“Kim.” Sebuah suara membangunkan Kim dari tidur singkatnya di meja bagian belakang galeri butik. Semalam setelah apa yang ia bicarakan dengan Bima, ia tidak bisa memejamkan mata semalaman karena begitu banyak hal yang berkelebat di pikirannya. Ia sudah melihat Wynda berdiri di depannya dengan membawa sebuah kotak makan.
“Ah. Aku ngantuk Wyn, jadinya ketiduran.” Kim merapikan rambutnya yang acak – acakan dan menguncirnya ke atas.
“Enggak apa – apa kali Kim. Ini bekal makan siang dianter sama suamimu.” Wynda menyodorkan kotak makan yang dibawanya.
“Dimana dia?” tanya Kim sembari celingukan ke bagian depan galeri.
“Sudah pulang. Katanya Cuma nganter ini aja.” Wynda mengambil kursi dan duduk di depan sahabatnya. Kim lalu membuka kotak makan dan mengambil sendok yang ada di dalamnya. Isi bekal makan siang adalah dada ayam dan sayur rebus tanpa nasi. Bagaimana dia bisa menyiapkan bekal ini? Apa tadi dia pulang dulu ke rumah lalu kesini mengantarnya dan kembali lagi ke kantornya?
“Kamu masih mengkonsumsi makanan seperti itu?” tanya Wynda setelah melihat isi bekal makanan yang dibawa Bima.
“Ini ide Bima membawakanku bekal makan siang.” Jawab Kim masih dengan mengunyah makanan.
“Naaahh itu Kim!” seru Wynda tiba – tiba yang sahabatnya yang tengah mengunyah makanan hampir tersedak.
“Woiii, lagi makan ini! Jangan teriak – teriak.” Wynda malah tertawa terbahak – bahak.
“Kamu ngerasa enggak sih Kim kalau si Bima itu masih cinta mati sama kamu? Buktinya dia masih seperhatian itu sama kamu.”
Kim meletakkan sendok dan menatap Wynda. “Kalau dia cinta sama aku lalu kenapa lima tahun yang lalu dia memilih bersama perempuan itu dibanding istrinya yang sedang hamil tua?” Kim tampak emosi saat mengucapkannya.
Wynda berdeham sebelum berkata, “Bukannya aku membela Bima pada posisi seperti ini Kim. Tapi setiap orang pernah punya salah di hidupnya. Yang terpenting adalah dia mau berubah dan sadar akan kesalahannya. Dan jika menurutmu, dia sudah berubah, kenapa kamu tidak belajar untuk memaafkannya Kim? Kalian berdua adalah suami istri yang diikat dengan janji suci di depan Tuhan, bukan lagi dua orang yang pacaran dan bisa berantem lalu marah – marahan.”
Kim diam. Tidak ada yang salah dengan ucapan Wynda. Namun, tidak semudah itu untuk memaafkan Bima.
“Kamu tidak tahu yang aku rasakan Wyn, makanya kamu bisa ngomong begitu.”
“Setiap pernikahan pasti memiliki masalah Kim. Pada ulang tahun ke 4 pernikahanku, seorang perempuan datang dengan membawa seorang bayi dan dia mengaku kalau bayi itu adalah anak suamiku.” Kim mendongak saat mendengar cerita sahabatnya. Bagaimana bisa dia menyimpan masalah sebesar itu untuk dirinya sendiri?
“Pada awalnya, Robby tidak mengakui kalau bayi itu adalah anaknya namun setelah aku mengajukan tes DNA, anak itu memang benar adalah anak Robby. Saat itu yang ada di pikiranku adalah Najandra dan bayi di dalam kandunganku. Mereka membutuhkan Ayahnya jauh dibanding aku membutuhkan Robby. Sehingga, aku memilih untuk menahan egoku dan membiarkan Robby menentukan sikapnya. Dan kamu tahu yang dia lakukan? Dia memilihku dan keluarganya dibandingkan perempuan itu. Tetapi, ia juga tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang Ayah. Ia memberikan uang bulanan kepada anak itu hingga sekarang, bahkan terkadang aku yang mengantarkannya. Dan meski sekarang perempuan itu sudah menikah, Robby tetap mengirimkan uang bulanannya karena anak itu tetap menjadi tanggungjawabnya sebagai Ayahnya. Aku juga tidak menghalanginya karena memang itu yang seharusnya ia lakukan.” Wynda bercerita tanpa meneteskan airmata sedikitpun. Ekspresinya juga datar seolah ia sedang menceritakan kisah orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE [Complete] [SEGERA TERBIT]
RomanceSaudade adalah tentang perasaan rindu. Rindu pada cinta yang pernah ada. Rindu pada kenangan yang pernah tercipta. Rindu pada sosok yang pernah menjadi bagian kehidupan. Juga, Rindu pada ingatan yang tercipta dari setiap peristiwa.