Clever Venus - Chapter 38

7.7K 914 203
                                    

"Hai, Nak." Christian mendekati tempat tidur si kembar lalu duduk di pinggir tempat tidur Aaron. "Kalian tidak bisa tidur?"

Mereka menggeleng.

"Apa kau baik-baik saja, Dad?"

Dengan tidak yakin Christian mengangguk kemudian mengangkat bahu. "Entahlah... Aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Tapi sepertinya aku membuat semuanya semakin kacau."

"Semua orang sedang kacau, Daddy. Kau kacau. Mom kacau. Dan dia juga." Aaron berujar dengan tidak menyebut nama orang ketiga yang sudah merusak keluarganya.

Christian tersenyum simpul. "Apakah kalian juga sedang kacau?"

Raymond menggeleng. "Kami sangat sedih... Apakah kalian benar-benar akan berpisah, Daddy? You and Mom?"

"Apakah kalian akan sedih jika aku berpisah dengan Ibumu?"

Mereka mengangguk. "Sangat. Bagaimana denganmu, Dad?"

"Sama."

"Jadi, kenapa kau melakukannya?" tanya Aaron penasaran.

"Aku tidak melakukannya. Aku hanya memberi Ibumu semacam...petunjuk... Atau pilihan. Seperti aku membawa anak-anak dan kau harus ikut. Atau jika kau menginginkan anak-anak, maka kau harus ikut." Christian menatap si kembar bergantian. "Apakah aku terlalu tamak?"

"Sifat tamak sangat bagus untuk seorang pria," ujar Raymond.

"Dia ingin...melakukannya. Dulu. Dan aku masih menginginkannya. Apa aku terlihat seperti orang bodoh?" Lagi, kata 'Ya' yang keluar dari mulut Inana membuat Christian sesak.

"Memperjuangkan suatu hal hingga mati mengartikan bahwa kau adalah seorang pria sejati." Aaron menjawab dengan polos padahal tidak 100% mengerti apa yang mereka bahas. Ia hanya mengingat perkataan Mom Hera yang tegas.

Sontak saja Christian mendenguskan tawa lalu mengacak rambut si kembar kemudian berdiri. "Great talk, kids. See you in the morning."

"Dad?" panggil Aaron saat Christian diambang pintu. Pria itu menoleh. "Hanya berjaga-jaga. Jika kau memerlukan bantuan, kami selalu siap."

Christian tersenyum. "Dan apa itu?"

Aaron mengangkat bahu. "Memakan banyak gulali?"

"Atau pura-pura sakit? Biasanya Mom selalu menuruti permintaan kami jika sedang sakit." Raymond menambahkan.

Christian terkekeh. "Ibumu orang yang keras. Tidak mungkin dia akan mengabulkannya secara percuma."

"Memang. Tapi jika Mom Diana tahu, dia akan menangis lalu berbicara dengan Mom untuk menyetujui permintaan kami."

"Bahkan Auntie Helena juga akan merawat kami. Yah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui."

Christian terdiam sejenak lalu bersedekap. "Kalian tahu, Nak? Kalian menjadi sedikit manipulatif."

Aaron dan Rahmond hanya tersenyum manis hingga Christian menutup pintu kamar mereka.

***

Bunyi alarm weker digital menandakan malam yang seperti neraka telah berganti pagi. Christian mematikan alarm terlebih dahulu sebelum duduk di pinggir ranjang, menatap keluar dinding kaca dengan tatapan kosong.

Ya, dia tidak bisa tidur semalaman. Dia gelisah dan merasakan perasaan menyesal yang mendalam. Malam yang panjang ia menyadari satu hal, Inanna masih berbohong tentang mengugurkan anak-anak mereka.

Apakah Inanna tidur nyenyak? Ataukah sama sepertinya yang tidak bisa tidur? Apakah wanita itu meringkuk di ranjang yang dingin menggunakan pakaian tidurnya, tanktop dan celana dalam, dan menangis sepanjang malam?

CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang