Bima menggandeng Kim masuk ke dalam gedung kantornya. Hari ini ia akan menghadap bersama Kim pada Direktur tentang keinginannya untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Pada awalnya Kim menentangnya karena ia tidak ingin Bima mengorbankan pekerjaannya karena sakitnya ini. Namun, Bima bersikeras kalau ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan dirinya dan Nez.
Banyak mata memandang mereka berdua sejak mereka memasuki gedung. Tentu saja karena ini adalah pertama kalinya Kim menginjakkan kaki di kantor ini. Beberapa orang mungkin mengenalinya sebagai mantan model dan presenter. Dan salah satu mata yang memandang adalah Rana. Mereka bertemu di depan pintu lift.
Rana tersenyum melihat Kim dan Kim juga membalas senyumnya. Ini adalah pertemuan pertama mereka dan juga mereka berdua bersalaman setelah Bima mengenalkan mereka berdua. Di dalam hati, Kim mengagumi kecantikan Rana. Ia bahkan tampak tidak memiliki kecacatan pada dirinya.
“Mau ke direktur?” tanya Rana saat mereka sudah berada di dalam lift.
“Iya.” Jawab Bima.
“I’d be very happy having a husband like him.” Bisik Rana pada Kim. Kim langsung menoleh dan menatap penuh tanda tanya pada Rana. Apa maksud wanita ini mengatakan hal semacam itu padanya. Namun, Rana hanya tersenyum simpul dan meninggalkan Bima dan Kim saat pintu lift terbuka di lantai 10.
Pintu lift menutup kembali dan bergerak naik menuju lantai 30. “Kamu tidak perlu memikirkan apapun yang dia katakan.” Bisik Bima. Kim tersenyum mendengarnya. Tentu saja ia tidak akan memikirkan apapun yang diucapkan oleh wanita yang nyaris menghancurkan pernikahannya. Sekarang, yang akan Kim dengarkan hanyalah Bima karena ia ingin menggenggam tangan pria ini selagi Tuhan memberikan kesempatan padanya untuk melakukannya. Ia bahkan tidak mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Mama mertuanya malam itu.
Kim duduk di samping Bima dan di depannya duduk seorang pria setengah baya dengan setelan jas warna hitam. Pria itu tidak tersenyum namun tatapannya hangat.
“Kamu yakin dengan keputusanmu?” tanyanya sekali lagi pada Bima. Dan Bima mengangguk dengan yakin.
“Dan istrimu menyetujuinya?” Pria itu ganti menatap Kim. “Saya menyetujui setiap keputusan yang diambil suami saya.” Jawab Kim.
Pria itu lalu mencondongkan badannya ke depan. “Kalau begitu selesaikan pekerjaanmu dalam seminggu ini.”
“Baik bapak.” Jawab Bima. Ia berdiri dan membungkukkan badannya untuk mengucapkan terimakasih. Pria setengah baya itu ikut berdiri dan menyalami Bima. Kim akhirnya juga ikut berdiri dan menyalami pria itu. Ia memang seorang Direktur namun menurut Kim dia adalah atasan yang baik.
“Aku akan mengantarmu pulang Kim.” ucap Bima saat mereka berjalan menuju lift.
“Aku bisa sendiri Mas. Kamu kan juga harus bekerja. Aku bisa naik taksi.” Kim menolaknya karena ia tahu akan sangat merepotkan bagi Bima untuk mengantarnya pulang lalu kembali ke kantor.
“Tapi bagaimana kalau…”
“Aku akan bilang ke drivernya untuk mengantarku ke Apartemen. Aku ingin kesana.”
“Kalau begitu, biar driverku yang mengantarmu ke Apartemen.” Bima masih memaksa dan akhirnya Kim pun mengalah. Bima mengantar Kim ke Lobby kantor dimana drivernya sudah menunggu di depan.
“Tetaplah di Apartemen. Aku akan menjemputmu nanti sore.” Ucap Bima sebelum Kim naik ke mobil. Kim mengangguk setuju. Ia memberikan senyumnya pada suaminya sebelum menutup kaca mobil.
-00-
Kim masuk ke dalam apartemen. Ia melepaskan coat yang ia pakai dan meletakkannya di sofa. Apartemen tampak bersih meski sudah cukup lama ia tidak datang kesini sejak Bima mendatanginya malam itu. Ia berjalan masuk ke dalam kamar dan betapa terkejutnya ia saat melihat foto – foto yang ia tempel di dinding sudah berubah letaknya. Semua foto tertata rapi dan tertera tahun di atas setiap kumpulan foto. Seperti sebuah timeline, foto – foto ini seolah bercerita dengan deretan waktu yang rapi. Matanya menatap foto – foto itu satu persatu dan beberapa foto adalah foto baru yang ia bahkan tidak memilikinya. Kim tahu dengan pasti siapa yang melakukan ini karena hanya dirinya dan Bimalah yang tahu tentang kisah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE [Complete] [SEGERA TERBIT]
RomanceSaudade adalah tentang perasaan rindu. Rindu pada cinta yang pernah ada. Rindu pada kenangan yang pernah tercipta. Rindu pada sosok yang pernah menjadi bagian kehidupan. Juga, Rindu pada ingatan yang tercipta dari setiap peristiwa.