23. Pengakuan menyakitkan

5.3K 297 0
                                    

Ya Allah ketika hati ini tersakiti oleh hamba-Mu
Berikan aku kesempatan untuk tetap bersujud kepada-Mu dan mengadukan semua keluh kesah ku.
Ampuni Hamba-Mu yang lalai dan masih sering memikirkan tentang dunia.
Kini aku paham...
Bahwa tiada rasa sakit yang paling sakit selain sakit karena jauh dari-Mu

-----------------------❤❤❤--------------------

Kairo,Pagi Hari

Alhamdulillah skripsi ku selesai. Dan sudah di revisi oleh Dosen pembimbingku. Besok aku sudah bisa sidang skripsi. Dan itu artinya sudah tidak lama lagi aku disini.

Aku menatap Alena yang sedang sibuk menyusun Puzzle bergambar barbie. Seperti janji ku semalam. Aku akan menemani Alena kalau ia sudah bisa menyetorkan hafalan surah al-mursalat. Alhamdulillah Alena juga menepati ucapan nya. Ia menyetorkan hafalan nya kepada ku dengan lancar. Sungguh Allah luar biasa menciptakan gadis sekecil ini dengan kekuatan hafalan yang begitu fantastis. Alena adalah gadis yang sangat cepat dalam hal menghafal. Hanya di baca sekitar tiga kali ia sudah bisa mengahafal nya. Masya Allah.

Sebentar lagi aku akan jauh dengan gadis ini. Rasanya masih belum sanggup meninggalkan Alena. Alena sangat manja kepadaku. Itu yang membuat ku berat untuk meninggalkan nya. Tapi aku pun tidak bisa terus-menerus berada di kota ini. Cukup empat tahun aku jauh dari keluarga ku. Insya Allah aku akan berkunjung kesini jika aku ada waktu.

"Syila. Sudah sholat dhuha?" Tanya Umi farikhah.

"Alhamdulillah sudah Umi" Ucap ku sambil membetulkan posisi duduk ku.

Umi farikhah duduk di sebelah ku. Memandang putri cantik nya yang sedang serius menyusun satu per satu potongan puzzle nya.

"Kapan kamu sidang skripsi ? Umi dengar katanya skripsi mu sudah di revisi?" Tanya Umi.

"Alhamdulillah Insya Allah besok Umi. Doakan syila semoga lancar ya Umi"

"Doa umi selalu menyertai mu Sayang. Kamu udah Umi anggap seperti anak Umi sendiri" Ucap Umi tersenyum. Aku tau di balik senyum umi ada kesedihan yang ia sembunyikan.

"Maafin syila ya Umi. Selama syila disini. Syila selalu ngerepotin Umi"

"Engga sayang. Umi malah seneng syila disini. Malah Umi sedih karena sebentar lagi Syila gak disini" Akhirnya apa yang aku pikirkan benar. Kesedihan umi nampak sekarang. Rasanya tidak tega melihat umi seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi aku tidak bisa terus-menerus berada disini.

"Umi. Umi gak boleh sedih. Syila gak akan lupain umi kok" Aku menggenggam tangan Umi. "Kalau nanti syila udah di indonesia. Syila bakalan kesini buat jenguk umi " lanjut ku.

"Pintu rumah ini selalu terbuka untuk mu sayang. Jangan sungkan datang kesini. Umi doakan semoga kamu sukses setelah lulus nanti" Ucap Umi

"Aamiin... terimakasih Umi. Syila pasti bakalan kesini kok" aku memeluk umi. Erat,sangat erat.

"Kak.. Liat deh Pasel nya udah jadi" Ucap Alena membuat suasana haru tiba-tiba pecah.
Umi melepas pelukan ku. Ia menatap putri nya dengan tersenyum bahagia karena telah berhasil menyelesaikan potongan puzzle. Aku menghapus air mata ku lalu berpura-pura tersenyum di depan Alena,merespon ucapan nya tadi.

"Wahh Alena pintar. Puzzle nya bagus" Ucap ku sambil menunjukan dua jari jempol tangan ku kearah nya.

Alena tersenyum bangga. Ya Allah keadaan seperti yang akan membuat ku rindu. Jika aku sudah kembali ke indonesia,aku tidak bisa melihat senyum Alena lagi.

♡♡♡♡♡

Indonesia

Ayya sudah yakin dengan keputusan nya. Pagi ini juga ia menyuruh ilham beserta keluarga nya untuk datang kerumah nya.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang