40

14 6 0
                                    

   

    Yordie sedang mencat2 merutuki bunyi alaramnya yang sangat menganggu, ia bergerak menutup seluruh badannya dengan selimut, lalu membukanya lagi, dan duduk dengan kesal

  "Nyesel 7 turunan gue pake acara nyetel alaram segala!! Jadi susah tidur lagi!!" Yordie mengacak rambutnya frustasi, dia merangkak menuruni tempat tidur saking ngantuknya, lalu guling2 ke kamar mandi, hahha lebay.

    Setelah menyuci muka dan  sholat subuh Yordie menyambar ponselnya yang berada di nakas lalu berjalan menuju dapur memanggang roti, sambil terus memeriksa ponselnya.

    Yordie hampir terperanjat, Mahardhika mengiriminya pesan, alhamdulillah dia nyampai USA gak amnesia alias sok2 lupa sama asal.

Mahardhika:  yor!! Lo harus tau siapa pendonor itu, dan apa hubungan lo sama dia, lo gak mungkin makai organ orang yang gak lo kenal, minimal lo harus berterimakasih.

    Yordie tampak berfikir, si curut ini benar, Yordie rasa dia justru harus akrab dengan si pendonor itu.

Yordie:   cara nyari dia? Gue lagi bego nih!! Gak tau apa2.

    Sedikit pencerahan, Sherin memberi tahu Mahardhika tentang Nindy sebenarnya adalah saudara tiri Yordie, menurut Sherin Mahardhika harus tau karna mereka akan berjauhan, jadi Mahardhika harus di beri tahu soal rahasia besar tersebut.

     Sherin juga memberi tahu bahwa sebenarnya Nindy juga memiliki rasa yang sama seperti Yordie, bagaimana susah payahnya perempuan itu menutupi kepedihan, caranya membunuh rasa yang ada pada Yordie, masa2 melupakan Yordie, dan ia yang selalu berada di belakang Yordie,  entah itu mendorong, atau melindungi..

    Dan bagaimana Nindy terbaring sakit sekarang, karna tubuhnya yang lemah tidak mampu untuk hidup dengan 1 ginjal saja, akan susah bagi Nindy untuk kedepannya.

    Setelah mendengar itu semua Mahardhika berfikir bahwa Yordie harus tau ini, dia harus tau kebenarannya, bukan maksud Mahardhika ingin membuat Yordie kembali mengingat Nindy, tapi pengorbanan Nindy untuk Yordie sangat besar, ini bukan main2, Nadira juga  harus bisa lapang dada menerima semua ini.

Mahardhika:  datangi bokap lo secara baik2!! Tanya ke dia 4 mata!! kali ini gue serius banget!!

    Yordie sedikit terkekeh membayangkan wajah serius Mahardhika.

Yordie:  terus ngomongnya gimana kang?
Mahardhika:  mikir dong!! Gue gak bisa nelfon lo karna gue lagi di rumah sakit, gue minta lo benar2 ngelakuin apa yang gue minta ini, karna gue gak mau lo nyesel, semuanya harus jelas, dan jangan lupa, setelah ini gue yakin lo bakal kalut, tapi jangan sampai itu terjadi, jangan bikin Nadira kecewa.

    Yordie mengetuk2 meja mini barnya, mencerna isi pesan dari Mahardhika, memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya, kalau ia tidak melakukan ini ia akan menyesal, dan jangan sampai menyakiti Nadira? Aagh apa itu? Yordie bangkit menyambar kunci mobilnya, melaju ke Mansion ayahnya.

   Sesampainya dia di sana Yordie memarkirkan mobil di basement lalu naik lift ke lantai 4 di mana letak ruangan ayahnya.

   "Gue Yordie!! Anak pertama!!" Ujar Yordie ke salah satu staff ayahnya.

   Orang itu mengangguk

   "Maaf saya orang baru!! Silahkan masuk!!" Ujarnya menunduk sopan sambil membukakan pintu.

    "Ayahh!!" Bisik Yordie mengintip di balik pintu.

   "Masuk saja!! Bisa2 kamu di kira pencuri kalau seperti itu!!" Ujar Reyno sambil menutup laptopnya menyadari kehadiran anaknya.

YordieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang