"Lain kali kalo lo mau pergi bilang. Jangan bikin gue panik cari lo." —perawatnye.
"Maafin Odi. Habis tadi ada badut lucu." —pasiennye.
***
Arka tidak sempat bertanya lebih lanjut pada Melodi karena tiba-tiba pacarnya menelepon.Hari ini Arka ada janji dengan Fara, tetapi sepertinya dia tidak bisa bertemu dengannya mengingat sekarang dia masih bersama Melodi. Arka juga tidak bisa mengatakan pada Fara sewaktu dia bertanya di mana keberadaannya saat ini.
Ketika telepon berakhir, Arka berbalik hendak menghampiri Melodi. Namun begitu sampai di meja yang tadi mereka tempati, dia tidak menemukan Melodi.
Mata Arka bergulir menyapu pandang pada sekitar kedai. Tidak ada Melodi di sana. Arka mengacak rambutnya kasar.
Dia hilang.
Melodi benar-benar hilang. Dengan panik Arka berlarian mengelilingi kawasan mall untuk mencari keberadaan Melodi.
Lebih dari tiga puluh menit mencari, Arka belum kunjung menemukan Melodi. Akhirnya dia menuju bagian informasi. Arka dan salah satu petugas terus mencari keberadaan Melodi lewat pantauan kamera CCTV.
"Yang ini bukan orangnya, Mas?" tanya salah satu petugas untuk memastikan.
Arka menatap objek yang ditunjuk petugas itu dengan seksama. Celana biru, baju putih, sandal kelinci, dan rambut sebahunya itu berhasil membuat Arka membelalak.
"Iya. Ini lokasinya di mana?" Arka benar-benar berharap Melodi tidak pergi ke tempat lain sebelum dia berhasil menemuinya.
"Di pintu utama bagian depan Mall."
Tanpa menanggapi apalagi mengucapkan terima kasih, Arka dengan cepat beranjak menuju pintu depan mall ini. Begitu sampai, matanya langsung menangkap sosok Melodi yang berdiri sendirian di bawah guyuran hujan.
Arka sedikit bernapas lega karena menemukan Melodi. Namun, dia melihat wajah Melodi penuh dengan kebingungan juga ketakutan. Gadis itu bergerak gelisah menatap sekelilingnya yang tampak asing.
"Melodi!" Arka berlari menerobos hujan menghampirinya.
Melodi menoleh mendengar suara yang dia kenal dan menemukan Arka berlari menghampirinya. Melodi langsung memeluk Arka erat. Tangis ketakutannya mulai terdengar disertai tangan gemetar yang meremas baju depan Arka. Melodi menyandarkan kepalanya di atas dada Arka, dia terisak.
Awalnya Arka terkejut ketika Melodi begitu saja langsung memeluknya. Dia belum membalas pelukan Melodi. Namun saat mendengar isak tangisnya, hatinya teremas.
Andai saja dia menerima telepon tetap di depan Melodi atau justru menolak panggilan itu, Melodi tidak akan hilang dan kehujanan seperti ini. Andai saja dia menjaganya dengan baik, Melodi tidak akan ketakutan seperti ini. Kedua tangan Arka lantas balas memeluk Melodi. Mendekap tubuh mungilnya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Psychiatrical
ChickLit[ TAMAT | PROSES REVISI ] "Lo itu cewek paling sinting yang pernah gue temui dan kewarasan lo adalah kegilaan yang selalu gue cari sampai mati." Kebiasaan buruk menghambur-hamburkan uang membuat seorang Arkana Elfreda mendapat hukuman dari sang aya...