Inanna minum beberapa tegukan lalu berdiri. "Hukuman, setelah pulang sekolah kalian tidak boleh ke mana-mana."
"Mom...! Apa salah kami?"
Inanna yang baru berjalan beberapa langkah harus terhenti, ia berbalik lalu menunjuk Christian. "Tanyakan hal itu pada Dad-kalian!"
Setelah sarapan mereka semua langsung bergegas menuju mobil Inanna dengan Christian yang mulai berusaha mengambil peran di keluarga kecil Inanna.
"Raymond juga pernah mengompol!" seru Aaron yang duduk di kursi belakang bersama Raymond. Sedangkan Inanna duduk di depan menemani Christian menyetir.
"Tapi kau yang sering mengompol membuat Mom marah," ujar Raymond seakan tidak ingin kalah.
Christian tertawa tepat saat mobil berhenti di depan sekolah si kembar. Tiba-tiba saja tanpa disuruh, Aaron dan Raymond sudah mencium kedua pipi Inanna dan Christian. Padahal Inanna perlu berteriak barulah Aaron dan Raymond mencium pipi dan memeluknya. Malah sekarang mereka mengambil inisiatif.
"Jangan lupa menjemput kami!"
"Aku akan menjemput kalian." Christian mewakili Inanna.
Dan sekarang sisa mereka berdua di dalam mobil yang kembali membelah lautan kendaraan.
"Kau tidak perlu melakukannya."
Christian menoleh lalu tersenyum. "Sudah seharusnya aku menjemput anak-anakku."
"Aku bisa menjemput mereka jadi pekerjaanmu nanti tidak terganggu."
"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak terganggu dengan masalah menjemput anak. Oke dengar, Biarkan aku bersama anak-anak selama 2 bulan ini. Aku ingin bersama mereka... Hanya itu dan aku tidak akan meminta apapun darimu, Pumpkin."
Inanna menggeram. "Tapi jangan memanggilku pumpkin. Kurasa kau masih ingat peraturan yang kuberikan tadi malam."
Mobil mereka berhenti saat lampu merah.
"Kau meremehkan kerja otakku? Kau bilang peraturan rumah, benar? Artinya tidak apa-apa jika aku memanggilmu seperti itu di luar rumah."
Inanna tercengang menatap Christian yang menyeringai. Ia menghela nafas lalu menggelengkan kepala. Ia melupakan seorang Christian yang luar biasa hebat memainkan perkataannya.
"Tapi tidak jika di area kantor. Rekan kerja akan menganggap aku berselingkuh. Jika itu terjadi—"
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan memotong kemaluanmu."
Refleks Christian merapatkan kakinya membuat Inanna terdiam cukup lama.
"Ya Tuhan... Kau..." Inanna menunjuk di antara kedua paha Christian. Lalu tertawa.
"Diam, Inanna. Sampai sekarang ini masih berbekas!"
"Benarkah?" Inanna kembali tertawa. "Mana buktinya, aku ingin lihat karyaku."
"Tidak— Hey! Inanna!!!"
Inanna mencoba memegang kancing celana jeans Christian seraya terkikik geli. Dan Christian mencoba menahan kedua tangan Inanna. Untung saja lampu lalu lintasnya masih berwarna merah. Tapi ruginya, kaca samping Christian terbuka hingga kendaraan sebelah mereka memperhatikan dengan jelas apa yang tengah Inanna lakukan.
Bukannya malu, Inanna malah semakin jadi melakukannya. Tentu saja dengan tawa membahana membuat wajah Christian memerah karena malu.
Christian langsung melajukan mobilnya saat lampu hijau. Dan Inanna tidak henti-hentinya tertawa sepanjang perjalanan dengan sesekali berceloteh tentang maha karyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]
RomanceThe third book of Venus Series [21+] Beberapa chapter di private. Follow aku dulu untuk baca chapter lengkapnya. Mulanya Inanna Paparizou merasa keluarga kecil yang ia ciptakan akan baik-baik saja, tentu saja dirinya dan kedua anaknya. Tap...