Chapter Twenty Nine

31 2 0
                                    

Salah satu kafe ternama di Jakarta Timur hari ini didatangi banyak pengunjung. Hal ini disebabkan kafe itu sudah dipesan untuk reuni Dariesco School.

Kafe itu milik salah satu teman mereka yaitu Lorenzan Barzelius. Renzan-lah yang mengusulkan untuk memakai kafenya secara cuma-cuma.

Semua orang yang datang sibuk berbicara masing-masing dengan urusannya. Reuni tahun ini dihadiri lebih banyak alumni daripada biasanya.

"Lo dateng hari ini, jer.. "Sapa Renzan pada Jerry yang baru saja menyalami Andri dan Zio dibagian depan kafe.

Jerry tersenyum, "udah dua tahun gue nggak dateng.. "Jawabnya santai. "Kayaknya lo makin sukses aja ya, keren lo, zan.. "

Renzan tertawa pelan. "Oh ya, gimana kuliah lo? "

"Gue baru nyelesain skripsi. Tinggal KOAS di Manokwari. Gue dikirim kesana.. "Jelas Jerry. "Dua tahun kedepan, gue nggak bisa hadir reuni, kayaknya.. "

Renzan mengangguk mengerti, "lo dateng sama siapa? "

"Aline. Dia lagi ke toilet sebentar.. " Jawab Jerry.

Renzan menautkan alis, "Aline. Pacar lo atau tunangan, nih? "

"Pacar.. "Jawab Jerry. "Rencananya kami akan tunangan setelah gue KOAS.. " Lanjutnya membertahu Renzan. "Oh ya, lo sendiri gimana? Nina kayaknya jadi kandidat yang cocok.. " Renzan hanya tersenyum getir. Jerry mulai memgerti, "lo masih nunggu Reve? " Tanyanya hati-hati.

"Gue nggak pernah nunggu dia. Selama ini gue terus nyari dia.. "Ralat Renzan atas pertanyaan Jerry. "Sebenernya gue udah tau dia dimana.. "

Jerry mengerjap, "beneran?? "

"Iya. Reve nggak ada di Indonesia. Dan hari ini sebenernya hari terakhir gue di Indonesia. Gue mau nyusul dia.. "Jelas Renzan.

Jerry tersenyum lalu mengangguk, "lo hebat, zan.. Perjuangin terus cinta lo.. "

"Thanks.. "

"Jerry.. "Tiba-tiba Aline mendatangi Jerry dan Renzan yang tengah berbicara.

"Oh, Zan.. Ini Aline. Al, ini Renzan.. Lorenzan Barzelius.. "Ucap Jerry memperkenalkan Aline pada Renzan dan sebaliknya.

Aline tersenyum, "oh.. Pengusaha sukses Lorenzo Enterprise, ya? " Sapanya sambil menjabat tangan Renzan.

Renzan mengangguk, "kayaknya gue terkenal, ya.. "

"Ah, lo masih sama aja kayak dulu.. " Celetuk Jerry malas.

Renzan tertawa pelan menyambutnya, "makasih ya, Aline.. "Ucapnya sambil tersenyum penuh arti kepada Jerry yang langsung tanggap dengan maksud senyuman Renzan. "Makasih banget udah hadir buat Jerry.. "Ia kembali melirik Jerry yang hanya bisa mengirimkan kode pada Renzan. "Udah berapa tahun sama Jerry? "

"Dua tahun.. "Jawab Aline sedikit bingung.

"Ooh.. Dua tahun.... "Ulang Renzan. "Yaudah, gue berterimakasih buat dua tahun itu.. "Lanjutnya semakin membuat Aline bingung.

"Nggak usah didengerin, al.. Dia emang suka nggak jelas dari dulu.. "Tukas Jerry memberi peringatan pada Renzan yang hanya tertawa.

"Ikut gue.. "Jerry merangkul Renzan menjauhi Aline dan mulai membicarakan sesuatu. "Denger, gue udah nggak suka sama Reve semenjak gue memutuskan buat menyerah dengan perasaan gue.. "

"Ooh.. Waktu lo nyatain perasaan ke dia?? "Timpal Renzan santai.

Jerry tersentak, "kok lo bisa tau?! "

"Ya tau lah.. Gue punya banyak mata atas aksi lo.. "Jawab Renzan pongah. Ia hampir tertawa melihat keterkejutan Jerry. "Tenang aja, gue nggak bakal macem-macem. Lo cukup doain gue sungguh-sungguh biar gue bisa ketemu Reve lagi.. "

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang