PART - LIMA BELAS

4.5K 297 1
                                    

Catatan Kim Gauri

31 Desember 2008

Aku duduk sendiri di sofa apartemenku sembari menikmati secangkir coklat panas dan televisi yang menayangkan acara pesta musik di Ancol. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Wynda sedang berlibur ke Jepang bersama keluarga kecilnya. Sementara Bima, tentu saja ia sedang berada di kantor dan sibuk dengan rutinitas akhir tahun.
Tahun lalu, saat ia masih di Jakarta ia bisa datang kesini dan merayakan malam tahun baru bersamaku di sini. Namun kali ini jarak Jakarta – Bitung tentu tidak akan mudah baginya terbang kesini di malam seperti ini.

Ponselku bergetar dan saat aku mengambilnya aku membaca sebuah pesan masuk.

Tomorrow meeting with big boss at 10.

Pesan dari Welly. Setelah memutuskan untuk berhenti dari agency, banyak hal yang harus aku selesaikan, baik itu pekerjaan maupun kontrak – kontrak yang masih belum bisa aku lakukan karena memang jangka waktu nya masih berjalan hingga setahun ke depan. Jadi, aku masih harus melakukan beberapa pekerjaan itu, tetapi tidak untuk memperpanjangnya lagi. Sementara bisnis butik dengan Wynda juga belum berjalan karena ruko masih dalam proses renovasi. Jadi, setelah kembali dari Jogja beberapa minggu lalu, aku memang tidak melakukan apapun. Hanya berdiam di apartemen dan Bima juga tidak pernah ke Jakarta dengan alasan sibuk. Menurut Wynda, aku adalah pengantin baru yang menyedihkan karena aku malah sendirian jauh dari suami di saat kami berdua seharusnya menikmati indahnya awal – awal pernikahan kami.

Kenapa aku tidak mengikuti Bima ke Bitung? Karena menurut Bima, akan lebih baik jika aku di Jakarta karena aku masih memiliki kegiatan di sini. Sementara jika aku di sana, tidak ada hal yang bisa aku lakukan dan Bima juga belum tentu bisa menemaniku. Sebenarnya, baik di Bitung maupun Jakarta, aku juga tidak memiliki kegiatan apapun. Aku kemudian merebahkan tubuhku di sofa. Mataku menatap layar televisi namun pikiranku tidak sedang di sini. Pikiranku melayang pada suamiku yang sedang berada jauh di sana dan aku sangat merindukannya. Hingga tanpa terasa aku pun terlelap dalam tidur.

-00-

01 Januari 2009

Aku membuka mataku perlahan dan aku menyadari bahwa aku sudah berpindah di tempat tidur. Mataku terarah pada tangan kekar yang saat ini sedang memeluk tubuhku. Seperti mimpi saja karena semalam aku sangat merindukannya dan sekarang dia sudah berada di sini memelukku. Aku memutar badanku hingga aku sekarang berhadapan dengannya yang sedang tertidur lelap. Pandangan mataku menelusuri wajahnya yang tampak lelah dan lingkaran di matanya juga menggelap. Rambut – rambut kecil di sekitar janggutnya juga mulai tumbuh. Itu berarti sudah tiga hari dia tidak bercukur. Ia terlalu bekerja keras hingga jadi seperti ini.

Tanganku membelai rambutnya yang jatuh pada wajahnya. Dan dengan perlahan, aku mencium keningnya. Ia lalu membuka matanya perlahan dan bibirnya langsung menyunggingkan senyum saat melihatku.

“Morning Kim.” Ia kemudian menarikku ke dalam pelukannya dan memelukku erat.

“Nyaman sekali bisa tidur sama kamu begini.” Bisiknya di telingaku.

Aku tersenyum mendengarnya, “Pindahlah kesini. Jadi kita bisa begini terus setiap hari.”

Bima tersenyum dan aku bisa merasakannya dari gerakan bibirnya. Lalu yang terjadi kemudian adalah kami berdua sedang melepaskan rindu karena 2 minggu tidak bertemu.

Aku berjalan memasuki lobby agency bersama Bima. Di rapat yang diadakan dengan big boss nanti aku berniat untuk mengajak suamiku. Kenapa? Karena apapun yang terjadi nanti, dia tetap menjadi bagiannya. Dan Bima sama sekali tidak keberatan untuk menemaniku. Beberapa mata tampak menatapku dan Bima, ya tentu saja karena pernikahan kami berdua tidak pernah sampai pada mereka dan ini juga kali pertama aku mengajaknya kesini.

Welly langsung berjalan cepat menghampiriku saat melihatku. Setelah menyalami Bima dan mengucapkan selamat, ia lalu berbisik padaku.

“Lakik kemarin datang lagi.” Aku langsung menghentikan langkah setelah mendengar bisikan Welly. Dan tentu saja Bima juga langsung menoleh padaku.

Tanganku mencengkeram kuat pada handbag yang aku bawa. Apalagi yang sekarang dia inginkan hingga harus menemui Big boss lagi dan menyeretku lagi?

“Kim?” Bima mempertanyakan sikapku yang aku balas dengan senyuman. Tangan kananku lalu melingkar di lengannya dan mengajaknya menuju ruangan meeting. Dia harus masuk dan dia harus menemaniku, pikirku.

Welly membuka pintu ruangan, lalu aku masuk ke dalam ruangan bersama Bima. Dua orang yang tengah berbicara langsung berhenti dan menatapku. Dan seperti yang aku duga, tatapan menghunus itu akan ada di mata Sakha. Ia bahkan sama sekali tidak tersenyum saat Bima mengulurkan tangan padanya. Lalu, seperti yang aku duga sebelumnya, Sakha berniat mengajakku untuk masuk ke dalam stasiun televisinya. Kali ini, ia mengajukan sebuah acara pencarian bakat dan memintaku untuk menjadi jurinya. Konyol pikirku. Dan tentu saja aku akan menolaknya. Namun, yang tidak pernah aku duga, Sakha berusaha untuk meyakinkan Bima agar ia membujukku untuk menerimanya. Dan seperti termakan oleh umpannya Sakha, Bima pun mengatakan kalau tidak ada salahnya jika aku menerima tawaran itu. Damn, batinku. Aku benar – benar tidak suka dengan semua ini. Dan pikiranku yang tadi mengira Bima akan menjadi bentengku justru terbalik. Bima adalah orang yang mengisyaratkan padaku untuk menerima tawaran itu.

Pikiranku mendadak kacau. Aku tidak mungkin menolak mentah – mentah di sini seperti yang terjadi dulu karena ada Bima di sini. Ia pasti tidak akan suka dengan sikapku yang seperti itu. Tetapi jika aku tidak menolaknya, aku yang akan masuk ke dalam neraka yang dibuat oleh Sakha. Dan aku masih belum sanggup untuk berkata jujur pada Bima tentang siapa pria yang sekarang tengah duduk di depannya. Pada akhirnya, yang aku lakukan adalah menandatangani kontrak itu dan segera keluar dari ruangan ini.

Yang terjadi selanjutnya adalah aku hanya diam saja di dalam mobil selama perjalanan pulang. Bima sendiri juga tidak menanyakan apapun dan hanya fokus menyetir mobil. Aku keluar dari mobil dan meninggalkan Bima berjalan di belakangku. Sesampainya di Apartemen, aku juga langsung masuk ke dalam kamar dan Bima menyusulku ke dalam kamar.

“Ada sesuatu yang ingin kamu katakan Kim?” tanyanya. Ia berdiri di daun pintu dan menatapku yang tengah duduk di tempat tidur. Mulutnya terkatup namun matanya menunjukkan kalau ia menungguku untuk menjelaskan padanya tentang sikapku.

“Aku tidak suka kamu memintaku untuk menandatangani kontrak itu.” Jawabku ketus. Bima mengerutkan keningnya mendengar jawabanku, lalu pada detik berikutnya, ia malah tertawa.

“Kamu tidak suka dengan kontraknya atau kamu tidak suka kalau mantanmu yang memintanya?” aku langsung menoleh mendengar pertanyaan Bima. Otakku berpikir keras tentang bagaimana ia bisa tahu tentang Sakha. Sejak pertama mengenalnya, aku tidak pernah sekalipun membahas tentang Sakha padanya. Lalu, bagaimana ia bisa tahu?

Bima berjalan ke arahku hingga sekarang ia sedang berlutut di depanku hingga wajahnya sejajar dengan wajahku saat ini.

“Kim, kalaupun laki – laki itu adalah mantanmu, lalu kenapa? Kalau sudah mantan, berarti kan dia sudah tidak berarti apapun buatmu.” Kedua tangannya ia letakkan di kedua pipiku. Matanya menatap mataku dengan teduh sekali. Tatapannya yang seperti inilah yang selalu membuatku merindukannya.

“Bagaimana denganmu?”

“Kenapa denganku Kim? Bukankah sudah cukup bagiku kalau kamu sekarang adalah istriku? Jadi apa pentingnya dengan mantanmu. Kita sudah menikah Kim dan itu sudah cukup untuk mengikat cinta kita.” Perlahan bibirku tersenyum mendengarnya. Aku langsung melingkarkan kedua tanganku pada lehernya dan memeluknya dengan erat. Hingga detik ini, Bima membuktikan padaku kalau aku tidak pernah salah memilihnya.

“Tapi bagaimana kamu tahu tentang dia?”

“Aku menemukan foto kalian di laci mejamu. Lalu aku membuangnya.” Jawabnya yang membuatku tertawa. Di dalam hati, aku lega karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya pernah terjadi antara aku dan Sakha. Karena kalau dia tahu, mungkin dia sudah menghajar Sakha tadi.

-00-

SAUDADE [Complete] [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang