"Hidup itu pilihan tanpa bisa memilih apa yang telah Allah pilihkan
Tapi percayalah yang Allah pilih adalah bagian yang indah"----------------------❤❤❤---------------------
Selama sekitar tiga belas hari Aku berusaha untuk fokus belajar mempersiapkan Tes Beasiswa itu. Mufrodat menjadi makanan ku sehari-hari. Pagi,siang,sore,malam tak henti-henti nya Aku mengahafal setiap kalimat Bahasa Arab tersebut. Dibantu oleh Kak Reza -yang memang pintar dalam Bahasa Arab- Ia memberikan soal-soal Bahasa Arab dan harus Aku isi dalam waktu sehari. Sehari? Ya,karena Kak Reza tidak tanggung-tanggung memberikan seratus soal sekaligus. Bisa dibayangkan seratus soal dengan cetakan huruf Arab yang bikin pusing tujuh keliling.
Umi dan Abi pun tak luput memberikan ku semangat. Begitu juga Aisyah. Kadang kami sering belajar bersama. Sebenarnya Aku kurang yakin dengan hasil ku nanti. Aisyah jauh lebih pintar dari pada Aku. Mana mungkin Aku bisa lulus Tes,Kalau Aisyah sudah pasti. Tapi niat awal ku yang membuat ku benar-benar berusaha agar Aku bisa lulus Tes tersebut. Untuk soal hafalan Al Qur'an ku,tenang saja,Alhamdulillah masih tetap istiqomah. Bahkan sudah empat Juz yang Aku setorkan kepada Abi.♡♡♡♡♡
Burung-burung sudah berkicauan sejak tadi. Sejuk embun sudah terasa menyapu kulit. Sinar mentari pun sudah mulai muncul dari tempat nya. Gadis cantik dengan balutan gamis berwarna biru muda lengkap dengan hijab nya melangkah menuruni anak tangga. Bersiap memulai babak baru dalam hidupnya.
"Umi,Syila berangkat ya" Ucap ku ketika menemui Umi yang sedang menyiapkan sarapan.
"Loh kamu gak sarapan dulu" Tanya Umi
"Engga Umi,Syila sarapan di kampus aja. Syila mau belajar lagi Mi"
"Yaudah dari pada kamu beli sarapan disono,mending Umi bawain kamu bekel ya. Sebentar" Ucap Umi langsung bergegas ke arah dapur.
"Nih di bawa. Jangan lupa di makan." Ucap Umi ketika sudah kembali dari dapur lalu memberikan ku kotak makan berisi roti tawar selai coklat dan susu kotak siap minum.
"Iya Umi. Makasih ya. Yaudah Syila berangkat dulu.. Assala.."
"Ehh ehh ntar dulu.. " Ucap Umi membuat ku tidak jadi melanjutkan ucapanku.
"Ada apa Umi?"
"Jangan lupa baca doa sebelum mengerjakan soal. Serahin semuanya sama Allah ya,Nak.Umi yakin Allah tau mana yang terbaik buat anak Umi yang cantik ini" Nasehat inilah yang selalu Aku rindukan. Ucapan penuh kasih sayang. Itulah Umi.
"Iya Umi,Syila pasti berdoa dan berusaha semaksimal mungkin" Ucap ku.
"Yaudah berangkat gih nanti kesiangan lagi"
"Siap Bos" Ucap ku sambil memperagakan sikap hormat.
Tak lupa ku cium punggung tangan Umi,berharap keridhoan membawa ku untuk mencapai kesuksesan ku. Karena tidak ada Anak yang sukses tanpa ridho dari orang tua nya.Aku melajukan motor metic ku menuju Kampus.
"Astagfirullahal'azim...Astagfirullahal'zim...Astagfirullahal'azim..." Dzikir ku disepanjang jalan.Sudah terlihat ramai di Kampus,motor pun sudah banyak yang berjajar di parkiran. Aku membuka helm,merapikan sedikit hijab ku yang berantakan lalu bergegas menuju kantin. Selain ingin sarapan,tujuan yang lain yaitu belajar. Aku masih punya waktu setidaknya setengah jam untuk belajar sebelum Tes di mulai.
Aku memilih duduk di ujung kantin,karena disini tidak terlalu ramai,jadi Aku bisa fokus untuk belajar.
Ku buka kotak makan berisi makanan yang sudah Umi siapkan tadi untuk ku. Suap demi suapan Aku habiskan dibarengi dengan tangan ku yang tengah sibuk membolak balikan buku. Ku baca-baca lagi materi yang sudah Aku pelajari. Berharap setidak nya 50% dari materi ini ada yang keluar di soal Tes nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintai Aku Lewat Al-Qur'an
Teen FictionAsyila Tazkiyatunnisa tak pernah menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan Muhammad Ilham nur Farizi lewat cara yang sangat indah. Lewat Al-Qur'an ini akhirnya Syila menemukan siapa jodoh terbaik nya Perjuangan hijrah yang tidak semudah membalikan...