"Jadi ngerayain ultah mud?" Tanya Inne saat mereka sedang berkumpul di cafe biasa."Jadii!!" Ujar Mudrika semangat.
"barang2nya udah beli ?" Tanya Yordie.
"Semuanya udah beres, nyokap yang nanganin!!" Jawab Mudrika.
"Yahh padahal mau bantu!" Keluh Sherin.
"Alah bilang aja lo mau makanan gratis!" Balas Yordie.
"Setan emang suka sotoy ya nad!" Ujar Sherin sambil menghadap Nadira, Nadira hanya tertawa pelan, dia masih canggung teman.
"Pletakk!!" Yordie langsung mendaratkan tangannya di kepala Sherin.
Sherin mengaduh pelan memegangi kepalanya "setan emang gak punya hati nad!" Tambahnya lagi.
"Iya!!! Kan yang berhati malaikat cuman Sherin!!" Ujar Yordie kezel.
Sherin hanya tertawa pelan
"Pestanya nanti malam kan mud?" Tanya Willy mengabaikan Sherin dan Yordie yang lagi perang.
"Iya!!! Jangan lupa datang ya!!!" Mudrika masih semangat.
"Undangan?" Tanya Mahendra.
"Buat kalian gak ada undangan!!!" Balas Mudrika menyeruput jus nanasnya.
"Gue bantu bagiin!" Tambah Mahendra lagi.
"Ohh!" Mudrika membongkar tasnya, mengambil puluhan undangan "disitu udah ada nama sama alamatnya hen!" Tambah Mudrika lagi, Mahendra mengangguk pelan sambil meraih undangan tersebut.
"Pestanya jadi di pantai kan mud?" Inne teringat konsep santai yang dia usulkan dari jauh hari lalu.
"Kemungkinan enggak ne! Semuanya nyokap yang ngurus! Young lex juga gak jadi dateng! Undangan buat temen gue aja cuman di kasih 20 orang!!" Sekarang wajah Mudrika berubah muram.
"Sebenarnya ini ultah lo apa nyokap sih?" Mahardhika terlihat bingung, dan inilah Mudrika, yang selalu di kekang, hidupnya penuh dengan peraturan ke2 orang tuanya.
Mudrika mengangkat bahunya pasrah.
"Gak papa! Baru yang ke 16! Entar kalau pas sweet seventen lo masih di giniin, kita bakal tawuran besar2an!" Ujar Willy berusaha menghibur Mudrika.
Perempuan itu tersenyum hangat.
"Pake baju apa ya?" Sherin. Seolah berfikir bertanya kepada dirinya sendiri.
"Pake gaun rin! Biar keren!!" Usul Mudrika.
"Gak punya!" Balas Sherin lagi.
"Tuh kan? Cewek jadi2an dia!!" Yordie selalu sewot.
"Seriusan?" Mudrika tampak kaget.
"Perasaan lo gak susah2 banget rin!!" Inne ikut terheran2
Sherin memasang wajah kezel tingkat dewa andalannya.
"Ya udah ikut gue sama Inne aja ntar!! Kita juga mau nyari gaun!!" Nadira memberi solusi.
"Oh OK!!" Sherin mengacungkan jempolnya sambil tersenyum lebar.
"Urusan perempuan mah, kaum lelaki bisa apa?" Tambah Mahardhika.
Setelah itu mereka berpisah, karna Mahendra akan membagikan undangan, kaum wanita yang akan mencari gaun, dan kaum pria mencari kado.
Jam 5 sore Inne udah stay di rumah Nadira, karna di antara mereka ber4 hanya Nadira dan Mudrika yang paling trendi, yang lain mah lebih suka pake baju kaos sama jeans, karna Sherin belum tiba jadi Inne lah yang duluan di make up in Nadira, sekali2 Inne protes merasa dandanannya terlalu tebal, Nadira dengan sabar mengajari Inne apabila wanita itu ingin mencobanya sendiri terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yordie
General FictionDengan melihat ke dalam cerita ini, kalian akan mengerti betapa sakitnya yordie, kalian akan mengenal sherin beserta ketegaran hatinya, kalian akan paham akan mahardika, dan mudrika yang sangat setia, mungkin rasa penasaran Nadira yang sangat tinggi...