Ciuman Christian semakin turun. Dari dahi ke hidung, lalu pipi dan berhenti di bibir Inanna. Christian melakukannya dengan lambat, merasakan betapa hancurnya ia saat kehilangan bibir itu dulu. Dan sekarang ia merasakan kerinduan yang amat banyak, sangat dalam. Christian membuka matanya di tengah-tengah aksinya. Ia melihat Inanna yang menikmati hal yang mereka lakukan dengan mata terpejam. Dengan berani Christian menangkup wajah Inanna lalu mencoba masuk lebih dalam membuat Inanna menggeram. Wanita itu menggenggam kaos Christian dengan erat dan membuka mulutnya sehingga Christian lebih leluasa.
Otak Inanna kembali bekerja saat mendapati dirinya sudah bersandar di meja makan dengan bibir Christian yang berada di lehernya dan juga tangannya di balik tank top Inanna. Dengan cepat ia menahan dada bidang Christian yang berat. "Woah, woah ... Ini bukan pembicaraan baik-baik yang aku pikirkan."
Christian menggeram pelan. Ia menjauhkan tubuhnya dan menatap Inanna yang sudah kacau olehnya. Dirinya pasti lebih kacau. Ia memejamkan mata dan mengumpat.
"Aku mohon jangan ada umpatan atau sumpah di depan anak-anak." Inanna bergumam seraya merapikan rambutnya.
Christian menatap Inanna —yang entah sejak kapan wanita itu melangkahkan kakinya karena ia sudah berada di kursi tadi ia duduki— sedang terengah-engah seperti dirinya. Christian mengangguk lalu tersenyum. "Baiklah... Kita akan mulai bicara baik-baik."
Christian duduk di kursi depan Inanna. Dan Inanna ikut mengangguk.
"Tapi pertama, kenapa dengan umpatan?"
"Rumahku memiliki peraturan. Yang pertama tidak boleh ada umpatan. Umpatan tidak baik untuk kesehatan psikologi anak-anakku."
"Oke. Tapi bisakah kau perbaiki kalimatmu? Ingat, mereka juga anak-anakku."
"Yang kedua, karena di sini tidak ada asisten rumah tangga, semua orang yang tinggal di sini harus membantuku membereskan rumah, halaman depan dan belakang." Inanna kembali berujar tanpa membalas perkataan Christian.
Christian hendak membuka suara namun terpotong oleh Inanna. "Peraturan ketiga. Karena kau orang luar—"
"Aku bukan orang luar, Pumpkin."
"kau harus bertingkah sopan layaknya tamu."
Christian menghirup udara mencoba tidak kesal dengan sikap Inanna lalu mengangguk. "Oke..."
"Peraturan keempat—"
"Tunggu. Berapa banyak peraturan yang kau buat?"
"Peraturan keempat, anak-anak tidak boleh dibiasakan memakan junk food tiap hari. Artinya mereka hanya bisa makan itu satu kali sebulan."
"Menurutku 4 kali tidak apa-apa."
"Peraturan kelima."
"Tuhan, what?!"
"Peraturan kelima, tidak ada ciuman dan kontak fisik yang mengandung unsur pornography di depan anak-anak atau di rumahku."
"Hey—"
"Peraturan keenam—"
"Lagi? Oh damn... Aku taruhan kau bisa membuka sekolah tentara."
"Thank you. Untuk peraturan keenam. Don't. Call. Me. Pumpkin." Inanna berujar dengan tegas yang pastinya dapat dipahami Christian. "Dan kau baru saja melanggar peraturan pertama."
Christian menghela nafas menyerah. "Peraturan ketujuh?"
Inanna terdiam sejenak. "Mungkin hanya itu dulu. Aku akan menambahkannya jika kau bertingkah kelewatan batas."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]
RomanceThe third book of Venus Series [21+] Beberapa chapter di private. Follow aku dulu untuk baca chapter lengkapnya. Mulanya Inanna Paparizou merasa keluarga kecil yang ia ciptakan akan baik-baik saja, tentu saja dirinya dan kedua anaknya. Tap...