Chapter Three

140 9 0
                                    

Kelas sepuluh Ipa-1 hari ini ramai karena sebuah berita baru yang diserukan oleh seorang siswi didepan kelas. Reve memasuki kelas dan langsung menempati tempat duduknya yang berada di sebelah Aurel.

Siswi yang berseru itu bernama Mayra. Ia bertolak pinggang didepan kelas," keren kan ketua OSIS kita? Dia ditawarin audisi coverboy!" Ia berseru dengan heboh.

Tiba-tiba Ayli menarik Mayra mundur dari depan kelas yang diiringi sorakan semua siswa atas kehebohan yang Mayra buat.

"Siapa yang nawarin lo, Jer?" Tanya Raffa pada Jerry yang baru selesai menutup buku pelajaran jam pertama.

Jerry tersenyum tipis, "Reve.." jawabnya singkat.

Sontak semua pasang mata tertuju ke arah Reve, "Lo yang nawarin, Rev..??"

Reve mengangguk, "iya.."

Tiba-tiba Andri menggebrak meja, "kenapa lo nggak nawarin gue?? Gue kan juga mau ikutan yang kayak gitu..." ia bersungut-sungut yang langsung mengundang tawa seisi kelas.

"lo belum foto juga udah ditolak duluan, ndri.." cetus Rachel keras dan seisi kelas semakin hanyut dalam gelak tawa. "Oh iya , rev.. yang ditawarin cuma Jerry doang, nih? Riko nggak..?" Tanyanya yang langsung mendapat dampratan tidak setuju dari seisi kelas, "Riko kan juga ganteng.!" Protesnya.

"Huu... cuma lo doang yang bilang ganteng..!" Seru Aurel menimpali.

Rachel tertawa keras kemudian langsung terdiam, "Rev, gue serius nanya siapa aja yang lo tawarin..?" Ulangnya antusias.

"Jerry sama Renzan.." jawab Reve.

Di tempat duduknya, Jerry menahan napas karena nama Renzan yang disebutkan Reve. Ia terlampau senang karena Reve menawarkannya untuk mengikuti audisi coverboy, bukan karena audisinya yang membuatnya senang, melainkan karena ia dapat mengenal Reve lebih dekat dalam kesempatan ini.

"Ganteng dua-duanya tuh.." cetus Andri tidak terima. Seisi kelas kembali tertawa mendengarnya. "Perasaan, gue deket sama Renzan.. kita main futsal bareng, paskib juga bareng, kenapa gue nggak pernah kepilih ya..?"

"Huuu... pake nanya, lagi!" Tukas Dhifa ketus. Seisi kelas kembali tertawa.

"Ndri.. udahlah.. lo bakal kalah sama bocah.." Raffa menengahi tingkah konyol Andri yang mungkin akan dilanjutkan olehnya. "Ketua kelas! Pak Adnan lagi OTW , nih.. kedengeran suara sepatunya.." gurau Raffa yang menunjukkan ucapannya pada Zakki sang ketua kelas.

Zakki beranjak dari tempat duduknya menuju ambang pintu, "eh iya bener.." gumamnya sambil berjalan cepat kembali ketempat duduknya. "Ssssttt...!!!"

"Selamat pagi anak-anak..." sapa Pak Adnan dengan logat jawanya yang begitu kental, "Anak-anakku sekalian, mari kita lanjutkan pelajaran beberapa hari yang lalu tentang elektron valensi.."

"Iya, pak.." sahut seisi kelas.

Sementara itu diposisi tempat duduk Reve yang berada persis dibelakang Jerry, Reve mengetuk pundak Jerry dengan telunjuknya, "nanti istirahat pertama ikut gue foto, ya.." ucap Reve sedikit berbisik pada Jerry yang hampir menoleh kearahnya. "Oke..?"

Jerry tersenyum, "oke.."

Zafran berpura-pura batuk dengan keras untuk menjahili Jerry, teman duduknya.

"Tolong yang disana, jangan ribut sendiri..!" Tegur Pak Adnan keras.

Jerry menyembunyikan tawanya, "lo berisik banget, sih.."

"Sialan lo.." umpat Zafran pelan.

* * *

Bel istirahat berbunyi panjang diiringin dengan kalimat bahasa Inggris yang memberitahu bahwa waktu istirahat tiba. Dariesco International High School memang merupakan sekolah elite yang mayoritas warga sekolahnya dari golongan kelas atas.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang