32. Ujian Perasaan

5K 294 9
                                    

'Aku ini orang nya penakut,apalagi kalau soal kehilangan kamu'

-

--------------------❤❤❤--------------------
" Maaf ya,pasti istri dokter jadi salah paham sama saya" Ucap Suster sinta tak enak.

"Gapapa. Lagi pula kita gak ngapa-ngapain kan?"

"Yaudah makan siang bareng nya kapan-kapan aja deh. Sayang makanan nya kalo gak dimakan. Apalagi itu pemberian dari istri dokter"

"Kamu gak denger tadi istri saya bilang apa? Makanan ini banyak. Kamu tega suruh saya abisin makanan segini banyak nya?"

"Tapi itu kan.."

"Udah kamu ambil setengah,nanti setengah nya buat saya. Adil kan?"
Suster sinta masih terdiam.

"Kamu mau bikin istri saya kecewa karena masakan nya gak kamu makan?"

"Engga Dok. Bukan gitu"

"Yaudah sekarang ambil"

"I..iya"

"Terimakasih,Dok. Pasti makanan nya enak" Ucap Suter sinta ketika sudah mengambil makanan nya.

"Ini belum seberapa dibanding kue buatan nya. Dan kamu harus coba"

"Pasti" Ucap suster sinta sambil tersenyum lantas permisi pergi.

Andai Syila tau bahwa barusan suami nya memuji masakan nya. Pujian yang seharus nya di dengar oleh istri nya. Pujian yang harus nya di ucapkan dihadapan istrinya itu hanya menjadi musik yang di dengar oleh orang lain bukan oleh nya

Aku tersenyum samar. Di batin ku terlintas bayang-bayang suami ku bersama wanita lain. Bohong jika aku tidak merasa sakit melihat itu semua. Bohong jika aku tidak menangis setelah melihat kejadian itu. Tak ada yang lebih perih selain melihat orang yang kita cintai bersama wanita lain. Aku mengusap air mata ku pelan. Ingin rasa nya memeluk Umi ketika sedang di hadapkan dengan situasi seperti ini. Ah kenapa tiba-tiba jadi rindu Umi. Sedang apa beliau? Kak Andi dan Kak Reza, Bagaimana kabar mereka di rumah?.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam. Loh Syila kenapa cepet banget? Kamu gak makan siang sekalian di sana?"

"Syila.. ada apa?" Tegur Tante Laras

"Engga,Mah. Syila gapapa. Mas Ilham sibuk. Masih ada pasien jadi gak sempet makan siang bareng."

"Loh kan udah jam nya istirahat?"

"Iya,Urgent" Ucap ku terpaksa berbohong. Tak apalah. Demi kebaikan bukan?.

"Mah..." Ucap ku sambil duduk di sebelah Tante Laras yang sedang menonton Tv.

"Iya. Kamu lapar?"

"Engga"

"Terus?"

"Syila mau izin"

"Izin kemana?"

"Syila mau kerumah Umi, Syila kangen Umi" Tunduk ku.

"Kenapa? Apa disini Syila kurang nyaman? Atau mamah ada salah sama Syila?" Masya Allah betapa miris nya hati ini ketika orang tua sampai hati berbicara seperti itu. Padahal keputusan ku barusan memang benar-benar real rindu Umi bukan karena tidak nyaman berada di rumah ini.

"Engga,Mah. Syila betah disini. Syila nyaman disini. Syila cuma rindu Umi. Udah lama juga kan Syila gak ketemu sama Umi. Boleh kan Mah?"

"Sudah izin suami mu?"

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang