9. Malam itu..

5.4K 296 0
                                    

"Rasa sakit ini tak sedalam rasa cintaku,itu sebabnya aku lebih memilih tersenyum dari pada menangis"

-

--------------------❤❤❤----------------------
Malam ini sesuai janji,Aku dan Ilham mendapat undangan makan malam di rumah Aisyah. Sebenarnya malam inilah yang aku tunggu-tunggu. Malam dimana aku bisa bertemu lagi dengan Ilham.
Aku melajukan motor metic ku menuju rumah Aisyah,karena rumah kami agak berdekatan jadi aku bisa santai hehehe.
Sejak tadi sore aku sudah membayangkan bagaimana acara nanti malam. Ada rasa senang sekaligus takut. Padahal aku sudah sangat sering merasakan hal ini. Merasakan jatuh cinta kepada beberapa lelaki namun kali ini entah kenapa rasa nya berbeda. Itulah kenapa aku selalu berusaha menjaga sikap ku agar orang lain tak mengetahui nya. Ya kecuali Kak Andi hehehe.

Aku memakirkan motor ku di depan rumah Aisyah. Menaruh helm lalu bercermin sebentar di kaca spion motor ku,membenarkan jilbab ku yang sedikit berantakan akibat terkena helm.

Suara motor terdengar mendekat,seseorang memakirkan motor nya tepat di sebelahku.

"Ilham?" Ucap ku

"Assalamu'alaikum" Ucap Ilham yang membuatku malu karena tidak mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Wa..wa'alaikumussalam"

"Kenapa gak masuk?" Tanya Ilham. Suara nya yang begitu lembut membuatku benar-benar tak berkedip melihatnya. Apalagi senyuman nya

"Syilaa" Ucap Ilham menyadarkan lamunanku "Kamu gapapa?" Tanya nya lagi

"Eng..engga kok aku gapapa. Ohiya ayo masuk" Ucap ku mengalirkan pembicaraan agar Ilham tidak curiga bahwa aku sedang memperhatikan nya sejak tadi

"Ayo,silahkan duluan" Tawar nya yang hanya ku balas dengan anggukan.

"Assalamu'alaikum Aisyah" Ucap ku sambil mengetuk pintu

"Wa'alaikumussalam" Ucap seseorang dari dalam. Suara yang sudah sangat ku hafal,yaitu suara Aisyah

"Kalian udah sampai? Ayo silahkan masuk" Ucap Aisyah mempersilahkan kami masuk.

Nuansa islami sangat terasa di rumah Aisyah. Selain banyak ukiran kaligrafi yang menempel di setiap dinding rumah nya. Foto-foto para habaib dan wali allah tersebar di setiap dinding. Perpaduan warna cat nya pun sangat indah. Biru muda dan pink peach. Ya itu memang usul dari Aisyah,karena Aisyah sangat suka dengan warna itu. Bahkan dikamar nya pun semua perpaduan warna antara biru muda dan pink peach.
Aisyah langsung mempersilahkan kami untuk langsung ke meja makan. Disana sudah ada Ayah dan ibu nya Aisyah. Hidangan di meja makan pun sudah siap.

"Assalamu'alaikum Tante,Om" Ucap Ilham menyalami kedua orang tua Aisyah.aku yang berada di belakang Ilham hanya mengikuti nya. Inilah yang membuat ku sangat kagum kepadanya. Sifat Tawadhu yang membuat ku terkadang malu karena tidak bisa seperti Ilham

"Wa'alaikumussalam. Temen nya Aisyah ya?" Tanya Ayah Aisyah

"Iya Om" Jawab Ilham sopan.

"Pantes Om baru liat kamu. Kalo yang dibelakang kamu mah Om udah sering lihat" Ledek Om. Ya jelas siapa lagi yang saat ini berada di belakang Ilham kalau bukan aku.

"Hehehe iya Om,bosen ya Om liat Syila terus" Ucap ku

"Gak kok,Om malah seneng kalo kamu disini,Aisyah jadi ada temen nya" Ucap Om Farel,Ayah Aisyah.

"Yaudah duduk dulu,silahkan dimakan. Tante masakin ini khusus buat kalian loh" Ucap Tante Ica,Ibu Aisyah.

"Iya Tante. Makasih udah ngundang Syila sama Ilham makan malem disini" Ucap ku

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang