Gusion cukup terkejut dengan pernyataan dari Lesley. Pantas lah ia begitu marah. Walau terlihat enggan untuk membuka kembali album ingatan yang penuh dengan air mata, akhirnya Lesley tetap melanjutkan untuk menceritakan kisahnya.
"malam itu, keluarga Paxley melakukan penyerangan terhadap keluarga Vance dan ayah ku adalah kepala bodyguard di keluarga Vance.
Ayahku benar-benar mengabdikan dirinya pada keluarga Vance. Ia melindungi Harley Vance, Pewaris keluarga Vance sampai akhir ketika kalian hendak menghabisinya. Dan sebagai bayaran, ayahku beserta keluarga ku yang lainlah menjadi korban.
Aku yang hanya tahu cara menembak saat itu tak punya pilihan selain bergabung. Aku pun mengambil senapan laras panjang hitam milik ayahku dan aku menghabisi seluruh keluarga Paxley yang terlibat kala itu. Itu sepadan untuk membalaskan dendam keluargaku."
"dari yang ku dengar, penyerangan itu bukan sepenuhnya salah keluarga Paxley. Keluarga Paxley hanya berusaha merebut kembali apa yang sejak awal menjadi milik mereka."
"omong kosong! Kalian tak lebih dari sekumpulan penyihir yang sok suci. Kalian bahkan tak memegang alat-alat seperti pisau, pedang, atau semacamnya untuk bertarung. Kalian menganggap itu semua adalah hal rendahan. Lagipula aku juga heran. Kenapa kau menggunakan sebuah pisau sebagai senjata utama mu?"
"jangan mengejekku, nona Vance. Bukankah sudah pernah ku katakan padamu kalau kau tak mengetahui apa pun tentang aku ataupun hidupku."
"ya... ya... aku tak bermaksud mengejekmu, Gusion Paxley. Kenapa kau jadi marah? Atau kau sebenarnya dibuang, karena ketahuan menggunakan alat-alat yang katanya rendahan sebagai senjata bertarung?"
"kau ternyata banyak bicara juga ya."
Gusion pun menyatukan kedua tangan Lesley di atas kepala Lesley dengan satu tangannya. Sementara tangannya yang lain memegang pisau yang sudah siap berada tepat di depan leher Lesley.
"akhirnya kau bertindak juga."
"kenapa? Apa itu artinya kau menyerahkan diri pada keluarga Paxley?"
"jangan bercanda. Memangnya kau yakin pisaumu itu bisa langsung membuhuhku. Aku bukan wanita lemah. Aku Lesley Vance sudah bersumpah untuk tidak mati sebelum tugasku dalam melindungin keluarga Vance selesai. jika pun aku harus mati, akan ku pastikan pihak musuh terlebih dahulu lah yang akan musnah."
"ho... ho... ho... kau menganggap dirimu sendiri sebagia anjing dari keluarga Vance rupanya. Padahal kau diangkat menjadi putri mereka, namun sikapmu tidak lebih dari seekor anjing yang sedang mematuhi apa yang diperintahkan tuannya. Mengenaskan."
"terserah bagaimana cara pandangmuu terhadapku. Aku tak perlu sebuah nama baik di hadapan seorang Paxley. Aku hanya mencoba melanjutkan tugas ayahku sebagai wujud penghormatan dan pengabdian."
Untuk beberapa saat mereka saling betatapan dengan dalam. Berusaha menyelami pikiran masing-masing dari mereka.
Tak ada dari mereka yang berusaha menyelesaikan aksi tersebut, keduanya tampak nyaman-nyaman saja dengan posisi mereka yang sepeti itu.
Akan tetapi, Gusion berhasil menemukan satu fakta tentang Lesley. Dia hanya gadis rapuh yang mencoba kuat. Pikirnya menarik kesimpulan.
Gusion melihat ada begitu banyak luka yang terlukis di mata Lesley, namun di saat yang bersaman ada sebuah ketulusan yang sangat murni. Entahlah. Ia hanya mengira-ngira. Lagipula ia tidak mau bersikap sok cenayang.
$$$$$
TETAP VOTE AND COMMENT LAH 🌟💬
MYS MASIH OGENG UP DATE DOUBLE SOALNYA MASIH BANYAK YANG SIDER. 😧😧
SEE YOU ALL 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
GusLey
FanfictionDON'T COPY + PASTE MY STORY !!! CERITA INI HANYA AKU PUBLISH DI WATTPAD. JIKA MENEMUKAN CERITA SEPERTI INI DI PLATFORM MANAPUN, MAKA ITU PLAGIAT. A Wattpad Fanfiction By Mystery Alegrian Start : 29 Mei 2018 Finish : on going Achieved : #1 gusion #...