GusLey ~ 8

1.9K 178 5
                                    

"akhirnya aku berhasil manangkapmu juga Vance." Ujar Gusion dengan seringai kecil terlukis samar di bibirnya.

"jangan bangga Gusion. aku belum selesai." balas Lesley yang tak menyukai nada kemenangan dari Gusion

Gusion menaikan satu alisnya. Kali ini entah mengapa ia merasa terhibur dengan nada keras kepala dari seorang nona Vance.

Mungkin ia ingin mengulur waktu sedikit. Menarik juga seorang dari keluarga Vance memegang sebuah senapan dan bukannya buku tentang ilmu sihir atau sebuah tongkat kayu di tangannya.

"kau masih belum menyerah rupanya. Tapi, apa kau bisa bertarung sementara senapan mu entah ada di mana rimbanya." Godanya yang bermaksud membuat Lesley emosi.

"ku harap itu bukanlah sebuah ejekan untuk kemampuan fisikku."

"kalau begitu tunjukan padaku. Aku jadi penasaran bagaimana seseorang dari keluarga Vance menendang dan memukul."

"kau mengunci pergerakanku bodoh!"

"tapi masih ada kakimu yang bebas."

Sejujurnya keadaan Lesley saat ini benar-benar terpojok. Bagaimana tidak, kedua tangannya dikunci menyilang dibelakang tubuhnya dan menyebabkan dadanya sedikit membusung.

Hal ini diperparah dengan Gusion yang menghimpit tubuhnya dengan batang pohon yang sangat besar. Bisa dipastikan setelah ini pergelangan tangan Lesley akan memar, karena Gusion mencengkeramnya dengan sangat erat ditambah dengan himpitan pohon besar di belakangnya.

Karena, Lesley yang tak kunjung menyerangnya, akhirnya Gusion pun kembali mengeluarkan kata-kata yang dapat menyulut emosi Lesley

"kau tak mau bertindak? Aku ingin tahu bagaimana reaksi para petinggi keluarga Vance bila ada salah satu keluarga Paxley berhasil melukai putri kesayangan mereka."

Lesley membeku ketika mendengar sebuah nama yang paling dibencinya di dunia ini. Ekspresinya pun berubah dingin "Paxley? Kenapa jadi membawa-bawa nama itu?"

"kanapa? Kau tak suka? Kalau begitu kebetulan aku berasal dari keluarga yang tak kau sukai."





















Hening.

























Pandangan Lesley bagaikan sebuah belati yang dengan hanya menatapnya saja kau akan mati, karena pandangan itu seolah menusuk jantungmu.

Rahangnya mengeras dengan raut wajah kebencian melapisi wajah cantiknya.

Setelah mendengar nama Paxley dan mengetahui orang yang ada di depannya adalah bagian dari keluarga Paxley, membuat emosinya tak terkendali. Lesley pun akhirnya menyerang Gusion dengan brutal.

Gusion cukup terkejut dengan serangan tiba-tiba dari Lesley. Jujur Gusion mengakui kehebatan Lesley dalam bertarung.

Tapi, ada satu hal yang membuat Gusion keheranan. Apa yang membuatnya terlihat begitu marah. Mungkinkan setelah mengetahui dirinya dari keluarga Paxley?

Gusion sejak tadi tak membalas serangan Lelsey. Ia hanya menghindarinya saja. Sampai akhirnya Gusion kembali menangkap kedua tangan Lesley dan mendorongnya ke batang pohon di sekitar mereka.

Dorongan Gusion cukup keras sehingga membuat Lesley meringis kesakitan, karena punggungnya yang harus menabrak batang pohon yang sangat besar dan keras.

Gusion harus menggunakan cara yang cukup kasar untuk membuat Lesley tenang. Perlahan-lahan Lesley berhenti meronta mencoba melepaskan diri. Lesley merunduk dalam.

Mendadak wajah ayahnya terlintas di benaknya. Kebersamaan mereka, latihan mereka, dan bagaimana mendiang ayahnya begitu menyayanginya.

"kenapa kau terlihat begitu marah? Apa karena kau tahu keluarga kita bermusuhan?" tanya Gusion membuka percakapan. Akan tetapi Lesley tak menjawab dan masih tertunduk dalam.

"Jawab aku Vance!!" bentaknya karena tak kunjung mendapat respon dari Lesley.

"Lepaskan!" akhirnya Lesley pun membalas perkataan Gusion dengan suara lirih dan kepala yang masih tertunduk.

"apa?"

"LEPASKAN AKU DARI TANGAN KOTORMU PAXLEY!!" bentak Lesley yang benar-benar telah murka. Matanya memerah dan kentara jelas raut kebencian di sana.

Gusion pun semakin keheranan. Apakah sebenci itu Lesley pada keluarganya? Ia bahkan tak peduli dengan sejarah keluarganya sendiri. Terlebih setelah keluarganya menolak mentah-mentah dirinya. Ia pun semakin acuh.

"aku tahu jika keluarga kita bermusuhan. Tapi, apakah sampai seperti ini kau membenci keluargaku?"

"aku sangat membencinya. Sangat sangat benci. Keluarga yang telah membuatku sebatang kara dan membuatku menjadi seorang pembunuh untuk pertama kalinya."

"apa maksudmu?" entah kenapa Gusion menjadi sangat peduli dengan orang di sekitarnya. Hanya penasaran. Pikirnya.

"aku yakin kau tahu kisahnya."

"jika aku tahu aku tak akan bertanya, nona Vance."

"jangan sebut nama keluargaku dengan mulut menjijikanmu."

"lupakan! Beritahu aku! Aku sungguh-sungguh tidak tahu. Karena jujur sebenarnya aku juga tak begitu peduli dengan sejarah atau aturan di keluarga Paxley."

"keluargamu membantai keluargaku"































$$$$$

CUZ LAH JAN LUPA VOTE AND COMMENT 🌟💬
MAKASIH BANGET BUAT YANG MENDUKUNG CERITA INI DAN YANG SUDAH BERUSAHA VOTE AND COMMENT.
UNTUK PEMUJA RAHASIA, DITUNGGU VOTE AND COMMENTNYA YAAA. 😊😊😊😊

INGET LOH. MYS AKAN SEMAKIN RAJIN UP DATE BILA BANYAK YANG VOTE AND COMMENT.

SEE YOU ALL😚😚

GusLeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang