PART - ENAM BELAS

4.3K 283 1
                                    

Catatan Kim Gauri

25 Juli 2009

Aku mengenakan dress panjang warna krem dengan rambut yang aku gelung ke atas. Sapuan riasan natural dari make up artis menyempurnakan penampilanku malam ini. Hari ini adalah hari terakhir dari ajang pencarian bakat dimana aku menjadi jurinya. Akhirnya, semua ini berakhir malam ini, batinku.

“Kamu cantik Kim.” Sebuah suara membuatku berpaling dari kaca. Pandanganku menangkap seorang laki – laki dengan setelan jas dan dasi warna navy. Aku tahu betul dasi itu karena dulu aku yang memberikannya sebagai hadiah ulang tahunnya. Dan entah apa yang membuatnya memakainya malam ini.
Aku tidak menjawab ucapannya dan hanya memberikan senyum tipis. Masih satu jam lagi sebelum acara di mulai. Aku memang sengaja datang lebih awal tadi. Namun, aku tidak tahu jika Sakha akan masuk ke dalam ruangan ini, karena selama beberapa episode dia tidak pernah muncul di acara ini.

Perempuan yang tadi merias wajahku keluar dari ruangan karena ia sudah selesai dengan tugasnya dan meninggalkanku berdua dengan Sakha di ruangan ini. Sakha bersandar pada meja rias dan masih menatapku. Sudut bibirnya tertarik dan matanya tidak juga lekang dari memandangiku.

“Belum capek lihatnya?” ucapku sembari membolak balikkan kertas yang dari tadi aku baca.

“Tidak salah kan jika aku mengagumimu?” ia malah balik bertanya.

“Salah. Karena kamu sedang mengagumi wanita bersuami.” Sahutku dengan ketus.

“Salah jika aku berusaha merusak hubunganmu dengan suamimu, tetapi bukan sebuah kesalahan untuk mengagumimu Kim.” Sakha masih juga tidak mau kalah. Sama seperti dulu, batinku.

Aku memilih diam karena sudah cukup rasanya untuk terus berdebat dengannya. Bertahun – tahun mengenalnya, membuatku cukup tahu tentang dia dan diam adalah keputusan terbaik sekarang. Layar handphoneku menyala dan aku langsung mengambilnya dari meja rias. Pesan dari Bima.

Sukses ya acaranya. Miss you wife.

Aku membalasnya lalu meletakkan kembali handphoneku di meja. Ia sekarang berada di Lombok. Sejak beberapa bulan lalu, ia mendapatkan promosi sebagai kepala cabang di Praya. Karirnya memang terus melesat dan prestasinya memang luar biasa. Satu bulan yang lalu bahkan ia mendapatkan reward berlibur di Eropa selama satu minggu, dan sayangnya, aku tidak bisa menemaninya karena harus ada shooting acara ini.

“Masih jarak jauh sama suami Kim?” tanya Sakha. Aku yang sedang memakai anting menghentikan aktifitasku sejenak saat mendengarnya. Ia masih mencari tahu tentangku, batinku.

“Tidak ada yang berjarak antara aku dan Bima. Hati kami selalu dekat.” Aku tersenyum sinis menjawabnya.

Sakha tertawa kecil mendengarnya. Ia lalu menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekatiku hingga sekarang ia berdiri tepat di belakangku. Ia lalu membungkuk hingga wajahnya berada di atas pundakku.

“Kenapa harus dengan yang selalu jauh Kim, jika ada pria yang sedekat ini darimu?” ucapnya tepat di samping wajahku. Aku bahkan bisa mencium aroma parfum yang ia kenakan dan tidak berubah sejak dulu. Hembusan nafasnya bahkan menegakkan rambut – rambut tipis di tengkukku.

Aku berusaha tersenyum meski ada yang sedang tersayat di dalam dadaku. “Kenapa harus bertahan dengan yang selalu menyakiti jika ada yang selalu mencintai?” Ekspresi wajah Sakha langsung berubah mendengarnya. Ia menegakkan tubuhnya lagi dan tampak memaksakan senyumnya.

“Aku tunggu di bawah Kim.” Ucapnya lalu beranjak keluar dari ruangan. Dan saat pintu itu tertutup, aku menghembuskan nafas dengan kasar untuk mengurangi sesak di dadaku. Aku tidak tahu apa, tetapi hatiku sakit sekali mendengar ucapannya tadi. Entah ini menyangkut masa laluku dengannya, atau tentang hubunganku dengan Bima yang memang sudah tidak lagi semanis saat kami berdua belum menikah.

-00-

SAUDADE [Complete] [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang