35

10 3 0
                                    

    

   "Waahh!!" Ujar Mahardhika takjub saat melihat ternyata Yordie benar2 menggendong Nindy ke UKS.

    Mereka hanya berdiri diam di depan pintu

   Yordie berbalik menghadap teman2nya.

   seolah kembali mendapatkan kesadaran Yordie menjambak rambutnya.

   "Lo kayak punya dunia sendiri yor!!" Mahendra menghela berat.

   Yordie sedikit berlari ke luar ruangan

   "Mau kemana?" Cegah Willy.

  "Nadira~!" Gumam Yordie

  "Gue yakin dia udah pulang!! Lo benar2 ngecewain dia man!!" Lanjut Willy lagi.

    Yordie berdecak, lalu kembali berlari menyusul Nadira, Yordie berpikiran bahwa Nadira benar2 sudh sampai di rumahnya

    Laki2 itu mengumpat kesal saat Vespanya tidak bisa di ajak melaju dengan cepat, belum lagi jalanan yang luar biasa padatnya.

    Maafin aku nad!!!

    Sedari tadi Yordie selalu di penuhi oleh rasa bersalah, dia sangat jahat, dia tau itu.

   Sesampainya di rumah Nadira Yordie semakin frustasi ketika mendapati rumah perempuan itu kosong melompong.

    Yordie tidak henti2nya mencoba untuk menghubungi Nadira, dan menunggu sambil terus mengucap rasa sesal.

    1 jam menunggu akhirnya Nadira sampai di rumahnya dngan berjalan kaki, mungkin Nadira menaiki angkutan umum tadinya.

   "Nad! Aku mintak maaf!!" Ujar Yordie langsung menghampiri Nadira yang masih berada di gerbang

    Nadira menatap Yordie sekilas, dan memilih untuk tidak mempedulikan laki2 itu.

   "Aku gak sengaja liat dia sakit, jadi~ karna dia lagi di ruang Osis aku ngerasa bahwa dia tanggung jawab aku!!" Yordie menghadang di pintu masuk

    Nadira mendengus kesal

   "Dia siapa?" Tanya Nadira dingin

   "Nindy maksudku!!" Yordie menjawab lemah.

   "Ucapin dengan lantang dong!!! Dia cewek yang kamu sayang kan!!" Sengit Nadira

   "Aku udah lupain dia!! Dan aku harap kamu juga lupain itu!!"

   "Hhehh berapa persen? Berapa persen kamu lupain dia?" Tanya Nadira "2%???"

    Yordie diam.

   "Banci!!!" Nadira tertawa miris.

   "Minggir!! Gue capek sama lo!!" Nadira berujar dingin.

   Yordie bergeser pelan dan membiarkan Nadira masuk.

   kata2 Nadira tepat mengenai hatinya. Dia merasa benar2 menjadi pecundang sekarang. Pikiran Yordie benar2 buntu, ia tidak tau lagi harus berbuat apa.

   "Nad~!!" Gumam Yordie sebelum Nadira menutup rapat pintunya.

    Yordie duduk di bangku teras, perasaan sesal selalu menghantuinya, dia harus bagaimana? Yordie benar2 tidak ingin mengecewakan Nadira, Yordie selalu mengharapkan kebahagian untuk Nadira, tapi kenapa ia seperti ini??

   Kenapa ia tidak memikirkan ini sebelum menggendong Nindy dan menjadi pusat perhatian siang tadi di sekolah? Kenapa pikiran Yordie seolah2 hanya di isi oleh Nindy saat Yordie bersamanya?

YordieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang