"Arka, gimana keadaan kamu? Maaf aku baru dateng jenguk. Aku enggak tau kamu kecelakaan hari itu."
"Buat apa kamu dateng?" tanya Arka pada Fara..
"Aku khawatir sama kamu. Ini aku bawain sarapan juga buat kamu. Aku masak sendiri." Fara meletakan tas berisi kotak makan di atas meja.
"Enggak perlu. Kasih aja ke selingkuhan lo, dia pasti lebih butuh makan dan belaian," sindir Arka.
"Apa maksud kamu bilang kayak gitu, Arka?"
"Sorry, no hard feeling."
"Aku tau sekarang kamu marah sama aku. Kapan pun itu, aku selalu siap buat jelasin semuanya sama kamu. Sekarang kamu boleh caci maki aku, hina aku, aku bakal terima semua. Kamu cuma perlu tau, kalo aku masih cinta sama kamu," kata Fara.
Arka tidak mengerti. Mengapa Fara tidak langsung menjelaskan seperti orang yang ketahuan selingkuh pada umumnya? Mengapa dia justru menunggunya?
"Pergi, Far. Gue muak sama lo," ucap Arka.
"Arkana, gue bawain lo pisang!"
Tanpa diduga, Melodi datang dengan hebohnya sembari memamerkan pisang yang dibawanya tinggi-tinggi. Gadis itu sedikit terkejut ketika mendapati Fara ada dalam ruangan, tetapi memilih mengabaikan.
"Dulu kata Mama pisang bagus buat orang sakit. Karena lo lagi sakit, jadi gue bela-belain manjat pohon pisang tetangga lo buat ambil ini." Melodi memberikan buah pisang itu ke pangkuan Arka.
Arka menatap pisang itu dan Melodi. "Lo nyolong?"
Melodi mengangguk mantap. "Hebat, kan?"
Arka menjitak pelan kepala Melodi. "Kecil-kecil udah jadi maling. Hebat dari mananya? Ini pisang haram, gue enggak mau makan," tolak Arka.
"Itu halal, Arka. Tadi Bunda beli di toko buah. Melodi, kamu jangan ngawur," timpal Elina. Melodi cengengesan.
"Loh, ini siapa?" tanya Elina saat melihat Fara.
Fara tersenyum canggung. "Saya Fara, Tante."
"Temennya Arka?" tanya Elina lagi.
Belum sempat Fara menjawab, Arka sudah lebih dulu menimpali. "Dia harus pergi, Bun. Buru-buru katanya."
Fara tahu apa maksud Arka. Pria itu secara langsung memintanya untuk segera pergi dari sini.
"Iya, Tante. Fara harus pergi sekarang." Fara tersenyum canggung pada Elina, lalu berbalik memandang Arka. "Cepat pulih, Arka."
***
Waktu telah banyak berlalu. Arka sudah diperbolehkan pulang. Selama di rumah sakit, hari-hari Arka hanya dipenuhi oleh Melodi. Gadis itu tidak pernah lupa untuk membuat kehebohan ketika datang. Memamerkan makanan yang katanya maha karya tangan Odi yang paling sempurna dengan sangat antusias. Melodi belajar memasak bersama Elina, meski rasanya jauh lebih enak milik ibunya.
Arka senang, keberadaan Melodi perlahan mulai membuatnya lupa akan hidupnya yang sedang berantakan. Selama ini, ia tidak pernah menghubungi Fara, meski tahu gadis itu tidak berhenti mengiriminya pesan.
Melodi sedang berada di kamar Arka. Mengintip di celah pintu saat mendengar derum mobil. Tidak ada yang bisa Melodi lihat karena kamar Arka ada di lantai atas. Namun ketika mendegar suara seseorang, seketika ia tahu siapa yang datang. Itu Deva dan dia bersama seseorang perempuan.
"Arkana, ada Kak Deva," kata Melodi sedikit pelan.
"Terus?"
"Gue takut," jawab Melodi cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Psychiatrical
ChickLit[ TAMAT | PROSES REVISI ] "Lo itu cewek paling sinting yang pernah gue temui dan kewarasan lo adalah kegilaan yang selalu gue cari sampai mati." Kebiasaan buruk menghambur-hamburkan uang membuat seorang Arkana Elfreda mendapat hukuman dari sang aya...