26

13 3 1
                                    

Kalian seharusnya sudah bisa mengetahui ini, ya, orang yang menghiasi masa lalu Sherin dengan keburukan yang amat dalam itu adalah ke2 orang tua Mahardhika.

Ayah Sherin menikahi ibu Mahardhika secara diam2 jauh sebelum acara besar pernikahan Ayah Sherin dan Bunda Sherin berlangsung.

Kalian pasti sudah mengetahui alasannya, karna rasa sayang juga Ayah Sherin melakukannya, walau dia harus melukai semuanya.

Tapi yang Sherin sesali hanya 1, kenapa harus Mahardhika, masih ada miliyaran orang lagi yang hidup di dunia ini yang bisa menjadi saudara tirinya. Tidak usah Mahardhika. Sherin mohon jangan Mahardhika

Entah kenapa hatinya luka, sangat sakit rasanya, air mata Sherin jatuh dengan tiba2. Seharusnya Sherin selalu mengingat kata2 bundanya yang menyuruh dia untuk melupakan saja kejadian itu. Anggap saja dia terlahir tidak ber ayah.

Dan mungkin Sherin akan bisa menerima kenyataan itu, tapi bagaimana dengan Mahardhika?? Pagi tadi mereka baru saja baikan. Kembali seperti dulu. Sama2 berusaha untuk terlihat biasa. Tapi sekarang, apa Mahardhika masih bisa?? Sherin sudah tidak bisa melihat laki2 itu kembali terluka

Sherin terus berlari kencang menuju halaman rumah Mahardhika, dia langsung menghidupkan motornya lalu pergi, gerakan yang cepat itu membuat Mahardhika sulit menahannya, akhirnya Mahardhika memutuskan untuk menyusul Sherin

Setelah beberapa kali salip2an akhirnya Mahardhika bisa memberhentikan motor milik Sherin, walaupun tepat di jembatan

"Apa yang buat lo nangis??" Ujar Mahardhika sambil mendekati Sherin

Sherin melepas helmnya tanpa turun dari motor lalu terdiam menatap Mahardhika, air matanya terlihat sudah mengering tadinya, tapi kembali ada genangan yang siap tumpah saat ia menatap Mahardhika

Mahardhika semakin mempersempit jarak antara mereka dengan Sherin yang masih duduk di motornya

Sherin menunduk memukul pelan dada Mahardhika secara berulang2

"Aaaghh!!!" Sherin berteriak kesal, tepat saat itu juga mahardhika memeluknya, menenangkannya, dan Sherinpun merasakan kehangatan itu.

Sherin masih menangis, entahlah apa yang dia tangisi, tidak jelas, terasa absurd, tapi dia ingin menangis, ada rasa sesak yang luar biasa di dalam hatinya

"Maafin nyokap gue rin!! Gara2 dia lo-!!" Ujar Mahardhika masih memeluk Sherin

"Gue berusaha mati2an buat gak ngingat itu dik!!!" Ujar Sherin melepas pelukannya dan menghapus kasar air yang berada di pipinya

"Maaf!!!" Ujar Mahardhika

Sherin berjalan ke pinggir jembatan, melihat ke bawah dan pemandangan disekitarnya, terlihat indah, walau sesak.

"Jadi kita saudara!!! Emang gak ada alasan lagi buat gue suka lo kan??" Mahardhika berujar hati2, takut kembali melukai Sherin

Samar2 Sherin mengangguk

"Semuanya kerasa berat banget rin!! Bikin gue gak kuat untuk sekedar buka mata di pagi hari!! Gue gak siap menjalani semua kenyataan!!" Ujar Mahardhika menatap kosong ke aliran kali yang berada di bawah mereka.

"Jangan ngeluh!! Gue gak suka!!" Ketus Sherin

"Apa lo juga gak akan ngeluh??" Tanya Mahardhika

"Tolong lo bedain, cewek sama cowok!!"

"Iya, cowok berjuang secara terang2!! Cewek berjuang secara diam2!!" Mahardhika beralih menatap Sherin

YordieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang