GusLey ~ 15

1.6K 148 25
                                    

Di bagian lain dari Land Of Dawn, terdapat sebuah gubuk kecil yang terlihat cukup apik untuk ditinggali.

Gubuk kecil itu menyimpan seorang gadis cantik dari klan Scarlet Shadow yang memiliki senjata terlarang klan Scarlet Shadow, dan mereka meyebutnya dengan, Higanbana.

Ketika matahari tertelap, maka malam pun terbangun. Saat ini, senja masih setia tersenyum manja pada dunia yang penuh dengan rahasia.

Detik-detik ini adalah saatnya menyiapkan kebutuhan untuk makan malam. Biarpun dikatakan senja, namun sekaranglah saatnya untuk menyiapkan segala keperluan.

Asal kalian tahu saja, kehidupan di Land Of Dawn bukanlah kehidupan bak di kerajaan yang serba ada atau tersedia.

"Hah... sepertinya kayu yang kuambil kurang. Kalau begitu aku akan kembali ke hutan."

$$$$$

Di hutan...

"sepertinya ini sudah cukup. Hari sudah mulai gelap. Aku tidak boleh sampai terlarut di dalam hutan ini. sebaiknya aku segera kembali."

Di tengah kesunyian hutan yang menggelitik dan dengan kedua tangan yang memegang kayu bakar dari dahan-dahan pohon di hutan, sebuah teriakan menggema di antara pepohonan hutan terdekat dengannya.

"aaaaaaaa"

"apa itu?" gumamnya dan menghentikan langkahnya. Ia menajamkan pendengarannya dan kembali mendengar teriakan itu kembali melengking.

"sepertinya berasal dari sana." ujarnya penuh percaya diri menghampiri sumber suara.

Sampai akhirnya ia menemukan sebuah goa yang menjadi sumber suara teriakan tersebut.

"pasti ada seseorang di dalam sana." ia pun menghapiri mulut goa dengan hati-hati untuk melihat siapa yang ada di dalam sana. ia meninggalkan tumpukan kayu bakarnya tak jauh dari mulut goa agar tidak membuatnya kesulitan mengintai.

Cukup sulit melihat seseorang yang berada di dalam goa yang gelap secara diam-diam. Namun, itu tak membuatnya mundur dari rasa penasaran yang meraupnya.

"siapa di sana?" tegur seseorang dari dalam goa.

apakah ia bisa merasakan kehadiran ku? Siapa orang ini? ada baiknya aku pergi sebelum ia memergokiku. Lagipula aku tidak sedang menjalankan misi, jadi tak masalah jika aku kabur. ujarnya dalam hati yang berniat mengakhiri rasa ingin tahunya, namun tepat saat ia berbalik, ada sebilah pisau dengan cepat mengarah padanya.

Beruntung ia bisa menghindarinya dengan gesit, namun, entah dari mana ia berasal, tiba-tiba seseorang yang penuh darah di bahu telanjangnya tengah mengarahkan sebilah pisau lagi padanya.

Ada hal yang membuatnya terkesiap begitu juga dengan seseorang yang telah melemparkan pisau ke arahnya.

Betapa terkejutnya ia melihat seseorang yang telah menolongnya beberapa hari yang lalu.

"Gusion!"

"Hanabi!"

Mereka pun sama terkejutnya, sehingga tanpa disadari sebilah pisau sudah berada tepat di depan tubuhnya.

Namun, beruntunglah pisau itu mendadak berhenti di udara. Hanabi yang tercekat sesaat, langsung menghembuskan napas leganya begitu pisau itu kembali pada Gusion.

"sedang apa kau di sini?"

"kau pun sedang apa? Dan kenapa dengan bahumu?"

Gusion tak menjawab pertanyaan Hanabi. Ia malah pergi dan kembali ke tempatnya tadi.

Hanabi pun mengikuti dan ia cukup tekejut dengan pisau pisau yang berlumur darah dan sebuah gunting, oh jangan lupakan peluru-peluru itu. Apa dia habis bertarung?

"apa yang terjadi" tanya Hanabi penasaran dan hanya dibalas oleh kesunyian tak terbantahkan. sialan! dia mengabaikanku!

"apa mulut sombongmu itu sedang sariawan?" cukup sudah Si Tuan sombong itu mengacuhkannya.

"ck! Aku sedang mengobati luka ku." Balas Gusion seadanya.

"aku bisa melihat itu Gusion. Maksudku sebelum ini apa yang terjadi? kau diserang?"

"diamlah! Aku sedang sibuk" bentaknya sembari membenahi lukanya yang masih menganga dan sesekali ia meringis kesakitan.

Hanabi yang melihat ringisan Gusion pun bertanya "kau tidak ada obat penghilang rasa sakit?"

"aku kehabisan."

"sini, biar aku bantu. Aku ada obatnya." Ujar Hanabi menawarkan bantuan.

"dan kau tak mau mengatakannya dari tadi?"

"kau tak meminta. Bukankah kau bisa melakukannya sendiri, tuan sombong"

Gusion pun akhirnya membiarkan Hanabi mengobati lukanya. Hanabi yang pada awalnya risih harus mengobati tubuh Gusion yang penuh luka, kini mulai terbisa. Mengingat Gusion saat ini dalam keadaan shirtless.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"

"apa itu penting bagimu?"

Benar-benar makhluk aneh yang angkuh. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Hanabi menekan luka Gusion yang belum diolesi dengan obat penghilang rasa sakit.

"aaaaa! Sialan! kenapa kau menekan lukaku!"

"masih untung aku mau mebantumu tuan tak tau terimakasih. Aku hanya bertanya apa yang sebenarnya terjadi."

"aku juga tidak ingin kau obati. Kau saja yang aneh, tiba-tiba datang mengendap endap. Apa kau berniat mencuri?"

"Sudah tidak tahu terimakasih, ternyata suka menuduh pula."

"lalu kau sedang apa tadi?"

"aku tadi mencari tambahan kayu bakar dan aku tak sengaja mendengar suara jeritan. Aku ke sini untuk memastikan. Betapa menyesalnya aku begitu tahu kau lah orang di dalam gua. Mau tak mau aku harus membantumu untuk membalas hutang budi."

"kau tinggal di sekitar sini?"

"ya."

Hanabi mengobati luka Gusion dengan rapi dan telaten. Setelah selesai mengobati, ia pun menutup luka itu dengan perban dan merapikan alat-alat yang ia gunakan tadi.

"aku sudah selesai." ucapnya basa basi.

"ya sudah kau boleh pergi."
Balasan Gusion membuat Hanabi melongo. Apa katanya? Pergi? tidak ada terimakasih?

"tidakkah kau diajarkan sopan santun oleh keluargamu? Setelah aku membantumu, kau mengusirku? Tak ada kata terimakasih sebagai balasan?" cerocos Hanabi yang benar-benar sudah muak dengan sikap angkuh makhluk di depannya.

"Bukankah tadi katamu kau sedang berbalas budi? Seharusnya tak ada kata terimakasih. Dan jangan pernah membahas tentang keluarga."

Benar-benar! Si Gusion ini! gerutunya dalam hati menahan kekesalan dan memilih tak ambil pusing.

"ah lupakan. aku tahu tak seharusnya mengharapkan kata-kata terimakasih dari makhluk angkung macam dirimu. Aku jadi terjebak di sini."

"memangnya kau mau ke mana?"

"ya pulang lah." Ketusnya sambil beranjak.

"di mana kau tinggal?"

"masih cukup jauh dari sini."

"ayo ku antar." Kini Gusion ikutan beranjak, bermaksud mengantar Hanabi sampai rumahnya dan tak lupa mengenakan bajunya.

"ck. Aku tak mau hutang budi lagi."

"masih aja mikirin utang budi. Ayo lah!"

"Terserah." Balas Hanabi pasrah. Mereka akhirnya keluar dari goa dan dengan Hanabi sebagai pemandu jalan menuju gubuk kecilnya yang apik.

$$$$$

OKEYLAH. SILAKAN KALIAN VOTE AND COMMENT YAK [WAJIB] 🌟💬

SEE YOU ALL 😘😘

GusLeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang