Clever Venus - Chapter 32

6.7K 947 109
                                    

Secara naluriah Inanna memegang kedua anaknya dengan erat.

"Mom, siapa mereka?" Raymond bertanya ketika Lana menatapnya dengan penuh kasih.

Inanna tidak menjawab. Ia melihat Christian yang berdiri di sebelah Anthony dengan tatapan kaget dan panik. Ya, saat ini Inanna panik. Ia tidak ingin orang tua Christian mengambil anak-anak yang sudah ia lahirkan dan besarkan dengan jerih payahnya sendiri. Inanna yakin mereka ingin mengambil si kembar. Buktinya saja tatapan mereka yang tidak berhenti untuk memperhatikan kedua anaknya.

"Um... Ayah, Bu, ini anak-anakku dan Inanna." Christian menunduk dan berbicara dengan si kembar. "Ayo ucapkan salam untuk Grandfather dan Grandmother."

"Hai, Grandfather. Hai, Grandmother." Aaron dan Raymond kompak menyapa mereka.

Lana menutup mulutnya dengan perasaan rumit.

Saat Anthony maju, secara naluriah Inanna mundur bersama anak-anak. Anthony menatapnya dan melihat raut wajah Inanna yang ketakutan.

Christian yang sadar segera berbicara dengan si kembar. "Boys, tunjukkan kamar kalian kepada kakek dan nenek."

Si kembar mendongak untuk melihat Inanna terlebih dahulu seolah meminta persetujuan. Namun Inanna masih terdiam di tempatnya.

Christian mendekati Inanna dan berbisik. "Biarkan mereka ke kamar dulu dan kita bicara–"

"Tidak."

Christian menatap mata Inanna. "In–"

"Inanna." Lana memanggilnya. Dan Inanna meliriknya dengan waspada.

"Bisa kita bicara?"

Bolehkah mengambil anak-anaknya? Inanna otomatis menggeleng. Ia berbalik dan segera membawa anak-anak ke kamar mereka. Christian yang melihat itu menyisir rambutnya frustasi lalu menatap kedua orang tuanya dengan datar. "Inilah kenapa aku tidak ingin mengatakannya kepada kalian lebih awal."

"Awal katamu? Kau mengatakannya dua bulan lalu. Menurutku ini waktu yang cukup lama untukku bersabar melihat cucu-cucuku!" Anthony meneriaki Christian.

Christian hanya berlalu dan segera masuk ke kamar si kembar. Dengan panik ia mendekati Inanna yang sedang mengepak pakaian si kembar. "What the hell, Inanna?!"

Christian segera mengeluarkan isi koper dan membiarkannya berantakan begitu saja. Inanna menunduk dan tidak bergerak sama sekali.

Christian menyisir rambutnya lalu mendekati Inanna, bersimpuh di depan kekasihnya. "Hei, Pumpkin. Look at me."

Inanna mengalihkan wajahnya ke arah lain dan Christian tahu wanita itu ingin menangis.

"Inanna, sayang."

"Aku ingin pulang bersama anak-anak."

Christian terdiam.

"Kumohon, Christian." Inanna berbisik.

Christian memegang jemari kurus Inanna lalu menggenggamnya. "Saat aku tahu jika Aaron dan Raymond adalah anak-anaku, aku memberitahu mereka,"

"Ya Tuhan..." Inanna memejamkan matanya dan kembali menunduk. Mereka akan mengambil anak-anaknya.

"Inanna, dengarkan aku dulu."

Inanna menggeleng. Air matanya mulai jatuh membuat si kembar hanya duduk di kasur dengan sedih. "Apalagi, Christian? Kau sengaja membawaku kemari supaya bisa mengambil si kembar, bukan?"

Christian tersentak.

"Aku tidak akan membiarkan kalian mengambil mereka dariku." Inanna hendak berdiri namun Christian menahannya.

"Inanna, aku bilang dengarkan aku dulu! Mereka tidak akan mengambil si kembar darimu!" Setelah meras Inanna bisa diajak berbicara, Christian melanjutkan. "Sebelumnya, aku juga kaget melihat mereka di sini. Mereka tidak mengabariku sebelumnya. Tapi mengingat jika mereka baru tahu bahwa mereka memiliki dua cucu berusia 5 tahun, mereka pasti datang. Tapi aku tidak tahu jika harus menjadi hari ini."

"Mereka datang bukan memiliki niat jahat. Mereka hanya ingin melihat cucunya. Mereka hanya ingin bermain dengan Aaron dan Raymond." Christian mendekati Inanna dan berkata dengan lembut. "Aku ingin mengatakan hal ini sebelumnya namun aku selalu melupakannya."

"Kau ingin aku percaya begitu saja?"

"Sialan, kita bisa membuktikannya di kamar jika kau tidak percaya. Bukan hanya itu saja, saat berada di dekatmu seperti ini hampir membuatku gila untuk mengangkatmu dan menampar bokongmu tanpa ampun."

Seketika wajah Inanna memerah. Ia tidak tahu jika dirinya memiliki daya tarik seperti itu hingga membuat Christian bereaksi seperti itu.

Christian menghela nafas dalam lalu menyentuh rahang Inanna. "Percayalah padaku, mereka hanya ingin melihat anak-anak... dan kau."

Inanna menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"

Christian tersenyum. "Ya."

Inanna pernah membuang Christian dan melahirkan si kembar diam-diam. Lalu Anthony dan Lana ingin menemuinya?

Christian berbisik dan membawa Inanna keluar bersama anak-anak. "Temui mereka dan kau akan tahu jika aku tidak akan membohongimu."

***

Lana duduk dengan gelisah karena menunggu terlalu lama. Mereka belum lagi keluar dari kamar anak-anak. Anthony sedari tadi tak henti-hentinya menenangkannya. Dan saat Christian dan Inanna mendekat, Anthony dan Lana sangat bahagia.

Menit demi menit berlalu setelah Inanna duduk di hadapan kedua orang tua Christian. Anak-anak mereka sedang bermain robot-robotan di lantai. Sedangkan Christian duduk santai di sebelah Inanna. Mereka masih tidak membuka bahan obrolan.

Saat Aaron kesusahan membuka pengait jubbah robotnya, Inanna dengan sigap duduk di lantai bersama anak-anak dan membantu Aaron. Hal itu tidak luput dari perhatian Anthony dan Lana.

Merasa jika mereka akan membuang waktu yang lebih lama untuk saling canggung, Christian memutuskan membuka obrolan. "Ayah, bisakah kau membedakan yang mana Aaron dan Ryamond?"

Anthony menggeleng ragu.

"Boys, pergi ke kakek dan nenek kalian sekarang. Mereka masih tidak bisa membedakan kalian."

Inanna hendak menahan si kembar, tetapi Christian lebih dahulu menghentikannya. Pria itu tersenyum meyakinkan Inanna.

"Mereka sudah besar." Akhirnya Lana menangis. "Mereka sangat tampan."

Anthony mengangguk membenarkan. Terlihat matanya memerah saat memeluk kedua anak laki-laki itu. Ia melihat Inanna dan tersenyum hangat. "Terima kasih telah melahirkan mereka."

"Ya, terima kasih banyak, Inanna. Aku sangat bahagia untuk kalian." Lana berujar dengan suara serak.

Inanna menatap mereka bergantian, terharu dan merasa bersalah. Ia baru saja berpikir jika mereka akan mengambil anak-anak darinya. Inanna tetaplah Inanna yang berpikiran sempit. Inanna merasakan seseorang memeluk tubuhnya. Ia menoleh ke samping untuk melihat Christian.

Inanna menghembuskan nafas dan kembali menatap orang tua di depannya. "Maafkan aku sebelumnya. Aku hanya sedikit panik–"

"Kami juga yang salah. Datang tanpa pemberitahuan." Anthony terkekeh. "Kami terlalu bersemangat saat tahu Christian mengajak kalian bertiga ke Pennsylvania. Sebelumnya, selamat datang di Pennsylvania, Nak."

'Nak' untuk Inanna membuat kupu-kupu kembali terbang di perutnya. Inanna menyukai kata itu.

"I told you." Christian berbisik di telinga Inanna sebelum mencium pelipis wanita itu. "Mereka masih menyukaimu. Ditambah lagi dengan anak-anak, mereka makin jatuh cinta kepadamu."

CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang