22. Lamaran

4.8K 281 0
                                    

Memikirkan mu sama saja berzina
Oleh karena itu izinkan aku mengubah maksiat itu menjadi ma'rifat

----------------------❤❤❤---------------------

Indonesia,Siang hari

"Kamu yakin mau ngelamar Ayya sekarang?" Tanya Tante laras meyakini anak nya.

"Apa nggak ke cepetan. Kalian aja belum lulus kuliah loh" Ucap Om  Rizal,Ayah Ilham.

"Gapapa Ayah. Lagian kan gak lama lagi ilham lulus" Ilham berusaha membujuk orang tua nya. Entah apa yang membuat ilham begitu yakin ingin mengkhitbah Ayya dengan waktu yang amat cepat. Ia sudah ber istikhoroh semalam dan entah kenapa ia yakin bahwa Ayya lah tulang rusuk nya.

Ayah nya terdiam. Bagaimana tidak,anak nya yang belum menyelesaikan kuliah itu harus menikah muda. Gelar dokter saja belum ia pegang.

"Mah.. Yah.. pliss" Ilham memohon.

"Yasudah kalau kamu memang yakin dengan keputusan mu untuk menikah muda. Ayah hanya bisa mendukung" Ucap Om Rizal akhirnya. Senyum mengembang di bibir ilham

"Makasih Yah.. ilham janji gak akan lalai sama impian ilham" Ilham memeluk tubuh ayah nya yang sudah hampir setengah abad itu.

"Mau kapan kamu mengkhitbah Ayya?" Tanya mama nya.

"Sekarang" ucap ilham mantap

"Sekarang? Kamu yakin sayang? Ini terlalu mendadak loh" Ucap mama nya kaget. Bagaimana tidak,anak sematawayang nya minta di nikahi mendadak.

"Pernikahan bukan hal yang bisa di mainkan ham. Urusan mu bukan hanya dunia saja tapi akhirat. Semua yang akan kamu jalani bersama istri mu kelak itulah yang menjadi tanggung jawab mu kelak kepada Allah. Pikirkan baik-baik" Ucap Om rizal. Tapi ilham tetap saja kekeh untuk meminta lamaran ini di segerakan. Akhirnya Mama nya dan ayah nya ilham pun menuruti keinginan anak nya.

                      ♡♡♡♡♡

Ba'da Ashar keluarga ilham sudah tiba di rumah Ayya. Ayya berjalan santun dengan membawa lima cangkir teh hangat serta cemilan ke meja ruang tamu. Pemandangan yang begitu indah dimata ilham. Bagaimana tidak,sosok Ayya yang begitu teduh jika di pandang. Paras nya yang amat cantik serta akhlak nya yang sangat begitu terjaga membuat nya semakin cantik luar dan dalam.

Ayya duduk di sebelah ibu nya. Tatapan nya masih menunduk sejak ia datang membawa suguhan untuk tamu nya.
Tak sedikit pun mata nya melihat ke arah seseorang yang berada di hadapan nya.

"Jadi tujuan kami datang kesini,untuk melamar putri ibu dan bapak untuk anak kami Ilham" Ucap Om rizal to the point.

Terlihat wajah syok Ayya dan kedua orang tua nya. Ini terlalu mendadak. Bahkan Ayya belum pernah menceritakan tentang ilham kepada kedua orang tua nya.

"Kami sebagai orang tua hanya bisa mendukung apa yang menjadi keputusan Ayya. Jika memang nak ilham serius kepada anak saya. Silahkan tanya langsung kepada Ayya nya" Ucap ayah Ayya.

"Bagaimana Ayya? Apa jawaban mu?" Tanya Tante Laras.

Ayya hanya menunduk. Ia bingung apa yang harus ia jawab sekarang. Ia memang mengagumi ilham. Siapa yang tidak menyukai sosok pria seperti ilham. Taat,sholeh,tajir,pintar,calon dokter plus bonus tampan. Mungkin ia salah satu wanita yang beruntung karena bisa mengambil hati nya. Namun,ada satu hal yang masih mengganjal di dalam hati nya

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang