Setengah jam kemudian mereka segera meningalkan restoran tersebut. Karena Drayton datang menggunakan kendaraan pribadi, ia pamit terlebih dahulu. Dalam perjalanan menuju kantor Inanna, Christian tidak banyak bicara. Jika anak-anak bertanya kepadanya, ia akan menjawab seadanya atau hanya bergumam.
Mereka telah sampai di basement. Christian ingin membuka pintu mobil seketika terhenti saat Inanna memanggil namanya.
"Terima kasih untuk makan siangnya. Aku sangat menikmatinya."
Christian menunduk.
"Anak-anak juga sangat menikmatinya."
"Bohong. Kalian berbohong hanya untuk membuatku terlihat seperti idiot. Ah, sial..."
"Apa kau buta? Apa kau tidak lihat bagaimana antusiasnya anak-anak makan tadi? Mereka bahkan diam-diam meminta es sanghai untuk pencuci mulut."
Christian tidak menanggapinya.
Dengan sangat sabar, Inanna menjelaskan. "Setiap saat Drayton mengajak anak-anak makan di luar, aku selalu menyuruh mereka untuk tidak mencari tempat makan mahal. Mereka pernah ke restoran itu, dan anak-anak berbohong jika mereka tidak menyukai masakan di sana padahal mereka sangat ingin menghabiskan semua makanan itu."
"Apa yang Mom katakan itu benar, Dad," ujar Raymond.
"Sejujurnya, kami sangat menyukai hot pot tadi. Kau sangat hebat! Tahu saja apa yang kami suka." Aaron memujinya dengan tulus. "Mungkin ini yang namanya ikatan batin antara anak dan ayahnya."
"Dad, Bisakah kita memakannya lagi malam ini?"
Christian menghela nafas dalam dan membuka kedua matanya. Mengulurkan tangannya untuk menarik Inanna mendekat kemudian menciumnya dengan kuat. "Astaga... aku pikir aku salah memilih tempat makan siang kita." Setelah itu Christian mencium dan mengacak rambut kedua anaknya dengan tersentuh. "Thanks, boys."
Si kembar membalas senyuman Christian.
"Turunlah lebih dahulu. Mom ingin membicarakan sesuatu dengan ayah kalian."
"Baik, Mom."
Sepeninggalan Aaron dan Raymond, Inanna menatap Christian sangat serius. "Jangan pernah lakukan itu lagi di tempat umum."
Christian berpikir sejenak maksud dari perkataan Inanna. Setelah paham bahwa apa yang hendak wanita itu bicarakan adalah tentang sikap binatangnya di restoran China, ia segera memasang ekspresi menyesal. "Maafkan aku. Aku hanya tidak suka saat dia menatapmu dengan mata menjijikannya. Dia bahkan ingin selalu berada di dekatmu."
"Dia adalah bosku. Aku akan sering menemuinya atau dia yang menemuiku untuk membahas pekerjaan. Lalu, tentang perasaannya... aku tidak tahu. Aku tidak berniat menggodanya atau menargetkannya menjadi ayah anak-anak."
"Tuhan pun tahu saat kau diam saja mampu membuatku keras." Christian bergumam.
"Maaf?"
Christian mengibaskan tanganya ke udara. "Pergilah bekerja. Kita akan bertemu di sini lagi jam 5."
Inanna tersenyum lembut setelah Christian memberikan ciuman lembut. Dan segera masuk ke dalam kantor. Ia duduk di kursinya, diam untuk beberapa saat sebelum melepaskan cincin dari jarinya dan menyimpannya di dalam laci meja kerjanya.
***
Setelah hari yang panjang, akhirnya mereka sampai di rumah mungil Inanna. Belum sempat Inanna meneriakkan mereka untuk mengganti pakaian, mereka sudah dulu berlarian menuju kuda. Inanna tersenyum menatap kedua anaknya yang terlihat menikmati menunggang kuda poni seraya beradu pedang. Sesekali mereka akan stirahat untuk memakan sisa kue ulang tahun lalu kembali bermain. Sedangkan Christian, pria itu baru saja selesai menerima telpon langsung memeluk Inanna dari belakang. Ia ikut menonton anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]
RomanceThe third book of Venus Series [21+] Beberapa chapter di private. Follow aku dulu untuk baca chapter lengkapnya. Mulanya Inanna Paparizou merasa keluarga kecil yang ia ciptakan akan baik-baik saja, tentu saja dirinya dan kedua anaknya. Tap...