CLever Venus - Chapter 19

10.4K 1K 264
                                    

Pagi harinya Christian menatap punggung telanjang Inanna. Wanita itu masih tidur dengan membelakanginya. Tidak ingin membangunkan Inanna, ia langsung bergerak duduk, memakai pakaiannya lalu keluar dari kamar Inanna.

Setelah bunyi pintu tertutup, Inanna membuka kedua matanya perlahan. Tanpa Christian sadari, sedari tadi Inanna sudah bangun. Ia hanya memejamkan matanya dan bernafas teratur supaya Christian mengira ia masih tidur. Dan terbukti.

Inanna melakukan itu karena ia bingung apa yang akan mereka perbincangkan setelah kejadian tadi malam. Ayolah... Membicarakan mengenai topik cuaca hari ini sangatlah canggung. Inanna bahkan tidak tahu harus bersikap seperti apa nantinya. Padahal ia sudah menekankan dirinya sendiri untuk tidak membiarkan godaan Christian merasuki dirinya. Tapi ia kalah hanya karena bibir yang sudah lama ia rindukan. Mengingatnya membuat Inanna meraba bibir bawahnya...

God...

Inanna menggeram. Ia bergerak duduk, menatap jendela kamarnya yang menampilkan cahaya pagi. Lalu melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 6 kurang. Ia memakai pakaiannya lalu turun ke bawah. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Christian berada di dapur tengah berseteru dengan pisau dan apron berwarna biru laut. Inanna yakin ia tidak pernah lupa jadwal lari pagi Christian. Tapi ada apa dengan pagi ini?

Inanna buru-buru membalikkan badannya, hendak masuk kembali ke kamarnya. Namun suara Christian menghentikannya.

"Oh kau sudah bangun rupanya. Kemarilah bantu aku."

Butuh tiga detik bagi Inanna berbalik lalu berjalan menuju kamar mandi. Inanna membasuh mukanya lalu menatap pantulan wajahnya di cermin.

Bersikap biasa, Inanna... Bersikap biasa...

Hanya harapan itu yang dapat menjadi penopang tubuh Inanna saat ia mulai bergerak menuju dapur.

"Aku kira kau akan lari pagi." Inanna berdiri di depan Christian yang terhalang kitchen islan berwarna abu-abu dan putih telur...

Tunggu. Sejak kapan rumah Inanna mempunyai ini?

"Dan membiarkanku ditinggal dua kali?" Christian menggeleng. "Aku tidak bodoh, Pumpkin."

Mendengar panggilan itu membuat Inanna mendengus dan memutar kedua bola matanya. Tapi memang benar, hari di saat Christian mengatakan tiga kata yang hampir menggoyangkan pendirian Inanna, besok paginya yang cukup awal ia langsung pergi dengan anak-anak tanpa menunggu Christian kembali dari lari pagi.

Christian meletakkan pisau lalu menumpukan kedua tangannya di pinggiran meja. Ia menatap serius Inanna. "Dengar, aku tidak menyesal. Dan aku tidak akan menganggap tadi malam merupakan sebuah kesalahan. Aku juga tidak akan pernah melupakan semalam..."

Inanna terpaku menatap ekspresi sungguh-sungguh dari Christian.

"Dan aku harap kau sama sepertiku. Jika tidak, mungkin aku akan kecewa."

Inanna membetulkan posisi duduknya seraya berdeham. Lalu bergumam, "Bukankah terlalu pagi membicarakan hal yang serius?"

"Bisakah kita berbicara serius kali ini?"

"Bisakah kita tidak membahasnya? Jujur, aku sudah nyaman dengan seperti ini. Dan aku tidak ingin merusak apa yang sudah kau bangun dengan kerja kerasmu hanya karena pembicaraan yang serius."

Christian tersenyum samar. Ia menggenggam jemari Inanna dan membawanya ke bibirnya. Lalu berkata dengan sedih, "Aku tidak mendapatkan morning kiss pagi ini."

Sontak Inanna terkikik seraya menggelengkan kepala pelan. "Kemarilah."

Christian menunduk dan Inanna memegang rahang Christian. Tidak sampai di situ saja, Inanna perlu berdiri supaya dapat merasakan bibir Christian lagi dan lagi. Saat Inanna mencium Christian, tanpa ia sadari bahwa seseorang berada di belakangnya dengan seragam jasa desain interior rumah.

CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang