7. Pria Al-Kahfi

5.7K 333 1
                                    

"Mengagumimu dalam diam, adalah salah satu cara belajar tentang ketulusan. jangan kau kira mudah menepis ego untuk memiliki, sepenuhnya."
_Inzam


----------------------❤❤❤---------------------
Aku merapihkan mukenahku dan bersiap untuk melaksanakan sholat dhuha. Seperti hari-hari biasanya,masjid terlihat sepi. Inilah akhir Zaman . Zaman dimana Masjid luas dan bagus namun sedikit sekali pengunjungnya. Mereka lebih suka mengunjungi Mall-Mall dan Caffe dari pada Masjid.

" Allahu Akbar" Ucap ku lirih ketika memulai takbiratul ihram.

Inilah kedamaian yang sebenarnya,tidak hanya pikiran namun hati pun terasa nyaman.

"Assalamu'alaikum warohmatullah" Ucap ku ketika salam terakhir. Aku teringat ketika aku berusia lima tahun,ketika Aku sedang mengikuti Umi melaksanakan Sholat Dzuhur. Ketika salam terakhir, suara ku Aku keraskan sedikit alasan nya hanya satu agar Umi mendengar dan melihatku bahwa Aku sudah selesai melaksanakan sholat.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh" Ucap ku dengan lantang

"Umi,Syila udah selesai sholat nya" Ucap ku dengan polos

"Alhamdulillah,Syila udah pinter sekarang. Tapi Syila harus tetep belajar lagi biar sholat nya jadi lebih baik. Coba Syila ulangi salam terakhir nya,Umi mau dengar" Pinta Umi

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" Aku mengulanginya dengan lantang.

"Syila,bidadarinya Umi. Salam nya salah sayang. Yang benar itu Assalamu'alaikum warahmatullah gak usah pakai wabarakatu nya. Karena jika Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu itu hanya khusus untuk menyolati orang yang sudah meninggal" Jelas Umi dengan sangat lembut.

"Oh berarti tadi Syila salah dong Umi? Terus Allah marah gak sama Syila? Syila kan udah salah Umi" Ucap ku yang membuat Umi makin gemas. Umi menggendong ku untuk duduk di pangkuan nya.

"Allah itu Maha Pengampun,jadi kalo ada orang yang minta maaf sama Allah pasti Allah maafin. Kan Syila juga baru tau jadi Allah gak marah" Ucap Umi menata bahasa sebisa mungkin agar Aku mengerti apa yang Umi jelaskan.

"Yaudah Syila mau minta maaf dulu sama Allah Umi,biar Allah gak marah sama Syila" Ucap ku polos.

"Tapi Umi,cara minta maaf nya gimana?" Tanya ku bingung.

"Dengan cara Syila berdoa minta maaf sama Allah. Allah itu Maha Mendengar apa Syila ucapin" Jawab Umi lembut

"Oh.. yaudah deh Syila mau berdoa dulu,Syila mau minta maaf sama Allah" Ucap ku sambil beranjak dari pangkuan Umi dan lembali duduk di atas sajadah biru ku.

"Ya Allah maafin Syila ya. Syila gak tau kalo salam nya Syila salah. Allah jangan marah ya sama Syila soalnya kata Umi kalo Allah marah sama Syila nanti Allah gak mau ngasih boneka berbie buat Syila. Syila janji kok gak bakal ngulangin lagi. Amiin" Ucap ku sambil mengusap kedua telapak tanganku ke wajah. Umi hanya tersenyum melihat ku. Senyuman indah yang ingin selalu ku lihat selamanya.

Aku tersenyum mengingat betapa polos nya aku saat itu,saat dimana banyak sekali pertanyaan yang keluar dari mulutku namun Umi tetap sabar menjawabnya walaupun aku bertanya berulang kali.

Aku melipat mukenah ku. Kasian Aisyah menunggu ku lama,pikirku.

Saat aku beranjak untuk berdiri,Aku mendengar suara seseorang yang sedang melantunkan Ayat Al-Qur'an dengan sangat merdu.
Ia melantunkan Surah ke sukaanku. Surah Al-Kahfi. Masjid di kampusku memang dipisah antara Akhwat dan Ikhwan. Pintu masuk nya pun berbeda. Jadi aku hanya mendengar suara nya tapi tidak bisa melihat siapa orang nya. Namun rasa penasaran ku membuat ku nekat untuk melihat siapa seseorang yang mempunyai suara indah itu.
Diam-diam aku berjalan menuju pintu masuk Area Ikhwan. Aku berdiri di ambang pintu. Aku melihat seseorang sedang duduk sendirian tapi aku tidak bisa melihat siapa orang itu karena posisinya membelakangiku. Yang bisa ku lihat hanya punggung nya. Siapa dia? Suara nya begitu indah didengar,batinku.

Aku semakin menikmati setiap irama yang dilantunkan pria tersebut. Namun ada yang lebih membuatku kagum dari pada itu. Yaitu ketika aku melihat bahwa pria ini mengaji tanpa membuka Al-Qur'an namun Al-Qur'an tetap ada digenggaman nya.

"Subhanallah ternyata dia Hafidz Qur'an" Ucapku lirih.

"Begitu beruntung wanita yang bisa menjadi bidadari dunianya" Lanjutku.

"Syil" Ucap seseorang menepuk pundak ku,membuatku kaget dan tersadar dari lamunanku

"Kamu ngapain disini? Udah selesai sholatnya?" Tanya Aisyah penasaran.

"U..udah kok Syah,maaf ya pasti lo lama nunggu nya" Ucap ku berpura-pura bersikap seolah sedang tidak terjadi apa-apa.

"Iya,aku kira kamu pingsan abis sholat,abis aku tungguin kamu nya gak dateng-dateng. Ternyata masih disini. Lagi ngeliatin apa sih?" Tanya Aisyah mulai curiga.

"Gak... gak liat apa-apa" Ucap ku gugup.

"Loh itu kan Ilham" Ucap Aisyah tiba-tiba ketika melihat seseorang di dalam Masjid

"Hah ilham?" Ucap ku kaget. Sontak membalikkan badan dan melihat lagi siapa pria yang sejak tadi aku perhatikan.

Dan ternyata benar itu Ilham. Ya Allah masa aku tidak mengenali nya,batinku. Padahal jelas-jelas itu memang Ilham.

"Kamu lagi ngeliatin dia Syil?" Tanya Aisyah.

"Apa sih,enggak Syah. Tadi aku......"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" Ucap seseorang tiba-tiba. Membuat ku sontak menghentikan pembicaraanku.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh Ham" Ucap Aisyah kepada Ilham

"Menjawab salam itu wajib hukumnya" Ucap Ilham,aku tau ini sindiran untuk ku.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" Jawab ku sambil menunduk. Entah apa yang membuatku tiba-tiba tidak sanggup melihatnya.

"Kalian ngapain disini?" Tanya Ilham

"Aku nyusul Syila,abis dia sholat dhuha lama banget" Jawab Aisyah.

"Mungkin sholat dhuha nya seribu rakaat" Ledek Ilham yang membuatku kesal namun tidak bisa berkutik apa-apa.

"Yaudah ayo Syil,sebentar lagi kelas dimulai. Ham kita duluan ya. Assalamu'alaikum" Ucap Aisyah sambil menarik lenganku

"Wa'alaikumussalam" Jawab Ilham.

Selama dijalan. Aku masih memikirkan pria itu. Pria Al-Kahfi itu ternyata Si cowok lemari es ?.
Hafidz Qur'an ? Ya allah itu impian ku selama ini. Impian ku mempunyai suami penghafal Al-Qur'an.

"Syil,kamu gapapa kan?" Tanya Aisyah ketika melihat ku melamun

"Eh.. eng.. enggak kok Syah,gapapa" Ucap ku tersadar.
Aisyah maaf untuk kali ini aku tidak bisa bercerita tentang hal ini. Mungkin suatu saat,batin ku.


Assalamu'alaikum..
Maaf kalo cerita nya makin kesini makin garing hehehe.
Tolong komentar nya,apa yang gak kalian suka dari ceritanya atau kalian ada masukan buat cerita ini.
Mohon bantuan nya😊
Jangan lupa Klik Berikan suara di bawah ini yaa.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang