2. Siapakah Dia ?

8.7K 430 1
                                    

"Cinta ini bagaikan Aksara
Dapat di tulis kenangan nya
Tetapi tidak dapat digambar sejarahnya"

----------------------❤❤❤---------------------

Aku menatap seseorang yang berada di sebelah Tante Laras.
Sosok lelaki yang tidak sama sekali ku kenal namun rasa nya tidak asing melihatnya. Apakah aku pernah mengenalnya ? Ah rasanya tidak. Pertanyaan tiba-tiba timbul di benak ku.
Lelaki itu tetap menunduk tanpa sedikit pun menatap kearah ku padahal aku yakin ia tau bahwa aku sedang menatapnya.

"Oh iya Syila,Kamu mau kuliah dimana ? Denger-denger kamu baru lulus kan ?" Tanya Tante Laras memecahkan lamunanku.

"Ehh.. i-iya tante,syila udah dapet bayangan kok mau kuliah dimana tinggal daftar aja" Ucap ku asal. Padahal boro-boro daftar,mau kuliah dimana aja belum tau.

"Ohh.. bagus deh,belajar yang bener biar bisa banggain Umi dan Abi mu" Ucap Tante Laras menasehati.

"Iya Tante"

Perbincangan belum selesai,tapi rasanya sudah sangat bosan ingin pergi dari tempat ini. Tapi gimana cara nya? Kalau aku bilang sejujurnya kepada Umi pasti Umi langsung mengeluarkan jurus tatapan mautnya kepadaku. Akhirnya aku terpaksa bohong kepada Umi

"Umi.. Syila mau keluar sebentar ya,kayanya charger syila ketinggalan deh di jok motor" Ucapku mencari alasan

"Yasudah jangan lama-lama ya" Ucap Umi dan yes akhirnya bisa terbebas dari obrolan ibu-ibu yang bikin pusing tujuh keliling.

Aku berjalan keluar rumah,sebenarnya charger ku tidak tertinggal di jok motor,ini hanyalah tipuan yang sebenarnya tidak boleh dilakukan. harap jangan ditiru yaa hehehe. Maafkan syila ya Umi,Syila bohong lagi sama Umi,gumam ku.

Aku bersandar di bangku panjang yang disediakan Umi di Taman samping rumahku. Sengaja aku berdiam disini karena ini tempat paling aman. Dari sini tidak terlihat kearah ruang tamu. Setidaknya aku bisa bersembunyi beberapa menit disini sambil menghirup udara luar.

Sambil menghirup udara luar,ku pejamkan mataku untuk sedikit merasakan nikmat nya bernapas,Sungguh Allah Maha Baik.

"Nikmat mana lagi yang kamu dustakan" Q.S ar-rahman

"Ehemm" Dehaman seseorang mengagetkan ku,Aku menoleh ke arah belakang,ternyata seseorang yang tadi berada di depan ku kini telah berganti berada di belakangku.

"Ka-kamu"

"Ngambil Charger nya di hong kong ya pantes lama" Ucap lelaki tersebut

"Lo ngapain disini ? Oh gua tau lo sengaja ngikutin gua kan? Ngaku gak!" Ucap ku sok galak

"Pekerjaan saya masih banyak,jadi buat apa saya mengikuti kamu sampe sini" Ucap lelaki itu cuek

"Terus lo ngapain disini hah?" Cecar ku.

"Saya disuruh nyampein amanat dari Tante Rike ke orang yang lagi marah- marah di depan saya bahwasan nya Tante Rike manggil kamu suruh masuk ke dalam" Yang dimaksud Tante Rike adalah Umi ku.

"Kok lo yang manggil,kenapa gak langsung Umi aja" Ucapku protes. Bukan nya menjawab lelaki ini malah pergi meninggalkan ku.

"Dasar lemari es"

Mau tidak mau Aku harus kembali ke dalam rumah. Dengan langkah malas Aku kembali duduk di samping Umi.

"Kamu kemana aja sih,ngambil charger kok lama banget" Tanya Umi curiga

" Itu...Tadi charger nya susah nyari nya jadi lama deh" Aduhhh alesan macam apa ini,batin ku.

"Yasudah duduk anteng disini gak usah kemana-mana lagi" Ucap Umi memberitahu, bukan memberitahu lebih tepat nya ini seperti sindiran halus agar Aku tidak pergi lagi.

"Iya Umi" Kalau sudah seperti ini Umi yang menang.
Aku melihat lelaki itu tertawa namun ditahan melihat aku berada diposisi seperti ini.

"Oh iya Syila,kenalkan ini anak tante,namanya Ilham. dia sama kaya kamu baru lulus tahun ini" Ucap Tante Laras memperkenalkan anak nya.
Ah tidak peduli nama lelaki ini siapa,dia lebih cocok di panggil lemari es dari pada Ilham,batin ku.

"Iya Tante salam kenal juga" Hanya itu yang bisa ku jawab,jujur sebenarnya aku tidak terlalu kepo dengan namanya tapi karena menghargai Tante Laras akhirnya aku berakting seperti ini.

Tak lama kemudian Tante Laras dan keluarganya yang entah siapa namanya karena saat perkenalan tadi aku tidak terlalu memperdulikan,yang aku ingat hanya suami Tante Laras,Om Rizal. Dan.... Si Lemari Es itu. Mereka akhirnya pamit untuk pulang setelah acara makan-makan selesai.

♡♡♡♡♡

"Kak pinjem flashdisk dong" Ucap ku nyelonong masuk ke kamar Kak Reza

"Asyila Tazkiyatunnisa Faizral Binti Muhammad Faizral kalo mau masuk kamar itu ketok pintu terus salam dulu,ini mah asal nyelonong aja" Ucap Kak Reza ngomel-ngomel.

"Yang masuk siapa?"

"Kamu"

"Yaudah kenapa Kakak yang repot"

"Kan ini kamar Kakak"

"Siapa yang bilang ini kamar aku" Ucap ku santai sambil memainkan rubik Kak Reza.

"Udah nih flashdisk nya,udah sono keluar ganggu aja" Ucap Kak Reza Kesal dan langsung mendorong ku keluar kamar.

"Ciee yang mau telponan gak mau diganggu hahahahaha" Ledek ku

"Apa sih anak kecil,Ilham noh" Ledek Kak Reza balik

"Ih apa hubungan nya sama si lemari es" Jawab ku sinis

"Tuhkan udah pake nama panggilan khusus lagi cie cie"

"Tau ah" Ucap ku sebal sambil belalu pergi.

Dikamar aku langsung menyalakan laptop ku,sebenarnya Aku meminjam flashdisk ini bukan untuk menyimpan data atau mengerjakan tugas melainkan ingin mengcopy film yang ada di laptop Kak Reza,Karena salah satu hobi Kak Reza selain main bola yaitu nonton film. Jadi tidak heran jika flashdisk nya penuh dengan berbagai film.
Mataku fokus menatap layar monitor dengan detail,ku pilih satu per satu film yang ingin ku tonton dan copy. Setelah beberapa menit akhirnya pekerjaan ku selesai. Film sudah tercopy semua. Setelah ini waktunya nonton hehehe.
Iseng Aku membuka-buka file Kak Reza. Aku penasaran dengan file galeri di flashdisk Kak Reza. Dengan bermodal nekat,Aku buka file tersebut ternyata banyak sekali foto-foto disana. Foto Kak Reza dan teman-teman nya,Foto Umi dan Abi,Foto keluarga,Foto Kak Andi saat masih kuliah,bahkan ada foto ku saat masih kecil yang diedit dengan tulisan "Adik tersayang". Ya ampun aku baru tau ternyata Kak Reza romantis juga hahaha.

Foto demi foto ku lihat secara seksama,kadang senyum ku berkembang ketika melihat foto kebersamaan antara Abi,Umi,Kak Andi,Kak Reza dan aku.
Namun mata ku tiba-tiba tak berkedip ketika melihat foto sosok pria berpeci lengkap dengan sarung dan baju koko sedang duduk memegang Al-Qur'an. Sosok pria yang baru ku ku kenal beberapa jam lalu kini berhasil membuatku bungkam.
Tampan. Itulah satu kata yang keluar dari pikiranku.

"Subhanallah..." Ucapku

"Astagfirullah Syila,kamu mikir apa sih" Ucapku ketika sadar bahwa aku memuji Ilham. Tapi memang tak bisa dipungkiri bahwa lelaki ini sangat tampan,apalagi senyuman nya. Berbeda dengan tadi saat beberapa jam lalu bertemu.
Cepat-cepat aku kembalikan file Kak Reza dan mematikan laptopku.
Rasanya tidak sanggup berlama-lama menatap wajah nya.

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur,pertanyaan demi pertanyaan tiba-tiba keluar dari otak ku. Pertanyaan tentang Ilham yang entah bisa terjawab atau tidak.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang