yordie yang sekarang sedang kacau dan kalut, jadi Sherin berniat untuk menghiburnya.
"Terus kenapa lo natap gue tadi seolah2 kecewa berat rin?" Tanya Yordie.
"Yang mana?"
"Di kelas! Pas lo mau nyusul Nadira!"
"Oh itu! Gak, biar keliatan keren aja!" Ujar Sherin santai sambil cengenges jijay.
"Terus, apa alasan lo untuk gak marah?"Tanya Yordie lagi.
"Kasihan aja, lihat lo yang lagi banyak masalah, gak mungkin kan gue malah ikutan marah ke elo, gak ssrekk gitu yor, itu gak keren, persahabatan bukan se main2 itu" jawab Sherin mulai ikut serius.
"Ciee pinter!" Ujar Yordie diiringi sedikit tawa, ya hanya sedikit, tampak mustahil untuk membolak balikkan dunia Sherin saat itu, tapi dengan nyata itu terjadi, Yordie sedikit2 telah berhasil menggoncang jantung Sherin
"Dari lahir!! kata nyokap, dia sering maling berasnya profesor!" Sherin selalu bisa mewarnai apa saja, Yordie nyaman dengannya.
"Wiiddiihh parah!!! kayanya bakat nyokap nurun tu rin?" Yordie ikut berasumsi, mungkin hanya Yordie yang sanggup melayani imajinasi2 gila milik Sherin.
"Turun ke mana? Ke jamban?"
"Hahahh, eh gue sampe lupa?" Yordie tersadar akan sesuatu, tujuan awalnya menelfon nenek lampir ini.
"Apaan? Tiket konser EXO ya?" Jawab Sherin mengkhayal.
"ngarep!! Gimana caranya gue bisa baikan sama mereka?" Tanya Yordie mulai serius lagi.
"Mana gue tau? Gini ya yor, gue sadar kalau gue ini peri cantik yang baik hati, tapi gue gak sehebat itu, lo yang kenal mereka lebih lama!! Dari SD kan?" Jawab Sherin tanpa solusi.
"Kalau Nadira baru SMP!" Bantah si Yordie.
"ya elah kan lama juga cong" Sherin melakukan pembelaan lahir batin dengan semangat kemerdekaan yang menggebu2.
"Cong? Apaan?"
" POCONGG!!HHAHHHAA" jawab Sherin seenaknya, yang membuat Yordie sakit hati hanya satu, ketawanya yang berlebihan dan memekakkan telinga makhluk mana pun, termasuk barang baru atau limited edition.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yordie
General FictionDengan melihat ke dalam cerita ini, kalian akan mengerti betapa sakitnya yordie, kalian akan mengenal sherin beserta ketegaran hatinya, kalian akan paham akan mahardika, dan mudrika yang sangat setia, mungkin rasa penasaran Nadira yang sangat tinggi...