6. Boneka Gundul

15.6K 1.6K 89
                                    

"Ah, mana mungkin? Manusia aja kadang suka budeg apalagi ini boneka. Pasti tuli!" —pasien 1

"Odi! Udah aku bilang dia bisa marahin kamu kalo kamu ngomong sembarangan." —pasien 2

***

Setiap orang pasti pernah merasa menyesal dan penyesalan memang selalu datang belakangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap orang pasti pernah merasa menyesal dan penyesalan memang selalu datang belakangan. Seperti Arka, selama mengambil banyak keputusan dia memang terkadang merasa menyesal atas keputusan yang dia ambil sendiri.

Namun baru kali ini Arka merasa sangat menyesal dan cenderung merutuki kebodohannya yang menawarkan diri menjadi pahlawan kesiangan untuk Melodi.

Arka kembali teringat percakapannya dengan Ayahnya tempo hari. Merutuki diri rasanya belum cukup, Arka bahkan sempat ingin menenggelamkan diri ke dalam bak mandi saat sadar akan kebodohannya.

Sedari awal Arka memang tidak setuju akan tugas gila ini. Namun sekarang mulutnya bisa dengan mudah mengatakan dia ingin menyembuhkan si gadis geloMelodi—dengan caranya sendiri.

Arka bahkan tidak tau apakah ide yang kemarin dia kemukakan itu memang dapat membawa Melodi kembali waras atau justru semakin gila. Dia bukanlah dokter kejiwaan maupun perawat sungguhan yang tahu menahu tentang metode penyembuhan.

Dia hanya perawat gadungan yang kelewat sok tahu.

Ada dua hal yang sebenarnya menyakinkan Arka bahwa idenya tidak akan berhasil. Pertama, Arka yang terlalu malas bersama Melodi. Bersama Melodi sama saja mengundang risiko-risiko buruk lain yang dapat memusingkan kepalanya. Kalau pendekatannya saja sudah sesulit ini, bagaimana dengan menjalankan misi antah berantahnya?

Kedua, waktunya terlalu berharga hanya untuk membawa Melodi ke sana kemari. Apalagi jika nantinya Melodi bisa hilang lagi seperti kejadian di Mall. Kemungkinan membuat poster orang hilang jadi lebih besar, bukan?

Namun, akalnya lagi-lagi ditampar keras untuk berpikir positif sebelum mencoba. Terlebih dia sudah kelewat menyakinkan Ayahnya untuk percaya padanya. Mungkin Arka memang harus melakukan ide antah berantahnya atau dia akan terjerat semakin lama dengan Melodi.

Arka tersentak kaget saat sebuah tisu kusut terlempar mengenai wajahnya. Dia memandang bingung sekitar kafe yang sedang disinggahinya. Lalu matanya menatap Kevin dan Micho yang ada di hadapannya dengan kerutan di dahi terlihat jelas.

"Kenapa lo lempar tisu ke gue sih?" Arka memungut tisu itu dan melempar balik ke arah mereka.

"Lo yang kenapa Ar?" tanya Kevin.

Love in PsychiatricalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang