Prolog

24.7K 795 7
                                    

Malam mulai datang. Jam menunjukkan pukul 10 malam dan aku masih terjaga. Mataku tidak mau tidur dan hanya mengikuti instruksi otakku untuk berkeliaran diantara setiap memori yang aku lihat ulang. Pandanganku mengitari di sekitar ruangan kamar, menatap satu persatu foto – foto yang terbungkus frame cantik dan menggantung di beberapa sisi dinding kamar.

Pandangan pertamaku tertuju pada foto pre wedding dua orang yang hendak menikah beberapa bulan lagi sebelum sesi foto itu dilakukan. Keduanya tampak bahagia dan aku bisa melihatnya dari senyum yang tersungging di bibir kedua orang itu. Calon mempelai pria nya mengenakan kemeja warna biru muda yang sekilas nyaris putih yang dipadukan dengan celana warna krem. Kemejanya dimasukkan ke dalam celana dan dasi kupu – kupu putih melingkar di lehernya. Sementara wanita nya memakai dress selutut warna putih lengan pendek. Ia memakai hiasan bunga di rambutnya yang dibiarkan terurai. Tangannya yang tengah menggenggam bunga melingkari leher pria. Mereka saling bertatapan dan dari melihatnya saja aku tahu jika tatapan itu adalah tatapan penuh cinta dari dua orang yang sedang dimabuk cinta.

Pandangan keduaku tertuju pada foto sepasang pria dan wanita yang sedang dimabuk cinta lagi. Mereka berdua baru saja dinobatkan sebagai sepasang suami istri yang sah. Prianya memakai jas hitam sementara perempuannya memakai gaun putih yang sangat cantik. Rambutnya di gelung dan diberikan hiasan bunga di rambutnya. Mereka saling berpegangan tangan dan sang pria mencium kening perempuannya dengan rasa cinta yang mendalam.

Pandangan ketigaku tertuju pada sebuah foto keluarga bahagia. Seorang ayah, ibu dan putri kecilnya. Mereka bertiga tampak begitu bahagia. Si ayah mencium kening si ibu sementara si ibu yang tengah menggendong putri kecilnya mencium kening putri kecilnya. Sangat bahagia meski terlihat sederhana. Efek vintage pada foto itu menambahkan efek dramatis pada fotonya.

Setelah mengamati ketiga foto itu, jangankan merasakan kebahagiaan namun aku justru merasa sangat sedih. Rasa sakit yang menggigit hatiku terasa sangat menyakitkan. Pandanganku pun mulai kabur dengan air yang mendadak hendak merangsek keluar dari mata.

Lalu aku menoleh pada sisi kiriku. Sisi kiri tempat tidur yang kosong, hanya ada bantal yang tidak terpakai entah sudah berapa lama. Aku menggerakkan tanganku untuk menyentuh permukaan bantal itu. Telapak tanganku meraba bantal itu dan menjejaki setiap bagian yang menyisakan sebuah kenangan. Aku kemudian menggerakkan badanku untuk rebah di bantal itu dan membayangkan diriku yang tengah bersandar pada pemilik bantal ini. Sekarang, Aku sedang merindukan pemilik bantal ini. Sangat rindu! Hingga otakku memaksaku untuk melakukan flash back pada masa pertama kali aku melihatnya dan mataku merekam setiap gerak tubuhnya dan juga senyumnya yang sangat aku suka.

-00-

SAUDADE [Complete] [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang