Aku dan kau bagaikan laut dan pantai...
Seperti api dan bara yg meninggalkan debu...
Menyatu seperti sinar matahari menyentuh embun pagi...
Menjadikanya tetesan air sebening kristal...
Dan kamu yg selalu ada di hati dan akan selalu kujaga sekuat raga ini...----------------------❤❤❤--------------------
Aku terbangun ketika cahaya matahari mulai menerobos jendela kamar ku. Buku yang ku baca tadi ba'da subuh masih berada di tangan ku. Aku ketiduran. Dan itu artinya....
Aku langsung bergegas ke Ruang Tv. Benar saja,lelaki itu sudah tidak berada di sana. Aku melirik jam dinding yang terpampang jelas di Ruang Tv. Pukul enam pagi. Istri macam apa aku ini. Harus nya aku menyiapkan segala keperluan suami ku tapi malah tertidur pulas. Ya Allah,Ampuni aku.
"Sudah bangun, Nak?" Sapa Tante Laras,Mertua ku.
"Sudah, Mah. Mas Ilham sudah berangkat ya?" Tanya ku. Kini sebutan 'Mas' sudah harus ku sandarkan di depan nama nya. Lelaki itu sendiri yang meminta ku untuk belajar memanggil nya dengan sebutan 'Mas'. Katanya agar tidak membuat orang rumah curiga dengan sandiwara ini. Yaps,ku ingatkan lagi bahwa memang pernikahan ini seakan hanya sandiwara. Dan itu yang sedang berusaha ku jalani dengan ikhlas
"Iya" Ucap Mama yang sedang sibuk menaruh sarapan di meja makan.
"Kok Syila gak dibangunin ?" Tanya ku sedikit kesal.
"Ilham yang minta. Katanya kasian,kamu keliatan capek"
"Tapi kan Syila jadi gak bisa nyiapin keperluan nya Mas Ilham"
"Bisa lain waktu,sayang. Lagi pula benar kata ilham. Kamu pasti capek karena acara kemarin pasti cukup menguras tenaga mu kan?"
Ucap Mamah "Yaudah mandi abis itu kita sarapan bareng ya" Lanjut nya lagi."Iya, Mah"
Seharus nya memang seminggu kedepan adalah hari dimana Aku menghabiskan waktu dengan Ilham. Waktu dimana biasa nya pengantin baru sedang merasakan puncak nya kebahagiaan. Merasakan melody cinta yang terus mengalir di dalam hati kedua nya. Waktu dimana seakan dunia milik berdua. Waktu dimana semua di habiskan untuk saling mencurahkan kasih sayang nya. Tapi,beda hal nya dengan ku. Entah kenapa ia malah memilih bekerja di hari yang seharusnya untuk ku bukan untuk hal lain. Sungguh,ini menyakitkan.
♡♡♡♡♡
"Permisi Dok,ini ada berkas yang harus di tanda tangani" Ucap seorang perawat sambil memberikan map berwarna biru kepada Ilham.
"Berkas apa ini?"
"Itu surat pernyataan tentang persetujuan keluarga pasien" Tutur sang perawat "Keluarga nya setuju dan pasien bersedia di operasi minggu ini"
"Key..la" Ucap Ilham saat membaca dokumen pasien tersebut.
"Baiklah. Nanti saya konfirmasi dengan Dokter Kaffa. Kamu boleh keluar sekarang" Ucap Ilham sambil tersenyum sopan.
"Baik,Dok"
Setelah perawat itu keluar, Ilham langsung menemui Dokter Kaffa. Dokter Kaffa adalah salah satu Dokter bedah di Rumah Sakit ini. Yang jelas ia adalah senior Ilham yang akan membimbing Ilham segala nya tentang kedokteran,khusus nya perihal bedah. Dokter Kaffa belum menikah. Pahit nya masalalu yang membuat nya susah untuk membuka hati sampai sekarang. Ayah nya adalah sahabat dekat Ayah Ilham. Itu mengapa Ilham dan Kaffa sudah terlihat seperti saudara.
"Assalamu'alaikum" Ucap Ilham ketika masuk keruangan serba putih itu.
"Wa'alaikumsalam pengantin baru" Ledek Dokter Kaffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintai Aku Lewat Al-Qur'an
Fiksi RemajaAsyila Tazkiyatunnisa tak pernah menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan Muhammad Ilham nur Farizi lewat cara yang sangat indah. Lewat Al-Qur'an ini akhirnya Syila menemukan siapa jodoh terbaik nya Perjuangan hijrah yang tidak semudah membalikan...