PART - TIGA PULUH SATU

4.1K 267 0
                                    

Kim berjalan masuk ke galeri butik dengan wajah tertunduk. Tanpa tersenyum sedikitpun, ia langsung menuju ke bagian belakang butik dan duduk di sofa. Kepalanya bersandar pada sandaran kursi dan ia memejamkan matanya. Kepalanya terasa sakit dan pusing, namun kali ini lebih karena hubungannya dan Bima kembali dingin seperti dulu. Hanya saja, Bima yang mengabaikannya sekarang.

Ia lalu merasakan seseorang memegang pundaknya dan membuatnya langsung membuka matanya. Ia menemukan Wynda berdiri di sampingnya.

“Ada apa Kim? Terakhir kali aku melihatmu begini lima tahun yang lalu.” Tanya Wynda yang sekarang duduk di sampingnya. Kim tersenyum tipis. Haruskah ia menceritakannya pada Wynda? Tetapi jika bukan Wynda, lalu siapa lagi?

“Aku hanya lelah Wyn.” Pada akhirnya, Kim memilih untuk menyembunyikannya dari Wynda. Mungkin lebih baik sahabatnya ini tidak tahu tentang apa yang terjadi kemarin.

“Baiklah. Kamu bisa beristirahat Kim.” Wynda akhirnya beranjak dari duduknya dan kembali ke depan. Kim menatap sahabatnya yang berlalu dari hadapannya dan ia merasa bersalah telah membohonginya, namun kali ini ia berharap ia bisa menyelesaikannya tanpa melibatkannya.

Kim lalu mencari handphonenya dan mengirim pesan pada seseorang. Beberapa menit kemudian, ia mengambil tasnya dan berjalan keluar butik dengan terburu – buru. Ia bahkan memilih untuk naik taksi daripada mobilnya sendiri.

-00-

Sakha menyandarkan dirinya pada meja besar. Tangannya bersedekap. Dan matanya menatap lurus pada perempuan yang sekarang berdiri sekitar 3 meter darinya. Ia mengenakan celana panjang chino warna coklat dan blouse warna maroon gelap yang ditutupi oleh coat warna mocca. Rambutnya terurai dan ia hanya memoles wajahnya tipis. Ia hanya berdiri dan sama sekali tidak tersenyum. Namun, melihat perempuan itu mendatanginya dua kali ini membuat Sakha sangat bahagia.

“Ada apa Kim? Kamu jadi sering menemuiku sekarang?” tanya Sakha.

“Apa yang terjadi siang itu? Kenapa aku menghubungimu dan aku bisa berakhir di kamarmu?” Kim malah balik bertanya. Sakha tertawa mendengarnya. Ia berjalan menuju sofa di sudut ruangan.

“Kamu mau kopi Kim? Kita bisa bicara sambil minum kopi.” Sakha tidak menjawab pertanyaan Kim.

“Aku sedang tidak ingin berbasa – basi. Jawab saja pertanyaanku.”

“Apa yang sebenarnya kamu tanyakan Kim? Kamu sendiri yang mendatangiku dan memintaku untuk membawamu ke apartemenku. Kamu pun dengan sadar tidur di tempat tidurku.” Jawaban Sakha sulit dipercaya oleh Kim. Bagaimana ia bisa melakukan itu pada orang yang sangat ia benci di dunia ini?

“Kamu jangan gila Sakha!” Kim mulai marah karena jawaban Sakha sangat tidak masuk akal baginya.

“Aku yang gila atau kamu yang berhalusinasi Kim?” Sakha menaikkan intonasi suaranya. Ia marah karena Kim menganggapnya gila.

“Periksakan dirimu ke dokter. Mungkin ada yang salah denganmu setelah tahu suami berselingkuh dengan mantan pacarnya dulu.” Lanjut Sakha yang membuat Kim semakin tersulut emosi.

“Kamu tidak perlu membahas masalah lama itu.” Kim berusaha menahan emosinya karena ia sekarang sedang berada di kantor Sakha.

“Aah, kamu mungkin belum tahu kalau perempuan itu sekarang satu kantor dengan suamimu juga.” Sakha tersenyum sinis. Kali ini, ucapan Sakha benar – benar menyulut emosi Kim. Tanpa permisi, ia langsung keluar dari ruangan Sakha dengan perasaan marah dan kecewa. Marah karena sikap Sakha dan kecewa karena Bima tidak berkata jujur padanya lagi. Bagaimana mau memulai dari awal lagi jika begini?

-00-

SAUDADE [Complete] [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang