Chapter Twenty Three

40 2 0
                                    

Seorang penata rias baru saja menyelesaikan kepang rambut dua sisi dan mengikatnya kebelakang menyisakan bagian rambut yang tidak dikepang dan dibiarkan tergerai lembut kebawah.

Reve mematut diri didepan kaca rias kamarnya. Melihat dress berwarna merah muda dengan model off shoulder yang sudah terpasang ditubuhnya. Ia bangkit berdiri dan berjalan menuju cermin besar dikamarnya lalu mematut keseluruhan tubuhnya.

Sepasang wedges berwarna putih juga sudah tersemat dikaki jenjangnya dan riasan wajah yang natural membuatnya percaya diri kali ini. "Makasih ya, kak.." ucapnya pada si penata rias.

"Sudah tugas saya nona muda.." ucapnya lalu undur diri.

Penata rias itu memang seorang pelayan dirumahnya namun dia adalah orang yang ahli dalam merias. Ia meraih tas gucci berwarna putih dan memasukkan undangan kedalam tas kecilnya, lalu melangkah keluar dari kamarnya.

Seorang supir pribadi Reve yang sudah berseragam tuxedo hitam memasukkan sebuah kotak hitam berpita merah kedalam mobil. "Nona muda Reve, kado sudah siap.." ucapnya pada anak majikannya yang sudah duduk manis dimobil.

Reve mengangguk, "ayo berangkat.."

                            * * *

Suasana Hotel Horison malam ini ramai sekali. Banyak mobil mewah yang memasuki ruang parkir basement hotel.

Keramaian ini disebabkan karena hari ini adalah hari ulang tahun seorang Lorenzan Barzelius yang dirayakan oleh The Bliss. Semua orang yang hadir harus menunjukkan kartu undangan pada resepsionis untuk membuktikan bahwa mereka tamu undangan.

Ballroom dilantai teratas hotel menjadi lokasi perayaan ulang tahun Renzan. Suasana ruangan bernuansa hitam, putih, dan merah, mengambil warna kesukaan dari sang pemilik acara.

Kue ulang tahun bertingkat empat berada ditengah ruangan dan beberapa kotak kado sudah mulai tersusun disebelah tempat duduk khusus Renzan.

Makanan pembuka dan desert serta minuman mencakup segala jenisnya tersedia disetiap meja yang berada disisi ruangan.

Reve melangkah masuk kedalam ballroom setelah menunjukkan undangannya pada resepsionis dan meletakkan kotak kado pada tempatnya.

"Baru dateng?" Jerry menyapa. Malam ini ia mengenakan setelan jas kasual berwarna hitam dengan kaus dalaman abu-abu. Ia menaruh kotak kado diatas kotak kado milik Reve.

Reve tersenyum, "ya. Baru banget.."

"Lo cantik malem ini.." puji Jerry. Reve tersenyum. "Udah ngasih selamat ke Renzan?"

Reve menunjuk Renzan disudut ruangan dengan dagunya. "Dia kayaknya sibuk banget.." ucapnya sambil memperhatikan orang-orang yang sibuk bercakap-cakap dengan pacarnya.

"Rencana gue, setelah acara inti selesai, gue mau pulang.." ucap Reve.

"Kenapa?" Tanya Jerry heran.

Reve menggendikkan bahu, "nggak tau. Gue mau pulang aja.." ucapnya gamang. Ia mengulum senyum simpul. "Kayaknya tamu acara ini juga ada orang luar negri deh.."

Jerry mengangguk menyetujui. "Udah ngucapin selamat?"

Reve menggeleng, "gue belum ketemu dia.."

"Tadi gue juga ngucapin ditoilet waktu ketemu dia. Gue tau dia pasti bakal sibuk sekarang.." ujar Jerry sambil turut menatap Renzan dengan kerumunannya.

Seorang pembawa acara berdiri dibalik podium yang membuat suasana ballroom senyap.

Reve pun mendengarkan susunan acara dengan seksama bersama Jerry disebelahnya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang