28. Rahasia Ayya

5.3K 294 3
                                    

Hati ini sudah biasa dengan pemandangan itu.
Jika kau melihat ku masih berdiri tegak memandangmu, itu tanda nya aku masih kuat

----------------------❤❤❤---------------------

    Happy Reading 💕
@Asihmardwiyani

         H-4 pernikahan Ilham dan Ayya. Rasanya malas sekali untuk keluar rumah. Bukan aku berniat ingin menjauhi Ilham,tapi karena aku ingin sedikit menciptakan jarak agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara aku,ilham dan calon istrinya.

Aisyah pun sudah menyerah mengajak ku untuk keluar rumah. Setelah mendapat penolakan beberapa kali dari ku,Akhirnya Aisyah mengerti,ia lebih memilih untuk main di rumah ku saja. Sekedar menonton film atau membaca buku berdua

Baru saja aku merebahkan tubuh ku tiba-tiba ponsel ku berdering. Ku lihat ada panggilan masuk bertuliskan nama 'Ilham' disana.

Aku melempar asal ponsel ku ke kasur lalu memilih untuk memejamkan mata. Aku tidak ingin berlarut-larut dalam perasaan semu ini. Aku tak ingin rasa sakit ku kembali lagi ketika aku mendengar suara nya.

Ponsel ku masih berdering. Mungkin jika di hitung,lebih dari dua puluh kali.

Aku menghembuskan napas panjang.
'Ya Allah kenapa mau move on aja  susah banget' grutu ku

Akhirnya aku memutuskan untuk menjawab telepon dari nya.

"Assalamu'alaikum" ucapku akhirnya mengangkat telepon dari ilham

[Ya allah syila kamu tuh kemana aja sih dari tadi aku telponin gak di angkat? ngangkat telepon aku aja kaya ngangkat jemuran di tiang listrik]

"Wa'alaikumussalam"

[Ohiya lupa. Wa'alaikumussalam. Yaudah jawab pertanyaan aku tadi kenapa kamu gak ngangkat telepon aku] Lanjut omelnya.

"Gapapa. Lagi sibuk aja. Jadi gak ngedenger kalo ada telepon masuk" Ucapku berbohong. Berbohong demi kebaikan gapapa kan ya? Tidak mungkin juga aku jujur kepadanya bahwa hati ku masih sakit dan akan kembali sakit ketika mendengar suara nya apalagi bertemu dengan nya.

[Sibuk ngapain? Chatan sama cowok?]

Aku mengerutkan kening ku.

"Ngaco. Aku lagi sibuk beres-beres kamar. Lagian ada apa sih nelpon sampe berkali-kali" Ucap ku pura-pura lupa.

[Ya allah jadi kamu lupa?]

"Iya hehe"

[Kamu kan udah janji mau nemenin Aku sama Ayya beli cincin]

"Aku gak janji"

[Ya intinya kamu udah nyanggupin permintaan aku. Sekarang kamu siap-siap,aku jemput.]

"Tapi.."

Tut tut tut...
Aku membanting handphone ku ke kasur. Kenapa harus aku yang selalu terlibat dalam hal ini ? Kenapa Ilham ngotot buat beli cincin pernikahan di tempat langganan ku. Toko cincin kan banyak. Kalo gini kan pasti aku juga yang ribet.

Aku harus apa sekarang?

Aku membanting tubuh ku ke kasur. sampe kapan harus berpura-pura seperti ini Ya allah. Lelah.

Aku memejamkan mataku sejenak. Merelekskan otot-otot serta hatiku yang saat ini sedang tak karuan.

Tok..tok..tok..
"Syila,ada Ilham diluar,Nak" Ucap Ummi membuat mataku yang sudah terpejam kembali terbuka.

Cintai Aku Lewat Al-Qur'anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang