Umi menelpon ku, ternyata besok umi dan kakak-kakak ku akan berkunjung ke rumah. Wahh senang nya. Semoga Ilham tak banyak tugas agar bisa ikut berkumpul.
Aku kembali dengan aktivitas rutin ku sebagai ibu rumah tangga. Membersihkan halaman rumah,menyiram tanaman,menguras kolam, membersihkan dan merapikan kamar dll. Itu semua aku kerjakan sendirian. Ilham memang sempat menawariku untuk menggunakan jasa ART namun aku menolak. Alasan ku simple, karena menurutku semua tugas yang aku kerjakan berbuah pahala. Begitu banyak orang mengejar pahala di luar sana,padahal pahala yang menjanjikan ada di dekat nya.
Untuk yang sudah mempunyai suami, tentu saja pahala di dapat dari bakti nya kepada suami. Melayani,mengurus, membahagiakan. Bahkan hanya sekedar senyum saja sudah menjadi pahala untuk sang istri.
Dan untuk yang belum menikah, pahala terdekat ada di orang tua. Menuruti segala apa yang masih dalam jalur Agama serta menyenangkan hati orang tua, itu sudah pahala yang luar biasa.
Jika banyak orang yang tau, betapa indah nya surga. Mungkin tak akan ada lagi orang yang berani berbuat dosa.
Aku pernah mendengar ceramah tentang surga , saat dulu umi sering rutin membuat acara pengajian di rumah. Salah satu ustadzah umi pernah mengatakan. Bahwa surga itu murah namun tak banyak orang yang tergiur. Sedangkan neraka itu mahal tapi banyak orang yang menyukai nya.
Sejenak aku terdiam, saat tak sengaja tangan ku menyenggol Al Qur'an bercover biru. Sungguh indah skenario Allah. Allah pertemukan aku dengan Al Qur'an ini lengkap dengan imam ku. Masya Allah.
Mungkin saja, jika Allah tak mengizinkan aku menikah dengan Ilham. Mungkin aku tidak akan pernah tau bahwa Al Qur'an ku yang hilang selama ini di sampan oleh Ilham.Al Qur'an itu di simpan oleh ilham dengan baik. Aku sangat berterima kasih kepada nya,saat aku tau bahwa Al Qur'an ku tidak hilang. Dan ia hanya menjawab dengan "kaya kita jodoh".
Aku hanya tersenyum. Ya, mungkin ini yang di sebut jodoh.
Karena sejauh apapun bila berjodoh pasti akan dekat. Bergitupun sebaliknya. Jika tidak berjodoh mau dekat sekalipun akan jauh.Handphone ku berdering kembali, membuat ku tersadar dari banyak nya kenangan serta pikiran yang rasanya mustahil bila di pikirkan oleh akal manusia.
Ku lihat layar handphone ku. Tertera nama Ilham di sana.
Aku langsung mengangkat nya. Walaupun ini hal yang biasa namun tetap saja rutinitas yang satu ini yang paling aku senangi. Setiap jam menerima telepon dari si pria Al kahfi ku"Assalamualaikum , Sayang" Sapa Ilham disana
"Waalaikumussalam, Sayang" jawab ku lembut
"Aku ganggu gak? Lagi ngapain? Udah makan?"
"Engga, Lagi beberes rumah, Belum nanti aja"
Aku sudah sangat hafal dengan kosa kata dan kalimat yang akan keluar dari Ilham saat menelpon. Kebiasaan nya dari dulu ya seperti ini. Jika bertanya di telepon tidak cukup dengan satu pertanyaan. Dan aku suka itu"Yaudah nanti makan ya. Atau mau aku orderin makanan aja? Biar kamu gak usah capek-capek masak lagi. Pokonya inget ya, kamu harus jaga kesehatan gak boleh kecapean. Kalo capek langsung istirahat biar nanti pekerjaan rumah aku yang lanjutin aja."
"Mas pulang?" Tanya ku antusias
"Iya, Alhamdulillah. Tapi kemungkinan abis isya. Gapapa kan?"
"Gapapa kok, Mas." Ucap ku sambil tersenyum. Kepulangan nya adalah kebahagiaan ku.
Setidak nya aku masih bersyukur bahwa aku masih menjadi tempat nya untuk kembali pulang."Yaudah tunggu Mas ya. Bidadari Mas mau di bawain apa nanti?" Tawar nya.
"Apa yaa" Ucap ku agak menggantung. Aku mengerutkan dahi sejenak, berfikir. Makanan apa yang sedang aku ingin sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintai Aku Lewat Al-Qur'an
Novela JuvenilAsyila Tazkiyatunnisa tak pernah menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan Muhammad Ilham nur Farizi lewat cara yang sangat indah. Lewat Al-Qur'an ini akhirnya Syila menemukan siapa jodoh terbaik nya Perjuangan hijrah yang tidak semudah membalikan...