30. After Wedding

5.9K 316 19
                                    

Sejatinya aku memang berhasil memiliki mu namun aku gagal memiliki hatimu. Karena hatimu untuk nya bukan untuk ku

----------------------❤❤❤---------------------

Aku masih duduk terdiam di kamar Ilham. Bahkan gaun pengantin ku juga masih lengkap,belum satu pun yang ku lepas. Setelah acara Walimatul 'Ursy hari ini, rasa nya tubuh ku sangat pegal. Tamu yang begitu banyak mengharuskan ku berdiri berjam-jam untuk menyambut uluran tangan dan ucapan selamat dari mereka.

Aku memandang sekeliling kamar Ilham. Kamar yang lebih berdominasi warna biru dan putih serta barang-barang yang tersusun rapih membuat ku tersenyum kecil. Seorang pria seperti Ilham ternyata bisa serapih ini?

Di pojok kamar terdapat rak buku yang lumayan besar. Kitab-kitab serta buku-buku bacaan tersusun rapih disana. Aku tersenyum lagi. Nilai plus tambahan dari ku. Pria yang sekarang menjadi suami ku ternyata mempunyai hobi membaca.

Aku berjalan menuju ke jendela kamar yang langsung menembus taman di samping rumah.
Sunyi. Hanya lampu-lampu taman yang berjejer terang serta tanaman yang nampak remang-remang.

"Ganti pakaian mu"  Suara bariton membuyarkan lamunan ku. Itu suara Ilham,Suami ku.
Aku menoleh. "Pakaian mu sudah ada di lemari, Ummi yang membereskan nya" lanjut nya sambil membuka jas hitam nya,lalu berlanjut ke dasi  dan...

"Jangan dibuka dulu!" Aku menutup wajah ku dengan kedua telapak tangan ku.

"Kenapa? Bukan nya kita suami istri?" Tanya nya. Firasat ku seperti nya ia berhenti membuka kemeja silver nya.
Aku mengintip dibalik sela-sela jari tangan ku. Benar saja,ia tidak jadi membuka kemeja nya.

"Kalo mau ganti baju itu di toilet" Perintah ku.

"Kok jadi.."

"Kamu udh gak hidup sendiri sekarang. Udah ada aku yang bisa kapan saja shock ngeliat kamu mendadak buka baju kaya gitu " Ucap ku

"Yaudah mana handuk nya? Aku mau mandi" Tanya nya.
Aku berjalan menuju lemari pakaian nya,lebih tepat nya lemari pakaian kami. Karena sekarang lemari ini telah di isi oleh pakaian ku dan pakaian Ilham.

Aku mengambil handuk baru dan memberikan nya ke Ilham.
Setelah menerima nya,ia langsung berjalan menuju kamar mandi.

Aku menarik napas panjang. Ternyata begini rasanya mempunyai suami. Semua serba terasa mendebarkan.

Aku berusaha membuka satu persatu aksesoris yang menempel di seluruh kepala ku. Rasanya sedikit pening. Bayangkan saja berjam-jam dengan aksesoris yang super ribet dan sedikit berat ini membuat kepala ku seperti di tindih dengan beban yang lumayan. Karena bukan penata rias yang merias ku,melain kan Tante Laras. Alhasil, aku melepas semua ini sendiri.

Dengan usaha yang maksimal akhirnya satu per satu bisa terlepas. Hanya tinggal bros yang masih setia menempel tak mau lepas. Bros itu menempel di jilbab ku,membuat ku kesusahan melepaskan nya. Apalagi di kamar Ilham tak ada kaca sama sekali. Aku sempat heran, bagaimana keseharian nya untuk merapikan penampilan nya jika tanpa kaca di kamar? Pantas saja, orang itu susah peka. Untuk melihat diri sendiri nya saja tidak pernah

Cekrek.
Ilham keluar dengan baju kaos putih serta celana hitam panjang.
Rambut nya yang basah membuat ia tampak lebih tampan.
Aku mengalihkan pandangan ku kembali. Aku tidak ingin berlarut-larut memandang wajah indah itu. Walaupun sebenarnya ingin sekali.

Aku memilih fokus kembali mencopot bros ku. Aku sedikit menggerutuk kesal, tapi tak mungkin juga aku merengek atau marah-marah kepada Tante Laras. Beliau saat ini adalah mertua ku. Tak mungkin aku melakukan itu.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang