GusLey ~ 19

1.4K 131 27
                                    

VOTE TERLEBIH DAHULU. COMMENT SAMBIL MEMBACA. 🌟💬

$$$$$

Tepat sebelum Gusion melanjutkan perkataannya, Lesley telah menarik pelatuk senapannya. Menyebabkan Gusion dan Hanabi berpencar untuk menghindari pelurunya.

Namun, mereka berdua terkejut karena ternyata senapan itu tidak mengeluarkan peluru. Dengan kata lain... kosong.

Lancelot tak menyia-nyiakan kesempatan ini, mengingat mereka yang sedang melayang di udara dan tak bisa mengendalikan diri.

Ia langsung menghunus pedangnya ke arah Hanabi. Hanabi langsung membentengi dirinya dengan perisai di tangannya. Walaupun itu tak memberi pengaruh yang cukup untuk membalikan keadaan.

Hanabi terdorong ke belakang. mereka masih melayang-layang saat ini. Hanabi mencuri kesempatan dengan melemparkan kertas mantranya untuk melemahkan Lancelot.

Namun, Lancelot seolah telah paham dengan gerakan Hanabi, ia langsung menggapai pergelangan tangan Hanabi dan mencengkeramnya dengan kuat, sehingga membuatnya meringis kesakitan.

Hanabi tidak menyerah begitu saja. Ia menggunakan tangannya yang bebas untuk melancarkan Petal Blade, yaitu flower demon yang terkunci di dalam Higanbana.

Hanabi sengaja melepaskan Petal Blade nya ke arah pohon di belakang Lancelot.

Lancelot yang mengira serangan itu meleset, menganggap hal tersebut tak berbahaya, namun... Petal Blade itu berbalik padanya dan melukai punggung Lancelot.

Lancelot lemah sesaat dan ini adalah peluang bagus untuk Hanabi. Melepaskan cengkraman Lancelot dan berpijak pada sebuah dahan pohon besar.

Ia kembali melancarkan Petal Blade yang lebih banyak lagi. Melihat bencana besar di hadapannya membuat Lancelot harus mundur dengan menggunakan teknik Puncture miliknya dan menggunaka dahan pohon besar yang berada cukup jauh dari Hanabi sebagai pijakan.

Pada akhirnya, Petal Blade itu hanya saling berpantulan dengan batang-batang pohon di sekitarnya.

Sial! Dia memiliki teknik seperti itu rupanya. Aku harus selalu memperhatikan sekelilingku jika begini caranya. Ucap Lancelot dalam hati sembari menyentuh punggunya yang luka.

"apa hanya segitu kemampuanmu? Kau bahkan bisa menangkapku hanya karena aku sedang lengah." Oceh Hanabi yang sedikit berteriak, karena memang jaraknya dengan Lancelot yang cukup jauh.

"mulutmu besar juga ya rupanya. Kau terlalu terburu-buru. Kau telah mengeluarkan kemampuan-kemampuanmu dan aku mulai memahaminya. Sementara aku? Kau bahkan tak tahu apapun tentangku."

Mendengar balasan Lancelot membuat Hanabi geram dan menyipitkan matanya.

Dia ada benarnya juga. Aku hanya baru melihat tekniknya yang bisa menyerang ke arah target yang ditujunya. Aku sempat melihatnya beradu senjata dengan Gusion, tapi semua orang bisa melakukan yang dia lakukan. Tidak ada yang spesial. Lalu, sampai kapan ia akan merahasiakan kemampuannya? Ujar Hanabi dalam hati dan tanpa ia sadari, ia menggigit bibir bawahnya dan sebutir keringat mengucur di pelipisnya.

"Hei! Ada apa? kau terlihat berkeringat. Apa kau gelisah? Ke mana mulut besarmu yang tadi?" Oceh Lancelot dengan nada mengejek dan diakhiri dengan tawaan di akhir kalimatnya.

"aku adalah yang terbaik di klan ku. Aku tidak akan takut dengan waria pirang sepertimu!" sanggah Hanabi dengan wajah sangarnya.

"terbaik di klan mu bukan berarti menjadi yang terbaik di sini. Ngomong-ngomong, kau dan bocah Paxley itu sama-sama tak punya sopan santun. Ah.. kira-kira bagaimana keadaannya ya. Apa Lesley sudang menghancurkan tengkoraknya dengan peluru-pelurunya." Lancelot benar-benar kesal. Enak saja dirinya disebut waria. Lihat lah bagaimana ia akan membalas kekesalannya.

GusLeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang