Chapter Thirty Three

30 3 1
                                    

Renzan memasang earphone di kedua telinganya dan mulai menenangkan pikirannya atas peristiwa yang menimpanya. Saat ini ia tengah mengudara menuju London setelah melakukan perjuangan untuk kabur dari rumah sakit.

Dalam hati, ia hanya meminta maaf pada adiknya itu, karena rencana nya menemukan Reve tidak akan terhenti hanya karena kondisi dirinya yang tidak aman.

Setelah berhasil kabur dari rumah sakit, Renzan dengan cepat berkemas dan menghubungi Ezra untuk memberitahu keadaannya.

"Bang, gue udah keluar dari rumah sakit, mobil sama apartemen gue udah disiapin, kan? "Tanyanya langsung dan cepat.

"Wah, lo kabur, jan? Hebat, gue salut.. "Tanggap Ezra. "Yaudah kalo lo mau pergi hari ini, udah gue siapin semuanya di distrik 374 Banburry Road, Oxford OX 2 7PP, UK. Mobil lo tinggal ngambil di dealer deket situ. Udah gue siapin semuanya.. "

"Thanks, bang. Jangan bilang-bilang Nina, lho.. "Cetus Renzan serius kemudian memutuskan sambungan panggilan.

Renzan menghela napas panjang. Setelah membersihkan diri dan membuka kain yang membebat dadanya, ia mengganti kainnya dengam perban dan menutup lukanya kembali yang masih tampak basah. Terkadang rasa nyeri masih terasa di sekitar lukanya yang pertama kalinya ia dapatkan dan tentunya ia tidak mau lagi merasakan sakit karena tertembak pistol itu.

Setelah mengudara selama 10 jam, pesawat Renzan mendarat di Bandara Heathrow, Inggris.

Renzan keluar dari kabin pesawat dan menuju tempat pengambilan barang. Ia memakaikan kacamata di atas tungkai hidungnya kemudian berjalan keluar lobi bandara dan menghentikan taksi bandara, menuju distrik Paradise St. Oxford OX1,UK.

Malam ini Renzan bermaksud hanya melihat suasana Oxford High School karena tidak mungkin ia mencari informasi di malam hari--waktu Inggris.

Taksi berhenti diseberang jalan dan Renzan hanya bisa mengamati bangunan sekolah mewah itu dari dalam mobil.

Tidak lama kemudian, taksi kembali melaju menuju distrik 374 Banburry Road, Oxford OX 2 7PP, UK yaitu letak apartemen Renzan yang bernama The Burlington House.

Setelah membayar taksi, Renzan memasuki gedung apartemen mewah di hadapannya. Dalam hati ia tersenyum, pilihan Ezra sesuai dengan apa yang di inginkannya.

Renzan melangkahkan kaki mendekati meja resepsionis dan seorang resepsionis pun langsung mengenali Renzan.

Resepsionis itu memberikan passcard pada Renzan yang tengah mengatur passcode untuk kamarnya. Setelah mengatur passcode dan menerima passcard, Renzan menuju kamarnya di lantai empat.

Desain mewah kamar apartemen nya membuat Renzan mengulas senyum. Ia meletakkan koper di sudut kamar dan duduk di atas sofa. Ia melihat ponselnya dan mengatur ulang pengaturan ponselnya menyesuaikan waktu Inggris.

Sebuah notifikasi pesan muncul di layar atas.

Gue ngambil alih kasus lo, gue pastiin dia dipenjara.

Renzan tersenyum membaca pesan singkat dari adiknya, kemudian mengetikkan balasan. Gue percayain semua sama lo, Ran.

Renzan mematut diri di cermin kemudian membuka jas dan kaus dalamannya. Matanya tertuju pada kain perban yang masih membebat dadanya.

Dengan perlahan ia kembali membuka kain perban yang telah diberi antiseptik dan obat. Ia menatap bekas lukanya sambil menghela napas panjang lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan beristirahat setelahnya.

                               * * *

Happy Reading.. 😀




RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang