"Kau ingin ke mana?" tanya Christian saat melihat Inanna yang rapi dengan gaun putih susu selutut.
"Um... Caroline menelponku tadi. Ada rapat bulanan yang kulupakan. Kau bisa bertanya padanya. Dan kenapa kau masih di sini? Bukankah katamu kau ingin bertemu dengan pihak polisi?"
Christian mengangguk. Ia mengusap rambut Inanna hingga tengkuk. "Kita bisa pergi bersama. Aku akan mengantarmu dulu. Jadi berikan aku kunci mobilmu."
Inanna melirik jam tangannya. "Oh maaf, Christian. Aku sudah telat. Kau bisa menggunakan taksi. Bye!"
Christian tidak menahannya. Ia membiarkan Inanna memasuki mobil. Lalu berjalan keluar dan memasuki mobil van yang menunggunya tidak jauh dari rumah. Ia menghubungi Caroline.
"Hello, Caroline speaking."
"Hai, Caroline. Apa benar kalian memiliki jadwal rapat hari ini?"
"Oh Tuan McKale... Ya. Rapat bulanan yang hanya menunggu beberapa menit lagi." Caroline menjawab dengan lancar.
Christian terkekeh. "Kau sangat pintar berbohong. Katakan pada Inanna jika aku sedang mengikutinya."
***
Setelah menutup sambungan teleponnya, Christian langsung terlihat fokus bersama detektif sewaannya. Ia sesekali bertanya kepada supir berapa lama lagi mobil van mereka akan terus melambat dengan tidak sabar.
"Tenanglah, Sir. Kita perlu menjaga jarak supaya tidak dicurigai Blair Samantha."
Christian mengumpat panjang lebar seraya mengusap wajahnya. Ia mengetuk tempat duduknya dengan tidak sabar karena sungguh sepanjang perjalanan ini ia merasa bosan. Bagaimana tidak, semua body van tertutup dinding kedap suara dan tanpa jendela. Oh sial, ini sangat menjemukan dan menakutkan bagi Christian. Ia tidak bisa melakukan apapun di dalam van. Yang ia bisa hanya terus bertanya pada supir lewat jendela kecil di depannya, sampai kapan mereka sampai. Karena Christian sungguh takut terjadi apa-apa kepada Inanna dan kedua jagoannya yang nakal. Hingga tiba-tiba mobil berhenti.
"Apa ini? Apa sudah sampai?" tanya Christian. Ia menatap layar laptop di depannya lalu mengerutkan dahi. Mobil Inanna masih berjalan tapi kenapa mereka berhenti.
Seakan paham, detektif yang duduk di sebelahnya membuka kembali jendela kecil diantara tempat duduknya dan supir.
"Um, Sir. Sepertinya kita mendapatkan apa yang kita cari."
Mendengar perkataan supir membuat Christian dengan cepat keluar dari mobil van. Ia membisu beberapa detik saat mendapati apa yang ia lihat sebelum dengan kaki jelly-nya mendekati mereka untuk memeluk kedua jagoannya.
Ya, kedua anaknya selamat namun dalam keadaan berantakan dan ketakutan. Mereka menangis di pelukan Christian.
"Oh, thank God... Thank God... thank God. kalian aman, kids. Kalian sudah aman..."
Christian sedikit menjauhkan wajahnya lalu menatap lekat kedua anaknya. "Katakan, apa yang terjadi. Apa dia menyakiti kalian? Apa dia yang membuat kalian menangis. Dan bagaimana bisa kalian ada di sini sedangkan ibu kalian sedang dalam perjalanan menuju—"
"Um, Sir. Mobil Mrs. Paparizou sudah berhenti."
Christian mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Inanna namun Inanna tidak mengangkatnya. Kembali ia mengumpat di depan kedua anaknya.
"Maafkan jika aku menyela, Sir. Tapi sepertinya kita perlu membawa anak-anakmu ke rumah sakit terdekat untuk penanganan pertama."
Christian menatap kedua anaknya yang tampak menggigil ketakutan lalu menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEVER VENUS [#3 VENUS SERIES]
RomanceThe third book of Venus Series [21+] Beberapa chapter di private. Follow aku dulu untuk baca chapter lengkapnya. Mulanya Inanna Paparizou merasa keluarga kecil yang ia ciptakan akan baik-baik saja, tentu saja dirinya dan kedua anaknya. Tap...