1. Asyila Tazkiyatunnisa Faizral

12.6K 513 3
                                    

"Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian"

-

---------------------❤❤❤---------------------

Suara adzan sudah terdengar merdu dari masjid yang berada tak jauh dari komplek ku. Sebenarnya waktu seperti ini adalah waktu ternikmat untuk melanjutkan mimpi indah di atas kasur yang empuk. Namun,kewajiban ku sebagai seorang muslimah mengalahkan semua kenikmatan itu.
Dengan mata yang belum terbuka sempurna,aku berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat subuh.
Alhamdulillah setelah terkena air wudhu rasa kantuk yang menyerang ku mendadak hilang,itulah syetan,sangat senang menggoda dan malakukan beribu cara agar umat Nabi Muhammad tidak melaksanakan kewajiban yang di perintahkan oleh Allah SWT.

"Syilaaa sholat subuh,Nak" terdengar suara Umi dari balik pintu kamarku

"Sudah,Umi" Ucapku sambil melipat mukenah biru kesayanganku

"Alhamdulillah.. Anak umi masih ingat Allah" Ledek Umi ketika membuka pintu dan melihatku sudah selesai sholat

"Masih lah umi,Syila kan mau jadi hamba kesayangan Allah seperti yang sering Umi bilang"

"Yasudah,habis ini tolong bantu Umi masak ya.. hari ini ada yang akan bertamu dirumah kita"

"Bertamu? Siapa?" Tanya ku penasaran

"Keluarga nya Tante Laras,kamu ingat?"

"Tente Laras...." Ucap ku mengulangi sambil mengingat-ingat siapa itu Tante Laras.

"Syila gak tau Umi,Syila lupa" ucap ku akhirnya menyerah,memang benar aku tidak tau siapa itu Tante Laras.

"Jelas kamu tidak ingat,dulu pas Tante Laras main kesini kan kamu masih kecil,sekitar umur dua tahun"

"Ah sudahlah Umi,nanti juga Syila bakalan kenal sama Tante Laras" ucap Laras

"Yasudah ayo turun bantu Umi"

"Siap Komandan" Ucap ku sambil memperagakan sikap hormat

♡♡♡♡♡

Sebelumnya perkenalkan,Namaku Asyila Tazkiyatunnisa Faizral. Orang rumah biasanya memanggilku dengan sebutan Syila,singkat nya La. Faizral diambil dari nama Abi ku.
Aku anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakak ku yang pertama Muhammad Saiful Hadi Faizral biasa di panggil Kak Andi sudah berkerja menjadi Dokter di salah satu Rumah Sakit ternama di Jakarta sedangkan kakak ku yang kedua Reza Putra Faizral sedang menyelesaikan studi S1 dan baru semester ke empat. Sedangkan aku baru menyelesaikan Pendidikan SMA tahun ini.
Walaupun aku anak perempuan satu-satu nya di keluarga tapi Umi dan Abi tidak pernah memanjakan ku seperti apa yang orang lain fikirkan.
Abi terkenal tegas kepada anak-anak nya namun lembut apabila menyampaikan perihal agama.
Itulah yang selalu aku banggakan dari sikap Abi.

♡♡♡♡♡
"Kak Reza jangan di makanin terus kue nya,capek tau bikin nya" Ucap ku kesal kepada Kak Reza karena ulah nya yang sangat menyebalkan

"Pelit amat,inget kata Abi orang pelit itu kuburan nya sempit" Ucap Kak Reza sambil asik memakan kue yang aku buat.

"Reza.. jangan suka gangguin adikmu,syila udah capek-capek bikin kamu enak tinggal ngabisin" Ucap Umi membela ku.

"Iya iya Umi maaf,nih Kakak balikin kue nya" Ucap Kak Reza sambil mengembalikan potongan kue yang sudah ia makan.

"Ihhhhh Kak Reza Jorokkk,ini kan udah dimakan" teriak ku karena Kak Reza sudah tancap gas lari ke kamar nya.

"Ngeselin ihhh" ucap ku kesal

"Sabar,Anak Umi gak boleh marah-marah nanti kue nya gak enak deh. Senyum dong" Ucap Umi sambil mengusap ujung kepalaku

"Iya Umi" Senyuman ku mengembang,memang Umi sangat hebat. Perkataan nya yang lembut berhasil menghipnotis siapapun yang mendengarnya.

Hampir dua jam Aku dan Umi berkutat di dapur menyelesaikan berbagai macam hidangan untuk di suguhkan kepada tamu istimewa. Kata Umi sih gitu.. Entah lah siapapun yang akan hadir toh Aku tidak mengenalnya.

Setelah selesai memasak,Aku kembali ke kamar untuk mengganti pakaian karena pakaian ku kotor terkena bumbu opor ayam.

Pantulan cermin menampakan diriku dengan kaos biru muda serta hijab segiempat berwarna senada namun agak lebih tua yang aku sampirkan ujung hijab nya ke pundak ku. Beginilah penampilan ku sehari-hari,karena jujur aku belum siap untuk berpakaian syar'i seperti Umi. Menurut ku pakaian seperti itu mungkin akan pantas jika Umi yang memakainya namun jika Aku yang memakainya rasa nya seperti sudah ibu-ibu yang mempunyai anak satu.
Tak jarang Umi mendesak ku untuk mulai memakai pakaian syar'i,bahkan Umi nekat membelikan satu lusin gamis lengkap beserta hijab dan bros nya. Namun sampai sekarang masih tersimpan rapi di lemariku dan belum pernah aku sentuh sama sekali.
Maafkan syila ya Umi hehehe

♡♡♡♡♡

"Syila cepetan turun,tamu nya sudah datang" Ucap Umi menyuruhku turun

"Iya Umi sebentar"

Aku menaruh ponselku dan bergegas turun,sebenarnya aku paling malas jika harus ikut ke dalam diskusi para orang tua,secara aku kan masih imut-imut jadi ya mana nyambung jika berbicara tentang urusan para orang tua.
Dari pada dapat ceramah tujuh hari tujuh malam mending turuti saja kemauan Umi.

Satu per satu anak tangga aku turuni,terdengar percakapan ramai di ruang tamu.

"Ehh Syila,sini duduk sayang" Ucap Umi ketika melihat ku. Aku duduk di samping Umi tanpa melihat sekitar ku,karena jujur aku tidak sama sekali tertarik untuk berada disini,lebih baik aku di kamar membaca buku atau mendengarkan musik.

"Ini Syila ya? Ya ampun sudah gadis sekarang,cantik lagi" Ucap seseorang yang berada di depan ku,dan ternyata itu yang bernama Tante Laras. Cantik,penampilan nya mirip Umi. Sepertinya Tente Laras keluarga yang sangat Taat Agama terlihat dari penampilan dan tutur katanya.
Dan yang di sebelahnya...

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang