"La, chiki lo nganggur?" Melodi melirik pada Lala yang sibuk menonton pujaan hatinya bersama Arabelle dan Salsa.
Lala menoleh ke belakang, menatap Melodi yang rebahan santai di tempat tidurnya. "Iya, kenapa Odi?"
"Boleh Odi makan?"
Lala menangguk dua kali kemudian kembali balik badan. Sementara Melodi sudah berusaha menggapai chiki yang ada di meja dekat ranjang lala. Dia menggeram kesal karena tangannya tak kunjung sampai. Hal itu membuat tiga orang yang sedang khusyuk menonton di layar televisi menoleh ke belakang.
Salsa yang duluan bertanya, "Odi kenapa?"
"Salsa boleh tolong ambilin chikinya? Tangan Odi belum panjang." Melodi menunjuk makanan kemasan itu.
"Kan Odi yang lebih deket kenapa minta tolong sama yang jauh?"
"Kan Odi udah bilang tangannya belum panjang jadi enggak sampe!" Melodi kesal, kakinya menghentak kasur yang sekarang dia tiduri.
"Jalanlah, kan deket."
"Males." Melodi meniup rambutnya yang sedikit menutupi wajah. Tingkat kemalasan Melodi akhir-akhir ini memang melunjak semakin tidak tahu diri. Bergerak sedikit dia lelah. Lelah sedikit dia banyak mengeluh. Banyak mengeluh justru kena semprot Aditya.
"Kalo males gak usah makan," sahut Arabelle.
"Tapi Odi laper. Pokoknya ambilin!"
Si pemilik kamar nomor enam ini memutar mata. Lala menatap jengah manusia kampret yang terlentang di kasurnya. Melodi selalu saja merepotkan.
"Itu pake aja tongkat malasnya Lala buat ambil."Melodi celingukan. "Mana?"
"Di atas kamu." Lala menunjuk headboard kasurnya yang terdapat sebuah tongkat panjang dengan penjepit di ujungnya. Selain Melodi, Lala juga pengikut kemalasannya. Namun tidak terlalu parah seperti Melodi.
Melodi mendongakkan kepala. Tangannya terjulur mengambil tongkat itu lalu mengarakannya ke chiki yang dia ambil.
"Dari tadi dong bilangnya. Odi kan enggak harus capek ngulur tangan, untung enggak sampe putus."
Mereka tidak mempedulikan ocehan Melodi. Mereka kembali menonton dan berteriak fanatik.
Melodi juga mengabaikan. Dia lebih tertarik mengisi perutnya ketimbang menghabiskan tenaga."Apa enaknya sih nontonin orang kesurupan?" celetuk Melodi.
"Kesurupan?"
"Itu pada gerak enggak jelas kayak orang kesurupan."
"Itu bukan kesurupan Odi. Mereka lagi joget," kata Lala menjelaskan.
Bunyi krauk-krauk kunyahan keripik tidak melunturkan semangat mulut Melodi untuk bicara seenaknya. "Ah beda. Kalo jogetnya anarkis gitu namanya kesurupan."
"Itu bukan Anarkis Odi. Itu energik!" Lala makin kesal.
"Hah? Zaskia Gotik?"
"Energetik Odi bukan Zaskia Gotik! Jangan samain jogetnya BTS sama goyang itiknya Gotik!"
Melodi terlonjak mendengar teriakan Lala. Lala ini memang mudah sekali tersinggung dengan omongan yang menyangkut pujaan hatinya. Senggol sedikit langsung bacok. Melodi bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Psychiatrical
Chick-Lit[ TAMAT | PROSES REVISI ] "Lo itu cewek paling sinting yang pernah gue temui dan kewarasan lo adalah kegilaan yang selalu gue cari sampai mati." Kebiasaan buruk menghambur-hamburkan uang membuat seorang Arkana Elfreda mendapat hukuman dari sang aya...