35. Akhir Dari Segalanya

5.9K 419 108
                                    

Memang benar, cinta itu harus di perjuangkan.
Namun, saat yang di perjuangkan tidak sedikitpun menghargai perjuangan mu, untuk apa masih di pertahankan?
Adakalanya, mencintai memang berakhir dengan mengikhlaskan.
Pahamilah,ada hati yang harus di jaga baik-baik jangan sampai terluka hanya karena cinta.
Mengikhlaskan itu memang berat. Terlebih mengikhlaskan sesuatu yang di cintai. Namun akan terasa sangat menyakitkan jika terus mempertahankan.
Belajarlah untuk mengerti keadaan hari yang enggan untuk tersakiti.

_Asyila Tazkiyatunnisa_

-----------------------❤️❤️❤️-----------------------

"Syila kamu kenapa?" Mamah mengulang pertanyaan nya lagi sambil mengetok pintu kamar ku.
Kali ini tak bisa ku bendung lagi. Suara rintihan tangis ku membuat Ibu mertua ku khawatir.

"Ada apa Mah? Kok malem-malem Syila nangis?" Ucap Papa nya Ilham.

"Mamah juga gak tau Pah. Tiba-tiba Syila pulang udah nangis kaya gini"

"Syila lagi pengen sendiri !!!! " Teriak ku dari dalam kamar.
Mood ku sudah berantakan. Aku tak butuh siapa-siapa sekarang. Entah sampai kapan aku bisa bertahan dalam pernikahan ini. Ini salah ku. Salah karena telah mencintai sosok laki-laki macam Ilham. Andai saja aku tak pernah nekat untuk merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Tak mungkin luka ini hadir.

Dengan mata yang sudah sembab serta tarikan nafas yang sudah tidak menentu aku mengambil koper ku. Keputusan ku sudah bulat. Aku ingin
Tinggal di rumah umi saja. Di sana lebih tenang. Aku lebih bisa merasakan kehangatan.
Keluarga ini tidak salah,Mamah dan Papa Ilham sangat sayang kepada ku. Akupun sangat sayang kepada mereka. Tapi perbuatan Ilham yang membuatku sakit berkali-kali.

Dengan asal ku masukan beberapa pakaian ku ke dalam koper. Aku berniat mengambil secarik kertas untuk menulis beberapa pesan kepada Ilham. Setidak nya aku sudah berusaha meninggalkan pesan terakhir sebelum pergi. Tapi pandangan ku tiba-tiba tertuju ke sebuah benda persegi berwarna biru muda. Ku alihkan tangan ku ke benda tersebut. Benda itu tertata rapih di meja kantor tempat biasa Ilham menghabiskan waktu nya untuk mengerjakan file-file kerja nya.

Ku ambil dengan penuh rasa bingung. Kenapa benda ini bisa berada disini. Al Qur'an yang sudah beberapa tahun lalu menghilang. Kini malah berada di tangan suami ku sendiri.
Pertanda apa sebenar nya ini Yaallah.

Pintu terketuk tiga kali. Terdengar suara Ilham di luar. Untuk apa orang itu kembali? Bukan kah ia lebih bahagia bersama wanita itu?

"Syila.. kamu sakit?" Ucap Ilham dari luar

Tak ada jawaban

"Kan tadi sore Mas udah bilang ke dokter,kamu nya gak mau. Jadi gini kan. Tuh liat mama sama papa jadi khawatir. Buka pintu nyaa Syila" Tutur Ilham membuat ku sempat melotot heran. Sejak kapan aku sakit? Sejak kapan ia mengajak ku ke dokter?. Aku memang sakit tapi bukan fisik ku melainkan hati ku.
Akting nya benar-benar sayang patut di acungi jempol.

Aku membuka pintu kamar. Di sana terlihat papa dan mama Ilham berdiri di belakang Ilham. Sedangkan Ilham tersenyum manis di depan ku,seperti tak punya dosa.

"Mah,pah Syila cuma kecapean doang. Biasa dia mah kalau lagi gak enak badan suka manja."

"Oh mama kira Syila kenapa. Lagian lain kali kamu kalau keluar rumah jangan tengah malem gini ya Syila. Gak bagus buat kesehatan kamu"

"I-iya Mah"

"Yaudah istirahat yah,Ilham jaga istri mu. Jangan sampai kenapa-napa" Tutur papa nya Ilham

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang