Yordie di bawa ke kamar tamu, Mahendra meminta Sekar adiknya dan Mudrika untuk mengobati luka Yordie dan Willy, sedangkan Sherin dan Mahendra berusaha menjelaskan semua nya ke Nadira yang berada di teras.
"Udah selesai tonjok2annya?" Tanya Nadira saat melihat Sherin dan Mahendra datang menghampirinya.
Mahendra menghela lalu duduk di tangga teras.
"Kalian mau bilang kalau Yordie cuman lagi emosi lagi?" Tanya Nadira
"Semua ada alasannya nad!!" Sherin duduk di samping Nadira.
"Dan~ kenapa lagi? Gue bakal dengerin!!" Nadira tampak pasrah, sebenarnya dia malas kalau harus terus menerus membahas Yordie yang nantinya hanya akan membuatnya menangis atau luka lagi.
"Gue tau lo capek nad, dan setelah ini gue janji gak bakal maksa lo buat ngertiin Yordie lagi, maafin Yordie lagi, dan gue juga gak bakal promosiin kebaikan2nya Yordie lagi!!" Sherin menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya berjanji.
Nadira menarik napas menatap Sherin lelah lalu mengangguk ringan, ia percaya.
"Gue nyamperin Nindy setelah operasi itu~" Sherin mulai menjelaskan, sesekali ia tampak ragu untuk melanjutkan, tetapi karna Sherin rasa Nadira perlu tau kebenarannya, dan gak ada yang boleh di tutup2i lagi.
"Sekali lagi, maaf nad!!" Ujar Sherin mengakhiri ceritanya dengan perasaan bersalah.
Nadira menarik nafas dalam "gue yang salah rin!! Gak seharusnya lo yang minta maaf, semua ini resiko!! Ini balasan!!" Nadira sangat2 menghargai kejujuran Sherin di hari itu, jadi dia berniat berkata jujur juga ke Sherin.
"Balasan?" Ulang Mahendra.
Nadira mengangguk "dulu gue mau lo cerita ke gue tentang perasaan lo ke Yordie, gue mau kita beneran temenan!! ~mungkin waktu itu lo belum siap aja, makanya lo milih diam kan? Dan rupanya gue malah gak sabaran, gue beneran mau Yordie itu ngelupain Nindy dan berpaling ke elo!!! Tapi sayangnya gue gak tau perasaan lo ke Yordie gimana, lagi2 gue takut Yordie tersakiti!! Akhirnya dengan sifat gue yang masih ke kanak2an banget, gue bilang kalau gue suka Yordie ke elo!! Karna ya~ gue cuman mau lihat ekspresi lo, kecewa, sedih, atau malah senang!!" Nadira berhenti sebentar karna melihat ekspresi kaget dari teman2nya.
"Asstagaa!!" Mahendra mengguman.
"Gak apa2 nad!! Lanjut aja!!" Sherin menepuk pelan bahu Nadira, memang butuh mental yang kuat untuk sekedar berbicara jujur saja.
"Gue tau, ada sorot kecewa di wajah lo waktu itu, satu detik gue senang, karna gue tau lo suka Yordie, dan itu akan memudahkan jalan gue untuk bikin dia move on, tapi di detik selanjutnya gue malah frustasi, karna lo benar2 nyomblangin gue sama Yordie!! Hari2 gue setelahnya emang gak nyaman banget, gue canggung ke Yordie, gue canggung ke lo!! Gue canggung ke semuanya!! Apalagi waktu Yordie nembak gue, dan ternyata di radio juga ada lo? Gue ngerti gimana sakitnya, tapi~ di detik itu juga gue sadar kalau gue suka Yordie, dan gue gak sama kaya Nindy yang cuman ngeabaikan Yordie, gue gak boleh ngecewain dia!! Jadi gue tau kalau hubungan gue sama Yordie itu, dari dasarnya aja udah gak enak!! Rasa bersalah itu ada~ bahkan gue hampir gila tapi~maaf rin!! Maaf banget rin!!" Nadira sudah tidak sanggup lagi, air matanya tumpah seketika.
Sherin bergerak memeluk sahabatnya itu, ia mengelus punggung Nadira.
"Gak papa gue santai kok!! Anak labil emang gitu!!!" Ujar Sherin.
"Bukan itu~ setelah semua perbuatan kejam gue akhirnya gue di balas kan? Buktinya Yordie gak sayang ke gue!! Gue mainan!!" Nadira berusaha tenang, ia melepas pelukannya.
"Jangan beranggapan gitu nad!!" Bantah Mahendra.
"Ini kenyataan Mahendra!! Lo mau nyangkal sama apa lagi??"
"Yordie cuman sedikit kecewa, kenapa kita gak jujur dari awal aja kalau yang donorin ginjal itu Nindy? Dan sekarang karna Yordie, Nindy malah sakit2an seperti ini, sedikit banyaknya Yordie pasti merasa bersalah!!" Jelas Mahendra.
"Apalagi Yordie tau kalau mereka saudaraan kan? Pasti Yordie lagi sedih banget sekarang!! Makanya dia sampe mau di tonjok segala tadi!!" Nadira masih belum bisa sama sekali ber positive thingking seperti Mahendra.
"Gak gitu nad~" Mahendra ingin membantah.
"Udah hen!! Bilangin ke Yordie kalau dia udah siap, baru temuin gue, gue capek!! Mau istirahat!!" Sela Nadira.
Mahendra menghela berat memijit pelipisnya, kenapa sangat berbelit2??? Rasanya kepala Mahendra ingin pecah sekarang.
"Oke gue antarin!!" Ujar Mahendra bangkit.
Sherin malah tersenyum2 menggoda Mahendra, dia sudah sedikit lebih berani sekarang.
"Gak usah hen!! Gue bawa motor!! Balik dulu ya!! Jangan lupa bilang ke Yordie!!" Nadira berlalu bersama motor scoopienya.
"Keren!! Gini dong!! Walaupun di tolak yang penting usaha!!" Sherin memberikan 2 jempolnya ke Mahendra.
Mahendra berdecak malas melayani Sherin lalu bergerak masuk ke rumah.
🐚
"Ke Yordie sana!!" Usir Mudrika, dan Inne saat Sherin memasuki kamar di mana Willy di obati.
Sherin tampak heran " si Mahendra mana?" Tanya Sherin.
"Tadi sih katanya mau masak!! Di dapur mungkin!!" Mudrika mengingat2.
Sherin mengangguk2.
"Sana ke kamar Yordie!! Sekar sendirian di sana!! Pasti dia canggung banget sumpah!!" Inne makin semangat mengusir.
"Anjay juga lo!!" Sherin sebal lalu meninggalkan kamar Willy.
"Hey Sekar!!" Sapa Sherin ke adik Mahendra yang sedang mengobati luka Yordie.
Sekar menoleh "ah kak Sherin!! Untuk banget kakak ke sini!!" Sekar meletakkan kapas dan alkoholnya.
"Kenapa emang?" Sherin duduk di kursi meja belajar.
"Tolong obatin deh kak!! Aku gak bisa!! Takut!!" Jujur Sekar.
"Kenapa takut?" Tanya Sherin heran.
"Ke gantengan soalnya!!" Sekar nyengir.
Sherin ber oh lalu menggantikan posisi Sekar.
"Berarti kita kebalik dong ya? Sekar ngefans sama sahabat kakak, kakak ngefans sama sahabat Sekar!!" Ucap Sherin.
"Owh!! Aku pernah denger sih kalau kakak ngefansin June!!" Ya, Sekar sahabatnya June.
"Buming emang! Maklum deh seleb!!" Sherin menyongongkan diri.
"June yang seleb kak?"
"Gue lah!! Otak lo ngapa deh kar??" Sherin ganti kepribadian.
"Astaga kak!!" Sekar menepuk keningnya "June sih, gak suka terkenal katanya kak!! Makanya dia gak di ekskul basket!! Padahal dia jago basket!! Sayang emang!!" Sekar sedikit curhat.
"Entar deh, gue ceramahin, biar dia lebih percaya diri, dan nekunin bakatnya!!" Sherin berbicara asal.
"Emang kakak ada nomornya June??" Pertanyaan Sekar itu lho!!! Menohok.
"Ketemu aja gereget gue, apalagi mau minta nomor, mungkin Sherin bakal tinggal nama!!!"
Hahaha, Sherin kadang memang se gak waras ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yordie
General FictionDengan melihat ke dalam cerita ini, kalian akan mengerti betapa sakitnya yordie, kalian akan mengenal sherin beserta ketegaran hatinya, kalian akan paham akan mahardika, dan mudrika yang sangat setia, mungkin rasa penasaran Nadira yang sangat tinggi...