Yordie memang merasa kesal, merasa ingin marah, tapi ketika dia mengetahui orang itu Nindy, untuk diam dan mengacuhkannya saja Yordie berat, apalagi untuk meninggalkannya sendiri di kedai itu, dengan siapa Nindy akan pulang?? Apa dia membawa mobil?? Kalau tidak dia akan kehujanan, atau apakah dia akan menunggu hujan reda hingga larut malam??
Karna beribu kegundahan di dalam hatinya itulah Yordie menguatkan hatinya untuk melihat ke belakang, ke arah Nindy
Hati Yordie sedikit terhenyuh, ada rasa sakit ketika yang di dapatinya adalah Nindy yang berusaha menghapus air matanya yang sudah berdesakan untuk keluar, dia terlihat berusaha kuat, dan dia sendiri.
Sherin hanya bisa diam, dia melihat ke arah yang sama, memandangi bagaimana seorang Nindy yang di kenal kejam se dunia menangis, terisak, dan tidak ada yang akan menguatkannya
Yordie melajukan Vespanya lagi di tengah hujan rinai, Sherin yang merasa laju motor semakin cepat berusaha memahami suasana hati Yordie sekarang, tapi dia tetap tidak mengerti, jadi Yordie masih menyayangi Nindy??
Karna laju motor sangat cepat Sherin menupuk bahu Yordie, tapi karna sedikit takut ia hanya menepuknya pelan
"Kencang banget yor!! Lo bukan Marquest!!" Ujar Sherin bergetar berusaha mencairkan suasana walau terlihat tak berhasil
"Pegangan!!" Ujar Yordie menghela berat
Sherin memilih mencengkram erat bahu Yordie
10 menit kemudian Yordie mendaratkan Vespanya di rumah Sherin
"Thanks!!" Ujar Sherin turun dari Motor dan segera masuk
"Rin!!" Panggil Yordie sambil setengah berlari menghampiri Sherin
Sherin membalikkan tubuhnya menunggu Yordie menghampirinya dengan tampang malas dan tidak ikhlas
Sedetik kemudian Sherin tersentak karna tiba2 Yordie memeluknya erat, Laki2 itu meletakkan kepalanya di bahu Sherin, seolah2 dia sangat lelah, dan Sherinlah penopangnya
Sherin berusaha membalas pelukan Yordie dan ia merasakan punggung Yordie yang sedikit bergetar, Laki2 itu menahan tangisnya
"Nindy- gue jahat rin?? Apa Nindy selama ini terluka?? Kenapa gue bisa gak sadar??" Ujar Yordie sedikit tersendat, suaranya serak
Sherin yang bingung harus berbuat apa malah mengeratkan pelukan mereka, berusaha memberi Yordie tenaga
Tiba2 Yordie melepas pelukannya
Sherin tertawa jahil melihat bekas air mata di wajah Yordie
"Apa lo??" Ujar Yordie mendorong wajah Sherin dengan ke 5 jari panjangnya
"Udah gak usah di peduliin si Nindy itu!!"
"Susah!! Apalagi, tadi- tadi dia nangis rin!!"
"Menurut lo dia kenapa??" Sambung Yordie lagi
"Dia mungkin telat untuk sadar kalau dia sayang lo, tapi menurut gue gak usah lo layani, supaya ini bisa jadi pelajaran buat dia!!!"
Yordie terdiam, mancerna kata2 Sherin
"Sudahlah sana pulang!! Gue juga mau tidur!!capek!!" Usir Sherin membalikkan badan Yordie dan mendorongnya pelan untuk menjauh.
"Jangan lupa mandi!!!" Ujar Yordie kembali membalikkan badannya dan menunjuk Sherin
"Iya!!!!"bye bye!!!!!" Sorak Sherin
KAMU SEDANG MEMBACA
Yordie
General FictionDengan melihat ke dalam cerita ini, kalian akan mengerti betapa sakitnya yordie, kalian akan mengenal sherin beserta ketegaran hatinya, kalian akan paham akan mahardika, dan mudrika yang sangat setia, mungkin rasa penasaran Nadira yang sangat tinggi...