11

22 11 1
                                    

   

    "Waahh keliatan nyaman rin! rumah lo" puji Mudrika saat melangkahkan kakinya memasuki bangunan yang lebih dominan terbuat dari kayu itu, terlihat juga taman asri di bagian belakangnya, barang2nya pun kebanyakan masih barang2 tahun 90an. Kayak rumah kuno deh kira2.

   "Biasa aja!! Tinggal cuman ber 3 lo pikir enak?" Balas Sherin sambil menghidupkan televisi, ya siapa tau teman2nya mau nonton.

   "Gak sesuai ekspetasi gue nih!!!" Ujar Yordie sambil duduk di sofa depan TV.

  "Iya !! Nyokap lo punya toko yang cabangnya dimana2 kan?" Ujar Nadira sambil melepas sepatunya, ikut masuk ke rumah Sherin.

   "Kayak gak tau aja! Nyokap gue kan hemat cermat dan bersahaja!!" Sherin beranjak ke dapur, ngambil cemilan buat kebo yang gak pernah kenyang. Maksudnya teman2nya.

   Yang lain memilih tidak menanggapi dan melihat2 beberapa foto yang terpajang.

   "Mau minum dulu, atau langsung gue ambilin karung bunganya??" Tanya Sherin meletakkan kue di meja depan TV.

   "Minum dulu lah!!! Berasa di gurun nih!!" Ujar Mahardhika sambil mengibas2kan kerah seragamnya. Aksinya tersebut langsung di lempari kacang oleh Yordie dan Willy, otaknya Mahardhika emang kebangetan.

  Sherin yang sudah mendapat kode keras pun langsung ke dapur dibantu oleh Inne, Nadira, dan  Mudrika bikin minum buat si temsek.

   "Taddaa!!" Ujar Inne sambil menaruh nampan berisi teh es di meja. Langsung berkilauan deh muka mereka.

   "Thanks ya!!" Ujar Willy sambil mengambil minuman dari tangan Inne dan mengopernya ke yang lain.

   "Iya!! Yang buat minumannya kan cuman Inne doang!" Sindir Sherin sambil menukar Chanel TV, Sherin sok kesel Sodara.

   "Ada kecemburuan sosial bunggg!!" Ujar Yordie yang memakan kacang dengan cara di lempar terlebih dahulu, siapa tahu pas di lempar, Vitamin2 di udara jadi ikutan nempel di kacangnya.

   "Iya thanks Sherin, Nadira, Mudrika!!!" Ujar Willy lagi sebelum meminum minumannya.

  "Kayaknya Inne udah mulai punya saingan!!" Gurau Nadira sambil ikut mengisi perutnya.

   "Hahah gak lah!! Kita temenan kan ne!!" Ujar Sherin sambil mengacungkan tangannya bertos ria bersama Inne.

   "Iyalah!! Lagian siapa juga yang mau sama dia nih?? Tipe2 sampah masyarakat!!" Inne berujar kejam sambil menunjuk ke arah Willy, yang di tunjuk cuman bisa ketawa ringan sambil nontonin iklan di TV, mungkin perempuan di TV lebih cantik dari pada Inne.

   "Gila pelecehan banget mas!!!" Mahardhika berujar kaget.

   "Ehh mana bunganya? Kepo gue!!" Tambah Yordie sambil meletakkan kaki kanan di atas kaki kirinya, berlagak sok keren, kayak juragan jengkollah kira2.

  "Biasa aja kali!! Sabar gue ambil dulu!" Sherin beranjak pergi memasuki kamarnya beberapa saat kemudian dia keluar dengan menjenjeng karung yang baru terisi setengahnya.

   "Nihh buat kalian yang gak pernah percaya dengan kejujuran dan kelembutan hati seorang Sherin Delvita Maurer!!" Ujar Sherin meletakkan karung tersebut di hadapan teman2nya.

   Refleks mereka langsung memerhatikan karung tersebut.

   "Busett!! Beneran di taruh di karung!!" Mahardhika berujar kaget sambil membulatkan matanya.

  "Ya terus gimana?? Cuman bunga dari orang yang gak jelas juga!! Kalau seandainya yang ngirim bunga ini Sehun, mungkin bakal gue buatin ruangan khusus!!" Ujar Sherin merasa frustasi karna terus di salahkan oleh kenyataan.

YordieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang