21. Tersandung Rasa

4.8K 297 0
                                    

Jika rasa sakit ku ini bisa membuat mu lebih bahagia. Aku rela merasakan sakit ini setiap hari. Asal suatu saat rasa sakit ini bisa tergantikan dengan kebahagiaan yang kau ciptakan untuk ku

---------------------❤❤❤----------------------

Pagi ini Ilham sudah dipindahkan ke ruang rawat. Kondisi nya sudah mulai membaik hanya saja kaki sebelah kanan nya masih sedikit terasa ngilu alhasil membuat nya harus menggunakan kursi roda jika ingin kemana-kemana.

Hari ini Ilham berniat untuk menjenguk ibu-ibu yang sudah ia tabrak beberapa hari yang lalu. Ia ingin mengucapkan kata maaf secara langsung atas apa yang ia lakukan.

Di temani oleh mama nya. Ilham duduk di kursi roda yang di dorong oleh sang mama. Ilham membuka knop pintu tersebut seraya memberi salam. Kursi roda nya terhenti ketika mata ilham menangkap seseorang yang sedang berdiri di samping sang ibu tersebut. Ia tak pernah menyangka bahwa seseorang yang ia tabrak beberapa hari lalu adalah Tante Ica,ibu nya Aisyah.

"Wa'alaikumussalam.. ilham. Sini masuk" Ucapan Aisyah memecahkan lamunan nya. Di bantu oleh mama nya,ilham mendekat.

"Tante..." Ucap Ilham sambil mengecup punggung tangan Tante Ica. " Ilham mau..."

"Sudahlah nak ilham. Tante sudah memaafkan kamu. Lagi pula ini musibah. Jadi tidak perlu ada yang di salahkan" Ucap Tante Ica memotong pembicaraan ilham

"Terima kasih Tante. Sekali lagi maaf udah bikin Tante jadi kaya gini"

"Sudah lupakan. Lebih baik kamu pikirkan kondisi kesehatan kamu biar kamu cepet sembuh dan bisa kembali kuliah" Ucap Tante Ica lembut. Tak terlihat sedikit pun rasa marah atau kecewa di mata nya. Ilham bersyukur masalah ini tidak terlalu rumit seperti apa yang ia bayangkan.

"Mah aku mau ngomong sebentar sama Aisyah" Ucap ilham kepada mamanya

"Yaudah tapi jangan lama-lama ya sayang. Kondisi kamu kan belum stabil ". Aisyah tersenyum lalu mengambil alih kursi roda ilham kemudian mendorong nya keluar dari ruangan tersebut.

Aisyah mendorong kursi roda ilham mengitari rumah sakit. Tujuan nya yaitu ke taman yang berada di sebelah rumah sakit.

Aisyah menghentikan kursi roda ilham di dekat kursi putih panjang. Ia lalu duduk di kursi tersebut. Dekat. Sangat dekat dengan ilham. Bahkan ia bisa dengan leluasa melihat paras tampan pemuda ini.

"Syah,aku mau minta maaf soal..."

"Udah ham. Kamu gak salah kok. Ini kan musibah" Ucap Aisyah tersenyum. Ia sangat bahagia bisa sedekat ini dengan lelaki yang sudah lama sekali ia cintai.

"Syah.." panggil ilham lagi setelah beberapa menit terjadi keheningan.

"I-iya" Jawab Aisyah refleks. Keadaan seperti ini membuat fokusnya sedikit buyar.

"Aku udah gak bisa jalan lagi. Aku bukan lelaki sempurna saat ini" Ucap ilham lirih. Pandangan nya sendu.

"Kamu gak boleh ngomong kaya gitu. Kaki kamu masih bisa di sembuhin kok. Kamu gak boleh putus semangat kaya gini. Inget cita-cita kamu. Impian kamu udah di depan mata ham" Ada rasa iba ketika Aisyah mendengar suara sendu lelaki ini. Ia tidak ingin kondisi nya yang seperti ini membuat nya mengorbankan seluruh impian nya.

"Tapi Syah..."

"Ham. Ada aku disini. Aku bakal bantu kamu biar kamu bisa jalan lagi kaya dulu" Senyum Aisyah mengembang. Beberapa detik kemudian ilham membalas senyuman itu.
Senyuman yang telah lama Aisyah nanti-nantikan selama ini.

"Apa selama aku gak sadar Ayya jenguk aku Syah?" Pertanyaan ilham sontak membuat Aisyah membulatkan matanya. Seperti di hantam benda tumpul ketika ilham menyebutkan nama wanita itu. Aisyah mengetahui Ayya dari Syila. Syila yang menceritakan tentang sosok Ayya kepadanya. Walaupun Aisyah belum melihat secara langsung sosok Ayya seperti apa. Namun bisa di bayangkan betapa sempurna nya wanita ini ketika Syila menceritakan nya.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang