16. Keputusan

4.7K 289 0
                                    

"Tanda kecintaan Allah kepada hamba nya yaitu dengan mengujinya"

----------------------❤❤❤---------------------

Pintu Ruang Panitia aku buka,Pak Hasan,Ketua Panitia program Beasiswa study Kairo terlihat sedang sibuk membereskan beberapa map yang berantakan.

"Assalamu'alaikum,Pak Hasan" Ucapku.

"Wa'alaikumussalam,Syila. Silahkan duduk" Pak Hasan mempersilahkan aku untuk duduk,ia menghentikan aktivitasnya sejenak lalu ikut duduk di kursi kerjanya.

"Ada apa Syila? Apa ada masalah tentang Beasiswa itu?" Tanya Pak Hasan.

"I-iya Pak,Syila kesini mau tanya sama bapak. Apa Beasiswa itu bisa di  tukar nama pak?" Aku sedikit ragu-ragu bertanya soal ini. Berharap nasib memihak ku. Aku ikhlas jika memang Beasiswa ini untuk Aisyah.

"Maksud kamu apa Syila? Bapak gak ngerti"

"Gini,Pak. Jadi nama Syila itu di ganti sama nama nya Aisyah" Jelas ku. Semoga Pak Hasan mengerti.

"Loh kenapa? Ini kesempatan kamu loh. Kenapa malah kamu kasih untuk orang lain Syila?" Pak hasan sedikit tak terima,karena menurut Pak Hasan aku sangat layak menerima Beasiswa ini,nilai ku paling tinggi di antara Mahasiswa yang lain,kata Pak Hasan kemarin.

"Tapi pak. Syila gak bisa nerima Beasiswa ini. Syila rasa Aisyah yang berhak buat Beasiswa ini. Tolong pak" Aku memohon kepada Pak Hasan. Beliau terdiam. Menimbang-nimbang ucapan ku.

"Maaf Syila,nama kamu sudah bapak  cantumkan ke pusat dan akan di kirim ke Kantor pusat Univercity Kairo siang ini. Jadi data tidak bisa di ubah,jika di ubah akan merusak semuanya." Aku menghembuskan nafas panjang,kecewa. Ya sangat. Bagaimana aku bisa melanjutkan Beasiswa ini jika ada ketidak tenangan dalam hati. Aisyah,pasti orang itu akan sangat kecewa dengan ku. Aisyah pasti akan menyangka bahwa aku tega meninggalkan nya disini,sedangkan itu impian nya,bisa kuliah di Kairo. Apa yang harus ku perbuat sekarang? Data tersebut tak bisa diganggu gugat. Jika aku tidak jadi berangkat,apa kata Umi dan Abi. Apa yang harus aku sampaikan kepadanya jika mereka bertanya apa alasan ku membatalkan Beasiswa ini. Tak mungkin kan aku jujur kepada Abi dan Umi bahwa ini ada sangkut pautnya dengan Aisyah. Pasti Abi dan Umi akan kecewa. Jika aku berangkat? Apa yang harus ku katakan kepada Aisyah nanti. Hubungan ku dengan nya saja belum membaik.
Ya Allah aku bingung harus apa.

Dengan langkah kecewa,aku keluar dari Ruang Panitia. Keputusan nya tinggal hari ini. Karena jika aku jadi mengambil Beasiswa itu,aku harus berangkat besok pagi. Itu sudah ketetapan dari pusat.

Aku harus menemui Aisyah sekarang,tapi Aisyah dimana? Sejak tadi aku tidak melihat batang hidung nya sama sekali. Saat masuk kelas pun dia tidak hadir. Apa dia tidak masuk kuliah ya hari ini?.

Aku berjalan menuju kantin,berharap ada sosok Aisyah disana. Namun nihil. Aku berjalan menuju perpustakaan,karena biasanya Aisyah disini jika waktu nya sedang luang. Saat ku periksa ternyata tidak ada Aisyah.

Apa segitu marah nya Aisyah sampai-sampai ia tidak ingin melihat ku walaupun di kampus.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi kerumah nya. Siapa tau memang Aisyah ada di rumah.

Dengan cepat,motor ku melaju menuju rumah Aisyah. Untung nya  sudah tidak ada kelas lagi,jadi aku bisa langsung menuju rumah Aisyah.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang