Boleh kah aku jujur ? Aku sakit setiap melihat kau bersama nya.
----------------------❤❤❤--------------------
Entah sudah berapa menit Aku dan Ilham diam tanpa sepatah kata pun. Padahal, jarak kami tak terlalu jauh. Ia di sofa tempat favorit nya membaca buku, sedangkan aku di ranjang. Kami hanya diam seribu bahasa. Aku sibuk dengan fikiran ku dan dia sibuk dengan... entah lah. Ia terlihat sedang membaca buku padahal mungkin saja pikiran nya kemana-mana."Mas..." Aku tak tahan seperti ini. Akhirnya percakapan ku mulai duluan
"Mas.." Ku ulang lagi ucapan ku karena tak ada respon dari nya.
"Panggil Ilham saja. Tidak ada yang mendengar ini." Ucap nya. Dasar cowo nyebelin. Sekali nya ngomong bikin sakit hati.
"Ya. Ilham." Nada bicara ku sedikit ku pertegas
"Istri sholehah selalu bertutur kata yang lembut kepada suami nya" Ucap nya sambil terus fokus ke arah buku nya. Sesekali kopi buatan ku di seruput nya.
"Iya sayang. Maaf ya"
"Gak usah pake panggilan itu, Bisa?"
Ish mau nya apa sih. Lama-lama ku panggil kakek juga nih. Gumam ku kesal.
"Iya. Muhammad Ilham Nur Farizi"
"Ada apa?"
"Aku.. Aku mau minta maaf soal..."
"Soal kamu bilang ke Umi kalau kamu udah hamil?" Ucap nya mendahului ku. Kini buku yang ia baca mendadak ia tutup dan ia taruh di atas meja.
Jujur, Aku paling takut jika Ilham marah. Rasanya memandang nya saja membuat nyali ku ciut."I..iyaa" Ucap ku sambil menunduk.
"Terus?" Kini Aku tau pandangan nya pasti tertuju pada ku.
"Mm..itu..Aku...Aku..Aku minta maaf. Aku terpaksa berbohong. Rasanya tidak tega mengecewakan Umi"
"Lalu kamu tega membuat suami mu malu jika ternyata keluarga mu tau bahwa kamu tidak hamil" Suara nya terdengar lebih tinggi dari sebelum nya. Ia bangkit dari tempat duduk nya,berjalan menuju pintu
"Bu..bukan gitu Mas.. eh maksud nya Ham. Tolong dengerin dulu penjelasan ku" Sebisa mungkin ku tahan agar ia tidak segera pergi agar aku bisa menjelaskan nya.
"Apa?" Tanya nya sambil melepas tangan ku.
"Tolong kamu ngerti posisi aku. Aku cuma mau keluarga ku ngira kalau hubungan kita baik-baik aja."
"Dengan cara kamu bikin skenario licik kaya gini?"
"Bukan gitu.."
"Kamu urus sendiri dan kamu nikmatin hasil kebohongan mu itu" Ucap Ilham lalu pergi meninggalkan ku dengan tangis yang kini harus ku keluarkan lagi. Lagi-lagi seperti ini. Ya Allah..
Kapan bahagia itu berpihak kepada ku...
♡♡♡♡♡
Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Semenjak kejadian tadi,mata ku enggan untuk menutup. Ingin rasanya menyusul Ilham. Meminta maaf kepada nya walaupun aku tau pasti ia tetap akan bersikap dingin kepada ku.
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Kalimat itu seakan berputar secara otomatis di kepala ku.Benda persegi panjang itu masih setia ku genggam. Ingin aku menghubungi nya, Namun rasa takut dan ragu selalu datang ketika Aku ingin menghubungi nya.
Sudah hampir sebulan pernikahan ini berjalan. Namun, belum ada rasa bahagia yang ku dapat kan. Aku paham, ini memang konsekuensi nya ketika aku harus mengambil keputusan terbesar ku menjadi pengantin pengganti untuk Ilham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintai Aku Lewat Al-Qur'an
Teen FictionAsyila Tazkiyatunnisa tak pernah menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan Muhammad Ilham nur Farizi lewat cara yang sangat indah. Lewat Al-Qur'an ini akhirnya Syila menemukan siapa jodoh terbaik nya Perjuangan hijrah yang tidak semudah membalikan...